Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Siapa yang Bisa Menghentikanmu?



Siapa yang Bisa Menghentikanmu?

0"Kalau kamu tidak berhubungan dengan Raka, apakah kamu akan berkencan dengan kakakku?" tanya Aiden dengan tiba-tiba.     

"Aku berani bersumpah aku tidak pernah berselingkuh. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Ivan. Dan belum tentu benar ia menyukaiku. Mungkin saja ia sengaja ingin membuat Keara marah?" Anya terburu-buru menjelaskan.     

"Benarkah?" Aiden tidak membawa Anya ke meja makan, melainkan menuju ke sofa.     

Anya terkejut dan hendak bangkit berdiri dari sofa. "Tentu saja. Bagaimana mungkin ia menyukaiku. Sepuluh tahun yang lalu, berapa usiaku?"     

"Beberapa orang tidak mempermasalahkan usia. Kakakku memiliki mata yang bagus," kata Aiden sambil memegang dagu Anya dengan lembut.     

Wajah Anya langsung memerah. "Aku dan Ivan sudah lama tidak bertemu. Ia tidak tahu seperti apa aku sekarang."     

Mata Aiden memicing dan ia menatap Anya sambil tersenyum. "Kamu memang tidak bertemu dengannya, tetapi ia tetap melihatmu. Kalau tidak, bagaimana ia bisa tahu bahwa Keara mirip denganmu?"     

"Itu urusannya, bukan urusanku. Aku hanya peduli padamu." Anya mengulurkan dua tangannya dan memegang tangan Aiden erat-erat. "Suamiku, aku lapar."     

Aiden hanya mencubit hidung Anya dan berkata dengan penuh sayang, "Kalau begitu makanlah."     

"Suapi aku!" kata Anya.     

"Aku akan menyuapimu," Aiden memegang wajah Anya dengan kedua tangannya dan menghujaninya dengan ciuman-ciuman yang membuatnya tidak bisa melawan.     

Anya ingin disuapi dengan makanan, bukan ciuman!     

"Lagi?" Aiden mengelus wajah Anya dan sengaja bertanya.     

"Tidak mau," Anya ingin menangis. Ia tidak mau disuapi oleh suaminya lagi.     

Aiden tertawa kecil melihatnya. Ia membawanya menuju ke meja makan dan memberikan sendok garpu pada Anya agar ia bisa makan sendiri.     

Aiden menatap Anya yang makan dengan lahap dengan senyum tipis di wajahnya. Melihat Anya makan dengan berantakan, ia mengambil sebuah tisu dan membersihkan makanan yang menempel di ujung bibirnya.     

"Terima kasih suamiku," kata Anya dengan manis.     

"Mona berhasil mengalihkan kecurigaan terhadap dirinya dan tanah Keluarga Tedjasukmana sudah menjadi milik Raka sekarang. Apakah ia ingin melanjutkan kerja samanya dengan Atmajaya Group atau tidak, aku tidak peduli. Tujuanku adalah untuk mendapatkan tanah di pusat komersial."     

"Apakah kamu tidak memberitahu Nico? Ia pikir ia memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan Mahendra. Ia pasti akan sangat kecewa kalau tiba-tiba saja kerjasama itu batal," kata Anya.     

Aiden hanya tertawa. "Semua itu tergantung kemampuan Nico. Kalau ia benar-benar bekerja keras dan menginginkan kerja sama ini, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membujuk Raka."     

"Tetapi sejak awal yang kamu inginkan bukan kerja sama itu, tetapi tanah di pusat komersial?" Anya langsung mengerti maksud Aiden.     

"Benar," Aiden langsung mengakuinya.     

"Apakah kamu sudah merencanakan semuanya saat Raisa datang menghampirimu dengan membawa anggur itu?" tanya Anya sekali lagi.     

Alis Aiden terangkat. Ia tidak mengelak dan langsung mengakuinya. "Benar."     

"Aiden, kamu benar-benar jahat!" kata Anya.     

"Dengan kata lain, semua ini adalah rencanamu. Kamu tahu ada sesuatu yang salah dengan anggur Raisa. Kalau kamu tidak menolak, menangkap pelayan yang memberikannya dan memaksanya untuk mengakuinya, Raisa tidak akan bisa melarikan diri. Kamu menginginkan tanah di pusat komersial, tetapi kamu sengaja menunjukkan niatmu untuk bekerja sama dengan Keluarga Mahendra. Sebenarnya, yang kamu inginkan adalah tanah itu dan kamu meminta Nico untuk menjalankan kerja sama ini agar kamu bisa mendapatkan semuanya. Apakah aku benar?"     

Aidne menatap Anya sambil tersenyum, "Rencana itu terlalu besar, tetapi pada akhirnya berjalan ke arah yang aku inginkan."     

