Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Memutuskan Hubungan



Memutuskan Hubungan

0"Apakah aku harus diam saja dan berpura-pura tidak tahu? Hari ini ibuku masih bisa selamat. Tetapi kalau ada sesuatu yang terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab?" Anya menangis dengan pahit.     

Ia benar-benar takut saat melihat kamar ibunya kosong. Ia kira, ibunya telah pergi meninggalkannya selamanya.     

Untung saja ibunya masih bisa diselamatkan. Kalau sampai ada sesuatu yang terjadi …     

"Maafkan kami! Semua ini kelalaian dari rumah sakit. Kami hanya bisa meminta maaf pada Anda," kepala rumah sakit itu memimpin semua bawahannya untuk membungkuk di hadapan Anya lagi.     

Anya menatap orang-orang di hadapannya dan merasa orang-orang ini tidak meminta maaf secara tulus kepadanya. Mereka hanya memaksa Anya untuk menerima kenyataan yang sudah tidak bisa diubah dan menyadarkan Anya bahwa tidak ada cara lain yang bisa Anya lakukan selain memaafkan mereka …     

"Siapa pun yang ingin mengunjungi Nyonya Diana harus mendapatkan ijin dari perwakilannya. Saat Nyonya Diana sakit, semua keputusan ada di tangan wakilnya. Semua keinginannya harus disampaikan kepada Anya dan hanya bisa dilaksanakan dengan seijin Anya," kata Aiden.     

"Baik. Kami akan mengingatnya," kata kepala rumah sakit tersebut.     

"Anya, kondisi ibumu sudah stabil. Kamu tidak bisa mengganti dokter dan perawat yang bertanggung jawab pada ibumu. Bagaimana pun juga, selama ini mereka telah merawatnya dengan baik," kata Aiden dengan suara pelan.     

Ketika mendengar hal ini, ekspresi di wajah Anya sedikit membeku. Anya memahami apa maksud suaminya.     

Ia tahu bagaimana sifat Aiden. Tetapi hari ini, Aiden menahan diri untuk tidak menghukum semua petugas rumah sakit. Semuanya demi ibunya…     

Meski Anya berada di rumah sakit pagi ini, kalau Diana ingin bertemu dengan Indah dan Keara, Anya sendiri tidak akan bisa menghentikan ibunya.     

Para dokter dan perawat rumah sakit telah bekerja keras untuk merawat ibunya. Tidak ada yang tahu bahwa hal ini akan terjadi.     

Anya tahu ia tidak akan bisa memindahkan ibunya ke rumah sakit lain atau mengganti dokter dan perawatnya pada saat-saat seperti ini.     

Akhirnya, ia berusaha untuk menenangkan dirinya …     

"Sejak ibuku dirawat di rumah sakit, kalian sudah merawat ibuku dengan baik hingga ia bisa bangun. Aku percaya kalian semua juga sama senangnya denganku saat melihatnya bangun," kata Anya dengan sedikit lebih tenang. "Masalah hari ini, memang kalian semua lalai. Untung saja ibuku baik-baik saja. Tetapi aku harap kalian tidak melakukan kesalahan lagi. Jangan biarkan orang luar mengganggu istirahat ibuku."     

"Kami akan berusaha keras untuk merawat Nyonya Diana. Kondisinya sangat stabil saat ini. Saya yakin ibu Anda akan segera bangun kembali," hibur kepala rumah sakit itu.     

Anya mengangguk. "Terima kasih sudah merawat ibuku."     

Melihat Anya sudah memaafkan mereka, kepala rumah sakit itu merasa sedikit lebih lega dan sedikit tersentuh. Biasanya, orang kaya sangat susah untuk dihadapi. Ia benar-benar takut akan kehilangan jabatannya karena kejadian ini.     

Untung saja, Anya adalah wanita baik. Ia menghargai kerja keras mereka merawat Diana selama ini. "Terima kasih, Nona. Ini sudah menjadi tugas kami."     

"Kalau sudah tidak ada urusan lagi. Kalian bisa pergi," setelah itu, Aiden memerintahkan semua orang untuk pergi.     

Aiden menemani Anya dan tinggal di rumah sakit hingga jam dua siang. Begitu Diana bisa kembali ke kamarnya, baru Aiden kembali ke kantor.     

Para perawat rumah sakit sangat berhati-hati dalam merawat Diana. Setelah kembali ke kamarnya, mereka membantu Diana untuk menyeka wajah, tangan dan kakinya, serta memberikan obat untuk luka di wajahnya.     

"Pagi ini, saya membantu Nyonya Diana untuk menyisir rambutnya. Ketika melihat cermin, ia baru menyadari bahwa bekas luka di wajahnya telah memudar. Ia sangat senang," kata perawat tersebut.     

Anya mengangguk dan melihat ibunya yang kembali tertidur. "Sejak muda, ibuku sangat cantik. Setelah mengalami kecelakaan yang menghancurkan wajahnya, ia jarang melihat cermin."     

"Bekas luka di wajah Nyonya Diana memang memudar, tetapi sepertinya obatnya sudah tidak memberi efek lagi. Bagaimana kalau mencoba obat lain?" saran perawat tersebut.     

