Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Peluncuran Produk Baru



Peluncuran Produk Baru

0"Aiden, apakah kamu sibuk di hari itu?" tanya Anya.     

"Aku akan usahakan pulang cepat di hari itu," kata Aiden.     

Anya merasa sedikit kecewa, tetapi berusaha untuk tidak menunjukkannya. "Baiklah kalau begitu. Aku akan menunggumu di rumah."     

Aiden bisa melihat ekpresi di wajah Anya tetapi ia sengaja tidak memberitahukan rencananya pada Anya.     

...     

Begitu kembali ke sekolah keesokan harinya, Anya baru tahu bahwa Yura telah dikeluarkan dari kampus. Sementara itu, teman-temannya juga mendapatkan teguran besar.     

Anya tidak menyangka bahwa dekan kampusnya akan mengeluarkan Yura, karena Yura memiliki dukungan keluarga yang cukup berada.     

Ditambah lagi, pengajuan magangnya sudah diterima oleh kampus. Hanya butuh satu hari saja!     

Anya langsung menelepon Aiden, "Pengajuan magangku sudah diterima."     

"Hmm ... Bulan depan, kamu bisa langsung bekerja di kantor," kata Aiden dengan tenang.     

"Kamu tidak terdengar terkejut seolah sudah mengetahuinya. Pemintaan magangku diterima dengan sangat cepat. Apakah kamu melakukan sesuatu? Ditambah lagi, Yura juga dikeluarkan dari sekolah. Apakah kamu terlibat?" tanya Anya.     

"Kamu ingin membelanya?" Aiden tidak menjawab pertanyaan Anya.     

"Tidak. Ia pantas mendapatkannya," kata Anya sambil tersenyum. "Kalau kamu yang melakukannya, aku ingin berterima kasih padamu. Apakah kamu tidak tahu apa yang ia lakukan padaku?"     

"Apa yang ia lakukan?" tanya Aiden.     

Ekspresi di wajah Anya membeku. Kalau Aiden tahu apa yang Yura lakukan, sepertinya Aiden tidak hanya akan mengeluarkannya dari kampus saja.     

Itu hukuman yang terlalu kecil.     

"Bukan apa-apa. Aku sudah biasa mengalami hal ini. Lagi pula, kamu sudah membalasnya untukku," kata Anya.     

"Lain kali jangan sembunyikan apa pun dariku," Aiden tidak mau menyalahkan Anya karena masalah kemarin. Ia juga tidak memberitahu Anya apa yang ia lakukan karena ia tahu Anya sebenarnya ingin menyelesaikan semua masalahnya sendiri, tanpa campur tangan suaminya.     

Tetapi masalahnya, Aiden tidak akan tinggal diam kalau tahu bahwa ada seseorang yang mencari masalah dengan istrinya.     

"Kamu tidak marah, kan?" tanya Anya.     

"Memangnya apa yang kamu lakukan sehingga takut membuatku marah?" dengus Aiden.     

Anya tidak berani menceritakan kejadian kemarin dan ingin mengatakan bahwa ia tidak melakukan apa-apa. Ia ingin menutupi apa yang ia lakukan pada Yuran kemarin.     

Ia tidak mau Aiden mengetahui sifatnya yang keras seperti kemarin hingga memukuli Yura di depan umum. Ia ingin tampak seperti istri yang lemah lembut.     

Tetapi Yura sudah keterlaluan. Anya tidak mau diam saja dan membiarkan Yura berbuat seenaknya.     

Setelah memukuli Yura kemarin, Anya jadi merasa takut. Apakah Aiden akan membencinya setelah mengetahui sifatnya yang seperti ini?     

"Aku … Aku bertengkar dengannya kemarin. Apakah kamu tidak menyukaiku lagi?" tanya Anya dengan suara lemah.     

"Apakah kamu memukulinya atau kamu yang dipukuli?" Aiden hanya peduli apakah Anya terluka atau tidak.     

"Yura menjambak rambutku dan menariknya hingga kepalaku sakit. Jadi aku memukulnya," kata Anya.     

"Kamu hanya akan terlihat bodoh kalau kamu tidak membalas perbuatannya. Lain kali, kalau ada yang mencari masalah denganmu lagi, aku akan mendukungmu untuk menghajarnya," kata Aiden.     

Anya terbatuk mendengarnya. Ini tidak seperti yang ia pikirkan.     

Rasanya tidak ada gunanya merasa takut dan khawatir. Aiden hanya peduli apakah ia terluka atau tidak. Ia tidak memedulikan orang lain.     

Ditambah lagi, Aiden mendukungnya untuk melawan balik jika ada orang yang memukulinya.     

Rasanya menyenangkan memiliki seseorang yang membelamu di saat ada masalah.     

"Apakah kejadian ini akan mempermalukanmu? Bagaimana pun juga, aku adalah istrimu," saat itu, Anya begitu marah. Tetapi sekarang setelah memikirkannya lagi, ia merasa terlalu gegabah.     

