Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sama Persis



Sama Persis

0Aiden yang sedang berada di samping Anya bisa melihat wajah istrinya semakin memucat. Ia langsung mengambil ponsel yang dipegang oleh Anya dan menyingkirkannya. "Jangan khawatir, aku sudah menyuruh seseorang untuk menyelidikinya."     

"Apa yang mereka selidiki?" tanya Anya.     

"Bagaimana informasi pendaftaranmu bisa bocor ke internet. Jangan pedulikan komentar-komentar orang lain," kata Aiden.     

"Aku ingin bertemu dengan ayahku. Ayah yang menemukan formula parfum ibuku. Selama ia mengakui bahwa ia yang menjual resepnya pada Imel, ia bisa membuktikan bahwa Imel yang mencuri parfum ibuku," kata Anya dengan tenang.     

"Apakah perlu aku temani?" tanya Aiden dengan cemas.     

"Tidak usah, aku bisa melakukannya sendiri," kata Anya.     

"Aku akan menyuruh pengawalku untuk menemanimu. Dan aku akan meminta sesuatu padanya. Kamu bisa menggunakannya di saat-saat yang diperlukan," kata Aiden.     

Anya setuju. Ia tahu di mana rumah sakit tempat ayahnya berada. Terakhir kali, ia pergi mengunjungi ayahnya untuk mengirimkan uang hasil penjualan rumah ibunya.     

Setelah Anya membayar semua hutangnya pada Aiden, ia meminta bantuan Aiden untuk menuliskan cek dan membagi rata hasil penjualan rumah Keluarga Tedjasukmana pada Deny.     

Ketika Anya mengunjungi Deny dengan cek itu, Mona juga sedang berada di kamar Deny. Luka yang ia alami sebelumnya tidak ringan. Ia sampai harus menggunakan kursi roda.     

Saat Anya datang, ia terus memandanginya dengan penuh kebencian.     

Deny tidak ingin menerima cek pemberian Anya, tetapi Mona menerima cek tersebut. Anya tidak peduli siapa yang menerimanya. Yang penting, ia sudah memberikan cek itu pada Deny.     

Ia pikir, kalau ia sudah memberikan setengah dari rumah Keluarga Tedjasukmana, ayahnya pasti mau memberitahunya mengenai resep parfum ibunya.     

Jam dua siang hari, Anya masuk ke dalam kamar Deny. Tidak disangka-sangka, Raka dan Natali juga sedang berada di sana.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Natali langsung terlihat seperti kucing liar dengan semua bulu yang berdiri. Ia bertanya pada Anya dengan marah.     

"Aku datang untuk mengunjungi ayah," Anya sedikit mengangguk pada Raka dan meletakkan bunga yang ia bawa di meja samping tempat tidur ayahnya.     

Melihat Anya datang, mata Deny terlihat sedikit berbinar. "Anya, aku dengar ibumu sudah bangun."     

"Ya, ibu baru saja pulang bersamaku." Anya menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur. Kemudian, ia melihat Deny yang sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit. Deny terlihat jauh lebih kurus dibandingkan minggu lalu.     

"Ibumu sudah bekerja keras seumur hidupnya. Kamu harus berbakti padanya," kata Deny dengan suara lemah.     

"Ibuku mencintaiku dan tentu saja aku akan berbakti padanya. Sedangkan kamu sangat mencintai Natali, tetapi mengapa aku tidak melihat Natali mendonorkan ginjalnya padamu?" tanya Anya dengan sengaja.     

Natali yang mendengar pertanyaan itu langsung merasa marah. "Ayah yang terlalu mencintaiku sehingga takut tubuhku tidak akan kuat. Ia tidak membiarkanku untuk mendonorkan ginjalku."     

"Kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku. Kamu hanya sengaja ingin melihat penyakit ayah semakin memburuk. Ingatlah, kalau tidak ada ayah, kamu bukan apa-apa. Kamu hanya bisa bermimpi untuk menikah dengan Keluarga Mahendra," cibir Anya.     

"Dalam dua minggu, aku akan mengadakan pesta pertunangan dengan Raka. Tinggal menunggu waktu dan kita akan segera menikah. Kamu tidak perlu khawatir," kata Natali dengan dingin.     

Anya merasa kata-kata Natali sangat konyol. Khawatir?     

Apakah ia khawatir pada Natali?     

Kata-kata itu membuatnya ingin tertawa.     

Sepertinya, otak Natali memang benar-benar sudah rusak.     

Tanpa Deny dan Keluarga Tedjasukmana, ia tidak akan memiliki apa-apa.     

Begitu Keluarga Tedjasukmana hancur, apakah ibu Raka akan membiarkan putranya menikah dengan Natali?     

Tentu saja tidak …     

"Kamu hanya baru akan bertunangan. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti? Lagi pula, siapa yang tahu trik apa yang kamu gunakan untuk membuat Raka tunduk padamu seperti ini …" Anya tidak menahan kata-kata pedasnya pada Natali karena ia sudah benar-benar membenci wanita yang satu ini. Apa gunanya menahan diri dan menjaga perasaan seseorang seperti Natali?     

