Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kesalahpahaman Selama Bertahun-tahun



Kesalahpahaman Selama Bertahun-tahun

0"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjual taman itu? Aiden sangat baik kepadamu. Tetapi mengapa kamu terus mengulur waktu dan menyulitkan Aiden?"     

"Kontraknya sudah ditandatangani dan taman itu sudah bukan milik kita lagi bu, tetapi kondisinya saat ini masih sama seperti semula. Aiden meminta agar taman itu tetap pada kondisinya agar kamu bisa melihat taman itu untuk terakhir kalinya. Setelah itu, konstruksinya baru akan dimulai," kata Anya.     

Diana sangat tersentuh saat mendengarnya. Ia menoleh ke arah Aiden dan berkata dengan suara tercekat. "Aiden, terima kasih sudah mempertimbangkan perasaanku. Kalau begitu, besok pagi aku akan melihatnya agar kamu bisa langsung menjalankan proyekmu. Tidak usah mengkhawatirkan aku setelah ini."     

Aiden hanya mengangguk mendengarnya.     

Hal terbaik dalam hidup Anya adalah ia memiliki ibu yang begitu mencintainya.     

Selain itu, ia juga memiliki suami yang pengertian. Aiden selalu menyayanginya, mempercayainya dan memanjakannya.     

Aiden lebih memilih untuk mengalami sedikit kerugian dibanding mempercepat konstruksi itu. Ia bersikeras ingin untuk mempertahankan taman itu hingga Diana bisa keluar dari rumah sakit agar bisa melihat taman itu untuk terakhir kalinya.     

Walaupun Diana merasa enggan untuk memberikan taman itu, pada akhirnya, ia juga memutuskan untuk menjualnya.     

Anya sudah menikah dan menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya. Ketika melihat putrinya dan Aiden memiliki hubungan yang sangat baik, Diana merelakan taman miliknya itu.     

Kalau ia menolak untuk menjual tamannya, konstruksi di daerah tersebut akan tetap dilaksanakan. Pada akhirnya, tempat itu juga akan dipenuhi dengan polusi dan sampah hasil pembangunan yang akan mempengaruhi lingkungan dan taman. Semua tanaman dan bunga-bunga di tempat tersebut pada akhirnya juga akan terpengaruh.     

Keputusan yang terbaik adalah untuk pindah.     

Putrinya tidak akan mendapatkan masalah dan Keluarga Atmajaya juga tidak akan menyulitkannya. Mengapa tidak?     

Selama Anya bisa hidup dengan bahagia, Diana rela menyerahkan apa saja.     

"Aiden, kamu tidak akan menyalahkanku kan? Sebelumnya, aku menolak untuk menjual tanah itu?" saat memikirkannya, Diana tidak bisa menahan diri untuk bertanya.     

Anya juga merasa khawatir saat mendengar hal itu dan ia membantu ibunya untuk berbicara. "Ibu tidak mau menjual tanah itu karena ia mengkhawatirkan masa depanku. Perwakilan dari perusahaanmu menawarkan harga yang sangat rendah. Bukannya kami tidak mau menjualnya, tetapi dengan uang yang sedikit seperti itu, kami tidak akan bisa bertahan hidup."     

Aiden mengerutkan keningnya. Pada saat itu, kakaknya baru saja meninggal dan Ivan mengambil alih perusahaan secara sementara.     

Setelah itu, ia mengambil alih perusahaan secepat kilat dan menyadari bahwa proyek pembangunan pada daerah tersebut belum dimulai.     

Tetapi kalau memang harga yang ditawarkan sebegitu rendahnya, berarti ada yang salah dengan perusahaannya …     

"Aku tidak tahu siapa yang menghubungimu. Mungkin seseorang yang diatur oleh kakakku saat kakakku masih hidup, atau seseorang yang dikirimkan Ivan yang memimpin perusahaan secara sementara. Tetapi setelah aku mengambil alih perusahaan, aku benar-benar ingin bernegosiasi dengan tulus dan tidak mengambil keuntungan darimu. Lagi pula, hasil akhirnya sangat baik untuk kedua pihak," Aiden tidak memikirkan masalah ini lagi dan menghentikan pembicaraannya.     

Pada saat itu, ia ingin mengunjungi Diana dan membicarakan mengenai proyek ini. Tetapi ia malah diculik dan kecelakaannya terjadi.     

"Kalau ibu tidak mau menjual tanah itu, pasti ada alasannya. Aku menghormati keputusanmu. Sekarang aku hanya bisa berterima kasih karena bersedia untuk menjualnya," Aiden berbicara dengan sangat sopan, tidak ingin meninggalkan beban dan rasa bersalah di hati Diana.     

Anya menatap suaminya dengan penuh rasa syukur. "Aiden, ibuku dan aku memiliki pemikiran yang terbuka. Kami pasti bersedia untuk menjualnya pada Atmajaya Group kalau harganya masuk akal, tetapi pada saat itu, harga yang diberikan sangat rendah. Terima kasih sudah memahami kami."     

