Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Aiden adalah Milikku!



Aiden adalah Milikku!

0"Keara, Aiden juga manusia. Cinta bukanlah sesuatu yang bisa kamu putuskan sebelah pihak. Kamu memang ingin bersama dengannya, tetapi ia sudah memiliki Anya. Tidak peduli kamu menyukainya atau tidak, hubungan kalian sudah lama berakhir. Hanya dengan melupakan masa lalu, kamu bisa melangkah ke masa depan," Galih berusaha untuk menasihati putrinya.     

Alis Indah yang sedikit berkerut saat ia berkata sambil tersenyum. "Keara, putri ibu yang cantik. Kamu begitu sempurna. Kamu pintar, kamu cantik dan kamu bisa mendapatkan apa pun di dunia ini. Kalau pun bukan Aiden jodohmu, kamu akan bertemu dengan pria yang benar-benar mencintaimu!"     

Keara hanya menertawakan dirinya saat mendengar kata-kata ibunya. "Ibu, aku tidak pernah merasakan apa pun saat bersama dengan Ivan. Dengan Ivan, tidak ada getaran yang terasa di hatiku. Kalau aku tidak bisa mencintai pria yang bisa membuat jantungku berdegup kencang, lebih baik aku tidak menikah!"     

"Kalau begitu, saat Ivan kembali ke Indonesia, ayah akan meminta pertunangan kalian dibatalkan. Tetapi sebelum pertunangan ini dibatalkan, kamu tidak boleh melakukan apa pun pada Aiden!" kata Galih dengan suara dingin.     

"Ayah! Foto di internet benar-benar bukan aku!" kata Keara.     

"Ayah juga berharap itu bukan kamu. Kalau tidak, Aiden tidak akan pernah memaafkan kita," Galih bangkit berdiri dengan marah dan meninggalkan ruang keluarga mereka.     

Setelah Keara kembali ke kamarnya, ia berpikir sejenak dan kemudian memutuskan untuk menelepon Anya. Ia berusaha untuk mencari tahu apakah ada yang terjadi pada Aiden dan Anya setelah menyebarnya berita ini.     

Anya merasa sedikit heran melihat telepon dari Keara. Tetapi pada akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya.     

"Anya, aku sudah lihat foto di internet. Jangan salah paham padaku. Aku benar-benar tidak ada hubungan apa pun dengan Aiden," kata Keara.     

Keara berpura-pura bersikap baik di hadapan Anya, takut Anya akan salah paham padanya. Tetapi tindakan kecilnya ini ingin membuat Anya semakin meragukan perasaannya pada Aiden.     

"Aku tidak salah paham. Aiden sudah menjelaskan semuanya kepadaku," jawab Anya.     

"Aiden menjelaskannya padamu?" Keara tidak bisa percaya bahwa Aiden yang angkuh itu akan menjelaskan semua ini pada Keara. Mungkin Anya membohonginya …     

"Benar. Aiden juga sudah menjelaskan padaku apa yang terjadi di taman rumah Keluarga Atmajaya kemarin malam. Aku tidak akan salah paham. Keara, aku harap kamu menjauh dari suamiku, atau aku akan benar-benar marah," suara Anya menjadi semakin rendah dan dingin.     

Saat ini, Aiden sedang berdiri di koridor. Ia berniat kembali ke kamar untuk berganti baju ketika ia mendengar Anya sedang berbicara dengan Keara.     

Ia tidak bisa menahan kegembiraan di hatinya. Senyum tersungging di wajahnya saat mendengar apa yang Anya katakan!     

Ia benar-benar cinta mati pada istri kecilnya ini!     

"Aku sudah mengenal Aiden selama lima tahun. Ketika dulu aku berhubungan dengannya, kamu bahkan masih belum mengenalnya. Apakah kamu akan menghalangiku untuk berteman dengannya?" Keara mengatakannya dengan sinis, tidak mengindahkan preingatan dari Anya untuk menjauhi suaminya.     

"Kalian memang sempat berhubungan, tetapi itu sudah masa lalu. Aku tidak akan memikirkan masa lalu kalian dan berusaha untuk menerimanya. Tetapi sekarang Aiden adalah suamiku. Dan ingat, kamu juga sudah bertunangan. Tolong jangan mempermalukan dirimu sendiri. Skandal yang tersebar di internet ini sebenarnya sangat mudah untuk diselesaikan. Kalau aku menyebarkan foto buku nikahku dengan Aiden, bagaimana kamu akan menjelaskan semuanya? Apakah kamu mau disebut sebagai perebut suami orang, wanita murahan yang menggoda calon iparnya sendiri?" kata Anya sambil tersenyum dengan sinis. Anya mengatakannya dengan suara yang dingin, tanpa perasaan sama sekali. Ia tidak peduli Keara mau sakit hati atau pun memusuhinya. Ia hanya ingin wanita ini jauh-jauh dari suaminya.     

Walaupun di hadapan Aiden ia adalah istri kecil yang manja dan lemah lembut, ia juga bisa menjadi singa yang ganas untuk melindungi semua miliknya.     

Di hadapan Keluarga Tedjasukmana atau pun Keara, Anya tidak akan memperlihatkan sisi lemahnya.     

"Hah! Aku tidak menyangka ternyata kamu seperti ini. Tidak heran Aiden menyukaimu. Sepertinya aku terlalu meremehkanmu. Tunggu saja sampai aku mendapatkan Aiden kembali," Keara menjawabnya dengan nada yang sama sinisnya. Ia tidak lagi berpura-pura sopan di hadapan Anya.     

