Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Jangan Menyakitinya



Jangan Menyakitinya

0"Anya, apakah kamu benar-benar sudah melupakan semuanya? Apakah kamu masih ingat apa yang kamu katakan saat kamu masih kecil ketika kamu lelah berjalan dan memintaku untuk menggendongmu?" kata Ivan sambil tersenyum.     

Wajah Anya sedikit canggung mendengar pertanyaan itu.     

Anya adalah putri kesayangan ibunya dan ibunya begitu memanjakannya. Saat kecil, ia juga seperti gadis pada umumnya yang manja dan centil.     

Pada saat itu, ibunya dan Imel adalah partner. Mereka adalah sahabat baik, membangun Amore bersama-sama.     

Ketika mereka bekerja, Ivan lah yang menemaninya. Sejak kecil, ia menyayangi Ivan seperti kakaknya sendiri. Ia bilang bahwa ia ingin menikah dengan Ivan ketika ia dewasa nanti.     

Anya pernah berkata, "Kak Ivan, aku akan menikah denganmu nanti ketika aku besar karena kamu yang terbaik untukku."     

Anya pernah berkata, "Kak Ivan, ibu begitu sibuk hingga hanya kamu yang bisa menemaniku. Aku ingin cepat besar dan menjadi istrimu agar aku tidak pernah kesepian."     

Anya tidak menyangka bahwa celotehannya saat masih kecil itu dianggap serius oleh Ivan. Ivan benar-benar menunggunya dewasa.     

Ketika ia sudah dewasa, Anya malah berkata bahwa ia sudah melupakan semua masa lalunya.     

Sekarang, ia adalah menantu Keluarga Atmajaya. Tetapi ia bukan menikah dengan Ivan, melainkan dengan Aiden.     

"Ingatanku tidak terlalu baik. Banyak hal yang sudah aku lupakan,     

kata Anya sambil tersenyum tipis.     

Ivan menatap ke arah Anya dengan tatapan yang mendalam. Setelah Anya dan ibunya keluar dari rumah ayahnya, diam-diam Ivan selalu memperhatikannya.     

Ivan tidak memberitahu bahwa ia menunggu di depan gerbang sekolah saat Anya masih SMP, untuk menunggunya menyelesaikan ujian nasional. Melihat senyum tenang di wajah Anya, Ivan tahu bahwa Anya menyelesaikan ujian itu dengan mudah.     

Setelah itu, Anya diterima di SMA terbaik di kota tersebut. Ivan juga merasa senang meski ia harus menyaksikan semua ini dari jauh.     

Saat SMA, bahkan Anya mendapatkan peringkat terbaik di seluruh kota. Setelah itu, ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di jurusan Kimia dengan peringkat tertinggi.     

Ivan memperhatikannya setiap saat, berharap ia bisa melindungi Anya meski harus secara diam-diam.     

Satu-satunya hal yang ia sesali dalam hidupnya, saat ia tidak memperhatikan Anya ketika Anya berhubungan dengan Raka.     

Saat itu, ia patah hati dan menyendiri sehingga akhirnya menggunakan Keara sebagai pengganti Anya.     

Ivan memberikan semua perasaan yang tersembunyi di hatinya untuk Anya kepada Keara. Matanya penuh dengan cinta dan ia berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Keara, sebagai ganti karena ia tidak bisa memiliki Anya.     

Akhirnya Keara perlahan tertarik padanya karena merasa Ivan sangat mencintainya, tidak seperti Aiden. Setelah itu, Keara memutuskan untuk meninggalkan Aiden. Namun, ia sama sekali tidak sadar bahwa Ivan hanya menganggapnya sebagai pengganti Anya.     

Sampai Raka tiba-tiba saja pergi ke luar negeri, akhirnya Ivan tahu apa yang terjadi pada Anya.     

Ivan benar-benar menyesal ia tidak bisa menemani Anya di saat ia membutuhkan bantuan.     

Ia merasa ia tidak pantas untuk Anya dan berpikir bahwa Raka bisa memberikan kebahagiaan untuk Anya. Tetapi Ivan tidak menyangka bahwa mereka akan berpisah.     

Anya tidak akan pernah tahu seberapa besar cinta Ivan padanya. Dan meski itu menyakitkan untuk Ivan, ia tidak berniat untuk memberitahu Anya.     

Kalau Anya bilang bahwa ia memiliki ingatan yang buruk dan sudah melupakan semuanya, maka lebih baik mereka melupakannya!     

"Lupakan saja. Mengingat begitu banyak hal bisa membuatmu lelah," kata Ivan sambil tersenyum.     

Kemudian Anya berkata, "Aiden tidak bisa datang, jadi ia menyuruhku untuk mengunjungimu. Beristirahatlah, Kak. Aku harap kamu cepat sembuh."     

"Anya, tidak perlu terlalu sopan seperti itu," Ivan mengerutkan keningnya.     

"Kita adalah orang asing. Sudah sepuluh tahun lebih kita tidak bertemu. Banyak hal yang sudah berubah. Aku bukan gadis kecil dan kamu bukan lagi remaja seperti dulu."     

