Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kata-Kata Cinta



Kata-Kata Cinta

0"Aku tidak bodoh. Aku tidak akan memintamu untuk mengampuni mereka." Walaupun Anya bersyukur karena Galih selalu membantu ibunya selama ini, Keara terang-terangan ingin merebut suaminya. Selain itu, ia juga berusaha untuk menyembunyikan keberadaan Nadine.     

Ini bukan masalah sepele …     

Pikirkan bagaimana perasaan Maria, harus kehilangan putrinya. Maria sudah begitu tulus membesarkan putri yang bukan darah dagingnya, putri hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita lain. Tetapi ia tetap menganggap Nadine sebagai putrinya sendiri.     

Nadine adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Maria kembali bahagia. Tetapi hingga sekarang, ia masih belum bisa ditemukan.     

Dari menghilnagnya Nadine, Maria tidak bisa lagi memegang kuas lukisnya. Ia telah menjadi seorang pelukis yang tidak bisa melukis lagi.     

Beberapa luka memang bisa sembuh dengan seiring berjalannya waktu. Tetapi luka semacam ini akan selalu membekas di hatinya.     

Setelah memahami niat Aiden, Anya tidak akan memohon untuk Keluarga Pratama. Ia akan mendukung Aiden untuk memaksa Keara mengatakan yang sebenarnya dan mencari tahu di mana Nadine berada secepat mungkin.     

"Anya, apakah kamu masih mau menyerahkan posisimu sebagai Nyonya Atmajaya?" Aiden memegang dagu Anya dan memandangnya lekat-lekat.     

"Tidak akan ada yang bisa merebut tempat ini dariku. Kamu adalah milikku," Anya melemparkan tubuhnya ke pelukan Aiden sambil tersenyum. Tangannya memeluk pinggang Aiden erat-erat. "Aiden, maafkan aku. Tidak seharusnya aku meragukanmu."     

"Apakah kamu pikir semua ini bisa diselesaikan dengan kata maaf?" kata Aiden dengan dingin.     

Anya berjinjit, ingin mencium bibir Aiden agar suaminya itu memaafkannya. Tetapi Aiden malah sengaja mengangkat kepalanya agar Anya tidak bisa mencapainya.     

"Suamiku, maafkan aku!" kata Anya dengan manja.     

"Coba jelaskan. Apa kesalahanmu?" ketika Aiden mengatakan hal ini, Anya hanya bisa cemberut.     

Ia sudah mengakui kesalahannya. Mengapa Aiden tidak mau memaafkannya?     

"Kamu sudah pernah bilang bahwa kita harus lebih sering berkomunikasi satu sama lain. Kalau ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku, lebih baik aku menanyakannya langsung kepadamu. Kamu juga bilang bahwa apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga belum tentu benar. Aku harus belajar untuk mempercayai hatiku. Tetapi aku masih dibutakan oleh apa yang aku lihat sehingga tidak mempercayaimu. Aiden, aku benar-benar minta maaf. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu mempercayaimu. Meski semua orang di dunia ini mengkhianatiku, kamu adalah satu-satunya orang yang selalu setia kepadaku," jawab Anya dengan mata yang jernih. Matanya menunjukkan keluguan seorang gadis yang benar-benar menaruh seluruh kepercayaannya.     

Mendengar hal itu, Aiden tersenyum. "Aku memang marah kamu tidak mempercayaiku, tetapi aku juga senang mendengar perasaanmu yang sebenarnya. Kamu bisa tertipu karena kamu benar-benar mencintaiku. Aku merasa lega mengetahui bahwa kamu mencintaiku."     

"Benarkah?" tanya Anya sambil mengangkat kepalanya, menatap Aiden.     

"Hmm …" Aiden mengangguk. Tangannya memegang pipi Anya dan mencium bibir istrinya dengan lembut.     

Pipi Anya menjadi merona. Semua ini adalah kesalahannya. Ia telah tertipu dengan semua rencana busuk Keara sehingga ia bertengkar dengan Aiden.     

Ia bersyukur Aiden adalah suaminya. Aiden benar-benar pengertian padanya.     

Ia selalu memahami apa yang Anya pikirkan dan mau mempercayainya. Meski ada kesalahpahaman di dalam rumah tangga mereka, Aiden membimbingnya perlahan agar bahtera rumah tangga mereka menjadi semakin kuat.     

Dari kemarin malam hingga saat ini, hati Anya dipenuhi dengan keraguan. Ia merasa lega akhirnya bisa menyelesaikan masalah ini sebelum tidur.     

Kalau tidak, mungkin ia tidak akan bisa tidur lagi hari ini karena banyak pikiran yang mengganjal di hatinya.     

Ketika bibir Aiden menyentuh bibirnya, Anya sudah tidak merasa mual seperti sebelumnya. Ia benar-benar mempercayai Aiden.     

Aiden adalah suaminya, miliknya satu-satunya …     

Ciuman mereka benar-benar lembut. Bibir mereka saling mengulum dengan sabar, seolah sedang menikmati waktu mereka yang panjang.     

Aiden bisa merasakan kecantikan Anya yang unik, rasa yang hanya dimiliki Anya, membuatnya mencium istrinya semakin dalam.     

Anya memeluk leher Aiden, seperti mendukungnya untuk menciumnya lebih dalam. Hingga akhirnya Anya hampir kehabisan napas, Aiden melepaskannya dengan enggan.     