"Aku akan menjelaskan semuanya sekarang karena kita sudah menjadi keluarga. Sebelumnya, aku tidak akan keberatan kalau taman itu dibeli dengan harga yang masuk akal. Dengan itu, aku bisa mendapatkan uang untuk pengobatan dan untuk kehidupan putriku. Tetapi, rencana Atmajaya Group sebelumnya adalah dengan mengambil tanahku dan mencabuti semua bungaku dengan harga yang rendah. Uang yang diberikan itu bahkan tidak cukup bagiku untuk pergi ke dokter. Setelah itu, kami tidak akan memiliki sumber penghasilan lagi. Aku dan Anya tidak bisa bertahan hidup kalau sampai itu terjadi," saat memikirkan mengenai Atmajaya Group pada saat itu, Diana masih merasa kesal.     

Mata Aiden terlihat dalam saat ia berpikir. "Aku akan menyelidiki apa yang ibu katakan. Atmajaya Group tidak akan membiarkan orang-orang korup seperti itu menghancurkan perusahaan."     

"Itu adalah masalah perusahaanmu. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin menjelaskan mengapa dulu aku menolak tawaran dari Atmajaya Group agar kamu tidak salah paham," kata Diana.     

"Saya baru saja mengobrol sebentar dengan Nyonya Diana, tetapi saya tahu Nyonya Diana bukan orang seperti itu," Hana memotongkan daging dan membantu untuk mengisi piring Diana.     

"Maafkan aku. Ibu telah diperlakukan dengan tidak adil oleh Atmajaya Group," kata Aiden dengan merasa bersalah.     

"Aiden, aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Hari ini, aku hanya ingin menjelaskan semuanya dengan jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman. Kamu dan Anya akan bersama seumur hidup, aku tidak mau masalah ini menjadi duri di pernikahan kalian," kata Diana sambil tersenyum.     

"Nyonya jangan khawatir. Tuan Aiden sangat pengertian. Ia tidak akan salah paham pada Nyonya dan Anya. Saya akan membawakan makanan penutupnya," Hana masuk ke dalam dapur dan mengambil kue yang sudah ia buat di kulkas.     

Akhirnya, kesalahpahaman yang telah terjadi selama bertahun-tahun telah selesai hari ini.     

Karena sudah terlalu lama berbaring di tempat tidur, Diana harus menggunakan kursi roda. Hari itu, Hana membersihkan kamar tamu di lantai satu untuk Diana dan Aiden menyewa seorang perawat untuk menjaga Diana 24 jam.     

Sepanjang malam, tatapan Aiden terpaku ke wajah Anya. Anya bisa melihat ada kerinduan di dalam matanya.     

Anya merasa takut dan tidak berani menatap balik ke arah Aiden. Aiden bahkan terang-terangan memandangnya seperti itu saat makan malam! Apakah ia tidak malu kalau ibunya sampai melihatnya?     

Setelah membantu ibunya berbaring di tempat tidur, Anya berpamitan pada Diana dan naik ke kamarnya untuk menemui suaminya.     

Ia baru saja membuka pintu. Belum sempat ia merespon, Aiden sudah menekan tubuhnya di balik pintu.     

"Aiden … Jangan terburu-buru seperti ini," Anya tidak tahu harus tertawa atau menangis.     

"Aku sudah menunggu selama berhari-hari. Aku akan memberimu libur besok agar kamu bisa memuaskanku malam ini," setelah mengatakannya, Aiden bahkan tidak menunggu jawaban Anya. Ia langsung mengulum bibir Anya, tidak memberi Anya kesempatan untuk berbicara.     

Anya tidak bisa bergerak, Aiden menekan tubuhnya di balik pintu. Memang benar, pria sangatlah kuat. Dan kekuatan pria yang diliputi gairah jauh lebih luar biasa.     

Aiden mengulum bibir Anya dan tanpa sadar tangannya membelai pinggang Anya dengan lembut. Tangan besarnya menyusup masuk ke balik baju Anya dan menyentuh kulitnya.     

Anya meronta-ronta, merasa malu karena Aiden memegang bagian perut sampingnya. Bagaimana kalau Aiden melihat lemak-lemak yang tertimbun karena masakan Hana yang lezat? Anya ingin menangis.     

Namun Aiden tidak memedulikan semua itu. Ia tidak bisa menunggu lagi dan langsung menggendong Anya ke tempat tidur mereka yang besar.     

Di bawah serangan ciuman Aiden yang panas, Anya merasa wajahnya ikut memanas. Bibirnya terasa semakin meleleh dan pikirannya terasa semakin melayang.     

"Jangan mencoba untuk kabur. Kamu adalah milikku malam ini!" bisik Aiden dengan menggoda di telinga Anya.     

Anya hanya bisa membiarkan dirinya diterkam oleh suaminya. Matanya sedikit menyipit saat menatap wajah tampan Aiden sambil tersenyum. Ia mempelajari apa yang suaminya ajarkan padanya dan mengulum bibir Aiden dengan lembut. "Tidak. Kamu yang milikku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.