Anya menertawai dirinya sendiri. "Dari dulu, aku selalu ingin kamu menderita. Tetapi setelah menginjak usia yang sama denganmu, aku sudah tidak tahu apa yang aku inginkan."     

"Aku tahu kamu tidak akan mempercayai apa yang aku katakan. Anya, aku harap kamu bisa bahagia. Kalau ada yang bisa aku lakukan, aku akan ..."     

"Tuan, bolehkah saya masuk?" saat itu, suara ketukan pintu terdengar.     

Ekspresi di wajah Ivan langsung menjadi dingin. Ia menoleh pada Anya dan berkata dengan suara pelan. "Asisten Heru datang."     

Anya terdiam mendengarnya. Bukankah asisten Heru adalah orang yang sedang diselidiki oleh Harris?     

"Kalau begitu, kalian bicaralah. Aku akan pulang," Anya bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu.     

"Anya, kamu ke sini bersama siapa? Aku akan menyuruh seseorang mengantarmu," tanya Ivan dengan perhatian.     

"Pengawal Aiden yang mengantarku," kata Anya dengan tenang, kemudian ia membuka pintu kamar Ivan.     

Heru melihat Anya dan tertegun sejenak. Ia langsung menyapanya dengan sopan. "Nyonya, Anda juga mengunjungi Tuan Ivan."     

"Hmm ... Aku sudah mau pulang. Silahkan masuk, Asisten Heru," Anya keluar dari ruangan itu dan membiarkan Heru masuk.     

Heru menatap Ivan yang berada di tempat tidur rumah sakit dan berkata, "Saya akan mengantarkan Nyonya ke lift terlebih dahulu."     

"Tidak usah. Aku bisa pergi sendiri," Anya menatap pengawalnya dan pengawalnya itu langsung menghampirinya.     

"Saya akan mengantar Anda," Heru bersikeras.     

Anya menatap Heru dengan bingung. Tetapi ketika melihat ia bersikeras untuk mengantarnya, Anya merasa bahwa ada sesuatu yang ingin Heru katakan sehingga akhirnya ia setuju.     

Berjalan menuju lift, Heru menatap pengawal Aiden dan berkata dengan suara pelan pada Anya, "Nyonya, bisakah saya berbicara berdua dengan Anda?"     

Pemikiran Anya terbukti. Ia langsung berkata pada pengawal Aiden. "Tunggu aku di sini. Aku akan berbicara dengan Asisten Heru sebentar."     

Pengawal tersebut mengangguk tetapi tidak pergi jauh. Ia berdiri di tempat ia bisa melihat Anya dan Heru, agar Heru tidak bisa melakukan apa pun pada Nyonya-nya.     

Heru mengajak Anya berdiri di depan sebuah jendela. Melihat tidak ada orang di sekelilingnya, ia bertanya. "Apa yang Anda lakukan di rumah sakit?"     

"Asisten Heru, apa maksudmu? Memangnya mengapa aku tidak boleh mengunjungi kakak iparku?" tanya Anya sambil memandang Heru.     

"Anda sudah tahu sendiri bagaimana Tuan memperlakukan Anda. Apakah Anda tidak sadar bahwa Tuan menyukai Anda?" tanya Heru.     

"Tuan siapa? Aiden?" Anya berpura-pura bodoh.     

Ia sebenarnya tahu apa yang dimaksud Heru karena ia mendengarkan perdebatan antara Ivan dan Keara sebelumnya.     

Selama sepuluh tahun terakhir, mereka tidak pernah berkomunikasi sama sekali. Tetapi Ivan masih mengingat semua yang pernah Anya katakan sejak kecil.     

Anya merasa tersentuh dengan cinta Ivan, tetapi ia lebih merasa terkejut.     

"Selama lebih dari sepuluh tahun, meski Tuan Ivan tidak muncul di hadapan Anda, sebenarnya ia telah membantu Anda secara diam-diam," kata Heru.     

"Ketika Anda masih SMA, ada teman sekelas Anda yang menyukai Anda dan diam-diam selalu mengikuti Anda. Tuan Ivan selalu mengantar Anda pulang setiap hari secara diam-diam karena takut sesuatu terjadi. Ketika anak laki-laki itu ingin mengganggu Anda, Tuan Ivan lah yang menghajarnya."     

"Ketika Anda kuliah dan mengikuti sebuah kompetisi. Meski hanya mendapatkan juara dua, Anda juga mendapatkan hadiah uang. Itu karena Tuan Ivan tidak mau memberikan uang itu secara langsung kepada Anda, takut Anda akan menolak. Itu sebabnya ia menggunakan cara ini ..."     

Tubuh Anya menegang. Ia tidak menyangka bahwa selama ini Ivan ternyata memperhatikannya.     

"Mengapa kamu memberitahuku semua ini?" sela Anya, sebelum Heru melanjutkan lagi.     

"Kalau memang Anda tidak bisa mencintai Tuan Ivan, tidak apa-apa. Tetapi tolong jangan menyakitinya," kata Heru dengan tegas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.