"Kamu begitu strategis. Raka tidak akan pernah bisa menang melawanmu. Ia terlalu peduli pada perasaan. Selama ia bisa menyelamatkan adiknya, ia akan menjanjikan apa pun padamu. Ia peduli pada persahabatannya dengan Nico, sehingga ia akan menyetujui kerja sama kedua perusahaan kalau Nico terus mendesaknya. Semuanya berjalan sesuai dengan rencanamu. Bagaimana denganku? Apakah aku juga merupakan bidak di papan caturmu?" tanya Anya dengan tiba-tiba.     

"Kamu adalah wanita yang aku cintai, bukan bidak catur," Aiden sedikit mengerutkan keningnya dan memegang tangan Anya dengan lembut saat mengatakannya.     

Anya berpikir, kalau saja ia melakukan sesuatu yang membuat Aiden murka, mungkin ia benar-benar akan mati!     

"Kalau kamu bisa mengetahui semuanya, mengapa kamu tidak bisa mencari tahu mengenai penculikanmu? Ditambah lagi, seseorang berusaha untuk melukaimu dengan mencampurkan bahan berbahaya dalam obatmu. Mengapa kamu tidak bisa menemukan orangnya?" tanya Anya.     

"Bukannya aku tidak bisa menemukannya. Tetapi seseorang sengaja menghentikanku, agar aku tidak bisa melakukan apa pun," mata Aiden terlihat semakin gelap.     

"Siapa yang bisa menghentikanmu …" tiba-tiba sebuah nama muncul di benak Anya. Siapa lagi yang bisa menghentikan Aiden kalau bukan Bima.     

Pasti Imel yang meminta Bima untuk menghentikan Aiden. Meski Bima tidak ingin melakukannya untuk Imel, tetap saja ia harus memikirkan putranya, Ivan.     

Oleh karena itu, ketika Imel memaksa ingin menikah dengan Bima, Bima sengaja mengumumkannya di hadapan semua orang, membuat Aiden dan Nico menentangnya dengan keras.     

Bima tidak akan mau menikahi Imel, wanita yang sengaja melukai putranya sendiri. Bagaimana mungkin ia membiarkan wanita semacam itu menginjakkan kakinya di rumah Keluarga Atmajaya?     

Dan Bima mentoleransi semua ini demi Ivan. Bagaimana pun juga, hidup Ivan di dalam Keluarga Atmajaya tidak mulus.     

Sebagai seorang ayah, tidak mudah untuk melakukan semua ini. Bima telah kehilangan putra sulungnya. Sekarang hanya Ivan dan Aiden yang ia miliki. Ia tidak akan mau melihat kedua putranya saling bertengkar satu sama lain.     

"Ayahku ingin melindunginya. Sekarang, Ivan kembali ke rumah dan Imel menjadi semakin berani," mata Aiden memancarkan kilau yang dingin.     

"Ayahmu tidak akan membiarkan Imel melukaimu. Ivan juga tidak akan membiarkan ibunya melakukan itu," hibur Anya.     

"Ayahku selalu merasa bahwa berutang pada Ivan. Tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa ia juga berhutang padaku." Aiden memegang sendoknya dan mengambilkan daging ke piring Anya. "Makanlah yang banyak."     

"Harris bilang bahwa Heru dan Imel dulunya adalah teman sekelas. Aku rasa, hubungan mereka tidak sesederhana itu," Anya memakan daging pemberian Aiden dan rasanya sangat enak.     

"Heru menyukai Imel. Ia yang memperkenalkan Imel pada ayahku," kata Aiden.     

"Apa? Kalau ia memang menyukai Imel, mengapa ia memperkenalkan Imel pada pria lain?" Anya merasa bingung.     

Aiden hanya tersenyum sinis mendengarnya, "Imel begitu ambisius. Mana mungkin ia mau menikah dengan Heru?"     

"Ya benar. Imel adalah wanita yang ambisius. Sekarang ia memiliki formula milik ibuku dan ingin menggunakannya. Saat peluncuran produk, aku akan menghancurkan semua impiannya. Ayahmu bisa menghentikanmu, tetapi ia tidak bisa menghalangiku untuk menghancurkan Imel," mata Anya memancarkan kebencian.     

"Jangan lupa bahwa Ivan tiba-tiba saja pulang. Aku tidak bisa menebak apa yang ia rencanakan. Mungkin ia membantu ibunya?" Aiden tidak seoptimis Anya.     

Bibir Anya mengerucut mendengarnya. "Meski Imel mengubah formula itu, parfumku akan tetap mengalahkannya."'     

"Aku yakin kamu menang," Aiden sudah siap untuk mengadakan marketing besar-besaran. Di awal bulan Oktober, mall milik perusahaan Atmajaya akan mengadakan cara, yaitu kissing contest.     

Semua orang yang ikut serta akan mendapatkan voucher dari Iris. Selain hadiah uang, tiga pemenang utama juga akan mendapatkan parfum terbaru dari Iris.     

"Aiden, apakah kamu sibuk di hari itu?" Anya menatap Aiden dengan penuh semangat, berharap Aiden bisa datang ke Iris untuk mendukung peluncuran produk barunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.