"Aiden adalah milikku. Tidak ada satu pun yang bisa mengambilnya. Kamu tidak akan pernah bisa mengambil apa yang bukan milikmu," Anya menutup teleponnya, tidak mau melanjutkan pembicaraan ini dengan Keara.     

Ia sudah cukup tahu dan cukup mendengar wanita itu …     

Setelah meletakkan ponselnya, Anya baru menyadari bahwa Aiden sedang berdiri di ambang pintu.     

Sudah berapa lama Aiden berdiri di sana?     

"Apa … Apakah kamu mendengarnya?" tidak seperti Anya yang galak sebelumnya, sekarang Anya kembali menjadi kelinci kecil di hadapan Aiden.     

"Di hadapanku kamu terlihat begitu penurut. Ternyata kamu juga bisa galak!" Aiden menggodanya.     

Wajah Anya langsung memerah. "Wanita itu mau merebut suamiku. Mengapa aku harus berbicara dengan sopan kepadanya?"     

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan mengenai skandal di internet?" tanya Aiden dengan sengaja.     

"Restoran kelas atas pasti memiliki CCTV. Jika tidak ada yang mengambil foto kita, kita bisa meminta rekaman CCTV dari restoran untuk membuktikan bahwa kita makan malam bertiga. Keara yang pulang lebih dulu dan kita makan malam berdua. Tidak ada namanya cinta lama bersemi kembali," cibir Anya.     

"Mengapa kamu masih mengasihaninya?" tanya Aiden.     

Seperti kata Anya, masalah ini bisa diselesaikan dengan mudah. Hanya dengan menunjukkan buku nikah mereka. Dengan itu, semua orang akan langsung menganggap Keara sebagai wanita penggoda.     

"Kalau aku tidak mengasihaninya, sebagai tunangan Ivan, ia juga akan mencemarkan nama baik Keluarga Atmajaya. Reputasi keluargamu juga akan tercoreng," kata Anya.     

"Jadi, kamu melakukan semuanya untuk keluargaku?" Aiden tertawa saat menatap Anya.     

"Bukan untuk keluargamu, tetapi untukmu. Karena Atmajaya adalah namamu," jawab Anya sambil memandang Aiden dengan lembut.     

Jawaban Anya membuat hati Aiden sedikit luluh. "Hmm … Terserah kamu saja," katanya sambil mengelus kepala Anya. Setelah itu, Aiden mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.     

Anya menunggu dengan sabar hingga Aiden selesai menelepon sebelum bertanya kepadanya. "Apakah kamu benar-benar ingin mengakuisisi usaha Keluarga Pratama?"     

"Apakah kamu pikir menghilangnya Nadine benar-benar tidak ada hubungannya dengan Keara?" tanya Aiden dengan suara pelan.     

"Jadi, maksudmu, Keara tahu sebenarnya di mana Nadine, tetapi ia sengaja menyembunyikannya?"     

"Kalau Nadine sudah meninggal, Keara pasti akan memberitahu kita. Tetapi kalau ia menyembunyikannya, berarti Nadine masih hidup, tetapi ia tidak bisa kembali. Tidak tahu apakah ada yang berusaha menghalanginya, atau Nadine terluka. Mungkin saja ia kehilangan ingatannya dan tidak ingat rumahnya," kata Aiden.     

Bagaimana bisa Aiden mendapatkan semua petunjuk ini hanya dari pesta ulang tahun Bima?     

Jika Nadine memang benar masih hidup seperti perkiraan Aiden, di mana dia sekarang? Mengapa Keara tidak memberitahu Keluarga Atmajaya mengenai keberadaan Nadine?     

Anya berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Keara menolak untuk memberitahu di mana Nadine berada. Mungkin ia bukan tidak mau mengatakannya, tetapi tidak berani. Mungkin ia telah melakukan sesuatu yang buruk pada Nadine?"     

"Di ambang hidup dan mati, semua orang akan menjadi egois. Aku tahu Nadine adalah anak yang baik. Untuk melarikan diri, mungkin Keara melakukan sesuatu yang mencelakai Nadine, sehingga ia tidak berani memberitahu di mana Nadine berada sekarang. Saat ini, semua petunjuk yang ia berikan sama sekali tidak berguna. Kita tidak akan bisa menemukan Nadine," bibir Aiden menyunggingkan senyum sinis. "Apakah ia benar-benar berpikir bahwa aku tidak bisa melakukan apa pun padanya?"     

"Dasar perusahaan Keluarga Pratama sangat kuat. Mereka sudah berdiri sejak lama dan tidak mudah untuk diambil alih. Kalau ayahmu berusaha untuk menghentikanmu, kamu akan mengalami kerugian besar," Anya tidak mau Aiden mengalami kerugian dan membuat hubungannya dengan Keluarga Pratama menjadi berantakan.     

"Aku melakukan ini untuk menekan Keara, tetapi juga untuk pengembangan Atmajaya Group di masa depan!" Aiden melakukan semuanya setelah merencanakannya dengan matang-matang. Tidak mungkin ia melakukan hal sebesar ini dengan gegabah, tanpa memikirkannya dengan seksama.     

Anya memahami suaminya. Aiden sudah merencanakan hal ini dan yakin bahwa ia bisa mendapatkan perusahaan Keluarga Pratama.     

Tetapi Anya juga merasa khawatir jika ada kejadian yang tidak terduga. Bagaimana kalau rencana Aiden gagal?     

"Kalau gagal, apa yang akan terjadi padamu?" tanya Anya dengan khawatir.     

Salah satu alis Aiden terangkat. "Tidak ada kemungkinan untuk gagal. Kalau memang ada, sepertinya itu berasal dari kamu …��     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.