"Katakan padaku kalau obatnya sudah habis," Anya sudah memikirkan sebuah ide. Ia ingin membuat minyak oles untuk menghilangkan bekas luka. Karena wajah ibunya terluka, ia sudah mempelajarinya demi ibunya.     

Beberapa orang memiliki wajah yang cantik, tetapi hatinya buruk rupa.     

Dan beberapa orang, hanya karena wajahnya yang buruk, semua orang menganggap mereka sebagai orang jahat.     

Anya benar-benar ingin membantu orang-orang seperti itu …     

Sekitar pukul lima sore, Aiden kembali ke rumah sakit untuk menjemput Anya.     

Anya sudah jauh lebih tenang. Saat menunggu di lift bersama dengan Aiden, Anya bertanya, "Ibuku kembali koma. Bisakah kamu tanyakan pada pengacaramu, apakah ada cara agar aku bisa mewakilkan ibuku untuk menjual rumah?"     

"Katakan saja padaku apa yang ingin kamu lakukan. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengurusnya," kata Aiden.     

Anya menggigit bibirnya dan berkata, "Aku ingin mengurus masalah taman secepat mungkin. Aku berniat menjual kedua rumah ibuku."     

"Kamu ingin memutuskan hubungan antara ibumu dan Paman Galih, serta ayahmu, agar kalian tidak perlu berhubungan lagi?" Aiden langsung memahami rencana Anya.     

"Iya. Alasan ibuku mau bertemu dengan Bibi Indah dan Keara karena Paman Galih yang membayar taman milik ibu. Itu sebabnya ia merasa sungkan dan harus menemui istri serta putrinya. Ia hampir saja kehilangan nyawanya dan aku tidak mau mengambil resiko lagi," kata Anya dengan mata memerah.     

"Aku akan menyuruh pengacaraku mengurusnya secepat mungkin," kata Aiden.     

"Setelah nenekku meninggal, aku hanya memiliki ibuku. Selama ibuku baik-baik saja, aku tidak memedulikan yang lainnya. Aku bisa menjual kedua rumahku. Dan seharusnya aku bisa memberikan tamanku padamu, tetapi …"     

"Urusan bisnis dan pribadi harus dipisahkan. Meski kamu adalah istriku, kamu banyak membantu Atmajaya Group dengan menjual tanah itu. Lagi pula, kamu juga membutuhkan uang untuk membayar Paman Galih," sela Aiden.     

"Terima kasih sudah mengerti," mata Anya terasa panas. Rasanya air matanya ingin tumpah.     

Aiden menundukkan kepalanya dan mengecup pipi Anya dengan lembut. Ia berusaha untuk menghiburnya dan berkata, "Jangan menangis. Hatiku juga sakit melihatmu sedih seperti ini."     

"Aiden …" Anya ingin menahan diri. Tetapi ketika Aiden menghiburnya, pertahanan dirinya seolah runtuh dan air matanya malah mengalir deras.     

Aiden memeluk tubuh Anya dengan erat. Melihat istrinya menangis, hatinya terasa ikut hancur.     

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki Bibi Indah," katanya.     

Anya mengangkat kepalanya. Matanya terlihat seperti berkabut. "Bibi Indah terlihat seperti orang baik. Mengapa ia malah melakukan ini kepada pasien yang baru saja sembuh dari serangan jantung?"     

"Begitu ibumu bangun, Paman Galih langsung datang untuk mengunjunginya. Sebagai seorang istri dan wanita, ia juga khawatir saat melihat suaminya selalu perhatian pada wanita yang dulu pernah dicintainya. Bibi Indah memang orang yang baik dan mungkin saja tidak mengatakan apa pun yang bisa memicu emosi ibumu, tetapi bukan berarti Keara tidak akan melakukannya."     

"Aku sudah menyuruh Harris untuk menyelidikinya. Ibumu adalah orang yang kuat. Sebenarnya apa yang bisa membuatnya terkejut hingga seperti ini …" kata Aiden sambil menggandeng Anya menuju ke dalam lift.     

Anya juga merasa bingung. "Aku juga ingin tahu apa yang sebenarnya mereka bicarakan …"     

Ayah dan ibunya bertengkar di ruangan yang sama, tetapi ibunya baik-baik saja. Sementara itu, karena kedatangan Indah dan Keara dalam waktu singkat saja, ibunya kembali jatuh koma.     

Ini benar-benar aneh. Apa yang sebenarnya mereka katakan?     

"Apakah mereka akan menyuntikkan sesuatu pada ibuku? Atau memberinya obat?" tanya Anya secara tiba-tiba.     

Aiden menggelengkan kepalanya. "Bibi Indah adalah wanita yang lembut dan suka beramal. Ia sering pergi ke panti asuhan dan melakukan bakti sosial. Ia adalah wanita yang perhatian sehingga ia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu dan tidak akan membiarkan Keara melakukannya. Ditambah lagi, ada banyak perawat yang lalu lalang di depan pintu. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya."     

"Apakah mereka menceritakan mengenai masa lalumu dengan Keara? Atau mereka menuduhku sebagai orang ketiga yang merebutmu dari Natali? Ibuku sangat peduli padaku dan satu-satunya hal yang bisa membuatnya emosi pasti berhubungan denganku," kata Anya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.