"Anya, jangan pernah meninggalkan aku. Hanya kamu satu-satunya wanita yang ada di hatiku. Kamu adalah milikku …" Aiden mengungkapkan perasaannya kepada Anya, rasa kepemilikannya pada istrinya itu.     

"Apakah kamu juga milikku?" tanya Anya sambil tersenyum.     

"Aku akan memastikan bahwa kamu tidak akan pernah berpikir untuk menyerahkan posisimu sebagai Nyonya Atmajaya lagi." Ciuman Aiden kali ini mendarat di bibir Anya dengan lebih ganas.     

Anya merasa kepalanya berdengung, tidak sempat untuk berpikir lagi.     

Semakin lama Aiden menciumnya, semakin dalam pula ciumannya. Tetapi ciuman itu saja rasanya tidak cukup untuk memuaskannya.     

Ketika Anya tenggelam dalam serangan demi serangan itu, ia tidak menyadari bahwa Aiden telah membawanya ke tempat tidur. Tubuhnya sudah berbaring di atas tempat tidur, sementara Aiden berada di atasnya.     

Tangan Aiden menyentuh pinggang Anya dan memeluknya dengan erat.     

Anya langsung tersadar. Ia membuka matanya dengan kebingungan dan melihat wajah tampan Aiden tepat di hadapan matanya.     

"Aiden, jangan …" tolak Anya dengan lemah.     

Aiden tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Awalnya, ia hanya ingin menghukum Anya dengan ciuman-ciumannya. Tetapi sekarang ia sendiri yang merasa seperti dihukum!     

Ia benar-benar menginginkan istrinya!     

Anya berhenti dan nyengir. Wajahnya terlihat sangat manis saat ia berkata dengan malu. "Aku … Aku belum mandi."     

Aiden tertawa kecil. Ia memeluk tubuh Anya dan berkata, "Kita bisa mandi setelah ini."     

Setelah itu, Anya mengingatkan Aiden dengan sedikit malu. "Aku sedang dalam masa subur. Berhati-hatilah."     

"Anya, anak kita nanti akan sangat tampan dan cantik. Tidak usah khawatir. Aku akan berjaga-jaga dan memastikan bahwa kita akan memiliki anak di saat kita sudah siap," kata Aiden dengan lembut.     

Anya mengangguk. "Kamu sangat tampan. Kalau kita punya seorang anak laki-laki, ia pasti akan tampan seperti kamu."     

Aiden mengecup kening Anya dengan lembut. "Sekarang, kita nikmati waktu kita berdua saja dulu." Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil pengaman yang ia simpan di nakas sebelah tempat tidur.     

Meski sudah berulang kali bercinta dengan Aiden, Anya masih merasa malu untuk melihatnya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.     

Mereka adalah suami istri. Anya mencintai Aiden sepenuh hati dan hanya Anya satu-satunya wanita yang ada di hati Aiden.     

Tetapi mengenai masalah dewasa seperti ini, Anya tetap masih malu-malu seperti gadis kecil.     

Istri kecilnya ini masih terlalu lugu.     

Ia masih terlalu muda sehingga banyak orang berusaha untuk mempengaruhinya.     

Aiden berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan merawat Anya seumur hidupnya.     

Aiden memeluk Anya dengan erat di pelukannya. Tubuh istrinya itu terasa sangat lembut dan mungil di dadanya. Aromanya tubuhnya yang unik, aroma yang hanya diketahui oleh Aiden seorang diri.     

Ketika memeluk Anya, Aiden merasa dunianya sempurna.     

Anya mengulurkan tangannya dan memeluk leher Aiden. Ia berbisik dengan pelan di telinganya. "Apakah kamu mencintaiku?"     

"Aku tidak terbiasa mengatakannya. Tetapi aku akan selalu menunjukkannya kepadamu. Cinta bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan, tetapi diungkapkan dengan perbuatan. Hatimu dan tubuhmu yang akan memberitahumu jawabannya," Aiden menggunakan kedua tangannya untuk memegang wajah Anya dan mengulum bibirnya.     

Pipi Anya memerah. Kesadarannya menjadi semakin dan semkain buram. Ia membalas ciuman Aiden, berusaha untuk mengikuti ritme suaminya.     

Aiden membuyarkan lamunan Anya, menghentikan ciumannya. Tangannya mengelus sisi wajah Anya dengan lembut dan bertanya, "Apakah kamu bisa merasakan cintaku?"     

Anya membuka matanya dan menatap suaminya lekat-lekat. Ia bisa melihat matanya yang penuh cinta dan gairah. Mata itu hanya tertuju padanya …     

Pada saat itu, ia menyadari …     

Ia tahu betul betapa ia mencintai Aiden. Dan ia juta bisa melihat dari tindakan Aiden bahwa suaminya itu benar-benar peduli padanya.     

Mengapa ia harus memaksa Aiden untuk mengucapkan kata-kata cinta?     

Sebegitu pentingkah kata-kata 'aku mencintaimu'?     

Aiden adalah pria yang menunjukkan cintanya dengan perbuatan. Meski ia tidak pernah mengatakannya secara langsung, setiap tindakannya mencerminkan seberapa besar cintanya pada Anya.     

Apa itu belum cukup untuk membuat Anya percaya kepadanya?     

Anya benar-benar yakin sekarang bahwa Aiden mencintainya …     

Aiden mencintainya!     

"Hanya ada aku di hatimu. Aku bisa merasakannya," Anya tersenyum dengan manis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.