Dan sekarang, Natali tidak mau meninggalkan kamar tersebut. Kalau Natali tidak pergi, ia tidak akan bisa bertanya pada Deny mengenai resep parfum ibunya.     

"Apa yang kamu katakan? Raka dan aku saling mencintai satu sama lain," teriak Natali.     

Anya menoleh dan menatap Raka dengan satu alis terangkat, "Apakah benar kamu mencintainya?"     

"Anya …" teriak Natali dengan marah.     

"Kalian adalah saudara, tetapi mengapa kalian langsung bertengkar begitu bertemu!" Deny sudah tidak bisa menahan diri melihat pertengkaran kedua putrinya dan langsung berteriak untuk menghentikan mereka.     

"Anya, kamu bicaralah dengan Paman Deny. Aku dan Natali akan pergi dulu," Raka melihat bahwa Anya sengaja membuat Natali marah. Ia juga sudah tahu bahwa semua orang sedang menghina Anya di internet.     

Ia menebak bahwa tujuan Anya datang ke sini mungkin ada hubungannya dengan hal tersebut. Itu sebabnya ia menawarkan diri untuk membawa Natali keluar dari kamar tersebut.     

"Ia tidak diterima di tempat ini!" Natali tidak mau pergi.     

Anya hanya menatap Natali sambil tersenyum manis. "Apakah rumah sakit ini milik keluargamu? Kalau kamu ingin aku pergi, apakah aku harus pergi? Ayah bukan milikmu sendiri. Kamu sudah mendapatkan kasih sayang ayah selama bertahun-tahun. Tetapi ketika ia membutuhkanmu, aku tidak bisa melihat bahwa kamu adalah anak yang berbakti …"     

"Aku sudah bilang, ayah yang tidak membiarkan aku mendonorkan ginjalku. Aku tidak menolak! Setelah aku menikah dan memiliki anak, aku pasti akan mendonorkan ginjalku pada ayah!" Natali masih punya hati. Ia tidak peduli pada Anya yang bukan saudara kandungnya, tetapi ia masih menyayangi ayahnya. Terutama karena ayahnya sangat mencintai dirinya dan memanjakannya …     

Tetapi hari yang dikatakan oleh Natali masih sangat jauh. Ia masih harus menikah dan memiliki anak. Ia hanya bersedia untuk mendonorkan ginjalnya setelah semua keinginannya tercapai.     

Melihat kondisi Deny saat ini, Anya merasa Deny tidak akan bisa bertahan …     

"Anya, jangan salahkan Natali. Ayah yang tidak membiarkan Natali mendonorkan ginjalnya. Natali masih muda dan belum menikah. Nanti, ia masih harus memiliki anak. Tidak bagus kalau ia mendonorkan ginjalnya padaku. Lagi pula aku sudah tua. Aku bisa bertahan dengan cara lain," kata Deny.     

Anya tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana pun juga, ini adalah masalah pribadi Keluarga Tedjasukmana. Setelah ia tahu bahwa ia bukan putri Deny, ia tidak mau ikut campur lagi dalam masalah Keluarga Tedjasukmana.     

Hari ini, ia hanya ingin menanyakan formula parfum ibunya …     

"Kalau kamu bisa bertahan dari dialisis dan tidak mau putri kesayanganmu mendonorkan ginjalnya, mengapa kamu menyuruh seseorang untuk menculikku dan mengambil ginjalku secara paksa? Kamu tidak ingin merusak tubuh putri kesayanganmu, tetapi kalau aku tidak apa-apa? Ayah, hatimu sangat kejam. Aku rasa bukan hanya ginjalmu yang sudah rusak, tetapi hatimu juga," kata Anya dengan tajam.     

Walaupun tidak ada bukti langsung bahwa Mona yang menyuruh seseorang untuk menculiknya, Anya yakin betul bahwa semua ini adalah perbuatan Mona.     

Mona tidak mau putri kesayangannya mendonorkan ginjalnya, sama halnya dengan Deny. Sehingga mereka berdua melakukan hal ini.     

Sayangnya, mereka tidak tahu bahwa Anya bukanlah putri Deny. Tes yang mereka lakukan gagal dan Natali tidak bisa kabur dari takdirnya.     

"Anya, jangan membenci ayah. Anggaplah bahwa ini adalah hukuman untuk ayah," kata Deny dengan penuh penyesalan. Kemudian, ia menoleh pada Natali. "Natali, pergilah ke tempat ibumu."'     

Natali hanya mendengus. Meski ia enggan, akhirnya ia berbalik dan pergi.     

Hanya ada dua orang yang tersisa di dalam ruangan itu, Anya dan Deny. Deny bertanya sambil tersenyum. "Apakah ada yang ingin kamu tanyakan?"     

"Parfum baru yang Amore keluarkan kemarin sama persis dengan resep parfum ibuku yang kamu temukan. Sama persis …" kata Anya dengan suara dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.