"Memang kamu bertindak gegabah. Lain kali, tidak usah pedulikan orang-orang seperti itu. Kalau ada yang mengganggumu, kamu harus segera memberitahu pengawalku. Tidak perlu melakukannya sendiri. Bagaimana kalau kamu sampai terluka?" kata Aiden sambil mengerutkan keningnya.     

Anya tertawa mendengar jawaban itu. "Kamu hanya mengkhawatirkan apakah aku terluka?"     

"Sebagai Nyonya Atmajaya, tentu saja memalukan jika bertengkar dengan orang lain. Tetapi kalau Nyonya Atmajaya dipukuli tanpa bisa melawan, bukankah itu lebih memalukan lagi?" kata Aiden.     

"Suamiku memang benar-benar perhatian dan baik hati. Aku tidak menceritakan apa pun, tetapi kamu melakukan semuanya untukku. Kamu adalah suami terbaik di dunia," kata Anya.     

"Kamu pikir dengan bermulut manis, aku akan memaafkanmu karena menyembunyikan masalah ini? Kalau keluarga Yura yang bertindak terlebih dahulu, kamu bisa dipermalukan atau dikeluarkan dari sekolah. Meski aku bisa membersihkan semua masalahnya, reputasimu sudah terlanjur hancur. Tidak peduli apa pun yang terjadi lain kali, kamu harus langsung memberitahuku. Tidak peduli apa pun yang kamu lakukan, biar aku yang menilai apakah kamu benar atau salah," kata Aiden.     

Anya berkata dengan merasa bersalah. "Lain kali aku akan memberitahumu."     

"Baguslah," Aiden tidak terus menyalahkan Anya dan memaafkan istrinya itu.     

Istri kecilnya ini masih terlalu muda dan perlu dibimbing. Ia percaya dan bergantung pada Aiden. Selain itu, ia juga peduli terhadap pendapat Aiden mengenai dirinya, sehingga ia tidak berani menceritakan keburukannya.     

Tetapi Aiden berniat untuk membuat Anya lebih percaya pada dirinya sendiri dan berani menceritakan segalanya, agar Aiden bisa menjaganya.     

…     

Waktu berlalu dengan cepat, bulan sudah berganti. Bulan Oktober tiba dan peluncuran produk baru Anya serta Imel sedang berlangsung. Bima pergi menuju ke Amore terlebih dahulu.     

Setelah mengunjungi Imel, Bima berhenti di depan Iris, tetapi ia tidak langsung masuk.     

Esther melihat kedatangan Bima dari jauh dan langsung memberitahu Anya.     

Begitu mendengar bahwa Bima datang, Anya langsung bergegas untuk turun dan menyambutnya. Meski ia tahu bahwa Bima tidak datang untuk menemuinya, tetap saja ia harus menghormati ayah mertuanya.     

Ia langsung mengambil sebotol parfum pria yang sudah terbungkus dengan rapi dan berjalan menuju ke depan pintu. Bima sudah berbalik dan berjalan untuk keluar dari mall tersebut.     

"Ayah…" Anya memanggilnya dan bergegas untuk menyusulnya.     

Mendengar panggilan tersebut, Bima berhenti dan Heru yang berada di sampingnya berbisik. "Tuan, menantu Anda."     

"Aku hanya lewat. Aku lihat bisnismu berjalan dengan lancar dan aku khawatir akan mengganggu pekerjaanmu jadi aku tidak mencarimu," kata Bima sambil tersenyum.     

Anya mendekat pada Bima dan berkata sambil tersenyum. "Ayah, ini adalah produk baru yang kami keluarkan bulan ini. Parfum non alkohol yang aku buat tidak menyebabkan alergi dan memiliki aroma yang menyegarkan. Ini untuk ayah!"     

"Aku akan menggunakannya. Kembalilah bekerja sekarang," bima menerima parfum dari Anya itu.     

Anya merasa sangat senang. Tidak tahu sejak kapan, sepertinya sikap Bima terhadapnya berubah drastis.     

"Baik, Ayah. Hati-hati di jalan!" Anya bersikeras untuk mengantar Bima hingga ke mobilnya dan baru kembali ke Iris.     

Ketika masuk ke dalam mobil, Bima sedikit menyemprotkan parfum pemberian Anya ke pergelangan tangannya.     

Aroma lemon bercampur dengan aroma padang rumput dan dan aroma citrus yang menyegarkan. Ketika disemprotkan di pergelangan tangannya, tidak ada iritasi pada kulitnya. Memang benar, parfum ini tidak mengandung alkohol.     

"Memang Nyonya Anya adalah putri Nyonya Diana. Ide parfum non alkoholnya sangat bagus," kata Her.     

Kata-kata Heru sesuai dengan yang Bima pikirkan sehingga ia tertawa. "Anya masih muda, tetapi kemampuannya luar biasa dan ia pekerja keras. Pencapaiannya suatu hari nanti tidak akan kalah dari ibunya.     

"Ya, ia memiliki hubungan yang baik dengan Tuan Aiden. Baik suami dan istri memiliki kemampuan dan penampilan yang luar biasa. Suatu hari nanti, keturunan mereka juga pasti akan luar biasa," kata Heru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.