Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Makan Malam Biasa



Makan Malam Biasa

0"Paman, bisakah kamu mengeluarkan Raisa dari penjara terlebih dahulu?" kata Nico. Kepalanya terasa pusing mengurus masalah ini. Di satu sisi, ia adalah sahabat Raka. Tetapi di sisi lain, ia tidak bisa bertindak tanpa persetujuan pamannya.     

"Tidak bisa!" tolak Aiden. "Ingatkan pada pengacara kita, Raisa tidak boleh mendapatkan penangguhan penahanan, untuk alasan pengobatan sekali pun. Ia harus dipenjara hingga kontraknya ditandatangani."     

Wajah Nico langsung terlihat sedikit memucat. Ia berkata dengan ragu, "Paman, Raka ingin bertemu denganku malam ini untuk membahasnya. Selama proses pembahasan kerja sama, bisakah kita membiarkan Raisa tinggal di rumah sakit? Raisa benar-benar akan menggila di dalam sel penjara."     

"Proses persetujuan kerja samanya hanya membutuhkan waktu tiga hingga lima hari kalau kamu bisa melaksanakannya dengan cepat. Begitu Raisa mendapatkan penangguhan penahanan, kerja sama ini akan berakhir," kata Aiden dengan tenang. "Tidak peduli apa pun yang Raka katakan, jangan kasihan padanya. Kalau kamu takut menyinggung sahabatmu, jadikan aku sebagai penjahatnya."     

"Baiklah. Aku akan bilang kamu tidak setuju," Aiden merasa lega setelah mengetahui pamannya mau menanggung semuanya.     

"Bagaimana pembicaraanmu dengan Andre?" tanya Aiden.     

"Paman Andre adalah orang yang sangat cermat. Walaupun ia tidak memiliki pencapaian apa pun sebelumnya, tidak ada yang salah juga dengan cara kerjanya. Aku banyak berbicara dengannya. Ia menawarkan untuk membantuku, tetapi perusahaannya …" Nico ingin melanjutkan, tetapi ia berhenti.     

"Setelah kerja samanya berlangsung, berikan proyek kecil untuk perusahaannya. Kemudian, naikkan harganya dan jual perusahaannya. Dengan begitu, ia bisa bekerja dengan lebih tenang di sampingmu. Ia harus menjual perusahaannya jika ia menginginkan bantuan dari kita," kata Aiden dengan dingin.     

Nico tidak bisa menahan dirinya untuk berkata, "Paman, Paman Andre tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi kamu mengusirnya dari perusahaan. Bukankah kejam jika kamu memintanya untuk kembali dan membantuku dengan syarat ia harus menjual perusahaannya?"     

"Kalau saja ia bisa melakukan sesuatu untuk Atmajaya Group, tentu saja aku tidak akan memecatnya. Ia sudah lama berada di perusahaan ini, tetapi ia tidak mengerjakan apa pun. Apakah tidak melakukan kesalahan sama dengan pencapaian besar kalau memang tidak ada yang ia kerjakan?"     

Kata-kata Aiden membuat Nico tidak bisa berkata-kata.     

Kemudian ia melanjutkan. "Berikan proyek kecil untuknya untuk meningkatkan harga perusahaannya. Kemudian jual perusahaannya agar ia juga bisa mendapatkan keuntungan untuk membantu keluarganya. Setelah itu, ia bisa bekerja bersamamu. Dengan uang itu, ia sudah cukup untuk membiayai hari tuanya."     

Nico mengangguk, "Paman Andre tidak memiliki anak. Ia hanya memiliki seorang putri angkat yang sedang berada di luar negeri. Ia tidak punya keturunan yang bisa membantunya atau meneruskan perusahaannya di masa depan. Tanpa bantuan kita, ia benar-benar tidak berdaya."     

Aiden mengangguk. "Untuk masalah kerja sama dengan Keluarga Mahendra, semakin cepat kerja sama itu tercapai akan semakin baik," perintah Aiden pada Nico.     

"Baik, Paman!" Nico hendak pergi setelah melaporkan semuanya pada Aiden. Tetapi sebelum pergi, ia bertanya. "Paman, apakah kamu sedang sibuk? Mengapa kamu lembur hari ini?"     

"Kalau kamu ingin ikut campur, aku …"     

"Aku tidak ingin tahu paman. Aku akan pergi!" Nico tidak menunggu jawaban Aiden dan langsung menghilang secepat kilat.     

Harris memasuki ruang kantor Aiden begitu melihat Nico melarikan diri dari ruangan itu dengan tergesa-gesa.     

"Tuan, Nona Keara datang. Ia berada di lantai bawah," kata Harris.     

"Apa yang ia lakukan di sini?" wajah Aiden terlihat tidak senang mendengarnya.     

Harris langsung mengetahuinya sekali melihat ekspresi Aiden dan berkata, "Saya akan menyuruhnya untuk pergi."     

Sebelum Harris bisa melakukannya, mata Aiden memancarkan kilat dingin. "Biarkan dia masuk."     

"Tuan, Nona Keara masih mencintai Anda. Ini bisa menyebabkan kesalahpahaman yang tidak Anda inginkan. Lebih baik jangan terlalu berhubungan dengannya," saran Harris.     

"Apakah kamu pikir Anya akan peduli?" Aiden menertawai dirinya sendiri. "Ia ingin bercerai denganku agar aku bisa menikah dengan Keara."     

Harris terdiam untuk sesaat dan langsung memahami niat Aiden. "Nyonya masih sangat muda. Ia masih tidak mengerti apa yang ia dan Anda inginkan."     

"Bukan karena ia masih muda, tetapi karena rasa cintanya padaku tidak sebesar yang ia ucapkan. Itu sebabnya ia rela memberikanku pada wanita lain," kata Aiden dengan mata yang muram. "Pesankan aku tempat di sebuah restoran yang mencolok. Aku akan makan malam dengan Keara."     

"Apakah Anda ingin memberitahu media?" tanya Harris.     

"Tidak perlu. Mereka akan tahu dengan sendirinya," kata Aiden dengan santai.     

"Baiklah, saya akan mengantar Nona Keara ke atas."     

Aiden menyandarkan tubuhnya di kursinya. Untuk membuat Anya menyadari semuanya, ia harus menggunakan strategi kecil.     

Kalau Anya tidak memahami keinginannya sendiri, Aiden akan membantunya untuk sadar. Pada saat yang bersamaan, Aiden juga ingin tahu apakah Anya benar-benar rela memberikannya pada wanita lain begitu saja.     

Keara menunggu di lantai bawah perusahaan Atmajaya Group cukup lama, tetapi ia tetap tampak elegan. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ketidaksabaran dan selalu menyunggingkan senyum.     

Ketika ia melihat Harris keluar dari lift, ia langsung menyambutnya dengan senyuman.     

"Nona, maaf membuat Anda menunggu lama. Tuan menyuruh saya untuk menjemput Anda. Silahkan lewat sini," kata Harris dengan sopan.     

"Terima kasih, Harris." Keara mengikuti Harris sambil tersenyum dan berjalan menuju ke lift bersama-sama.     

Ketika Keara berjalan menuju ke kantor presiden direktur, Aiden sedang berbicara bahasa Perancis di telepon, membahas mengenai pekerjaan. Ia tetap menelepon setelah Keara masuk sekali pun hingga sepuluh menit berlalu.     

Setelah menutup telepon, Keara langsung bangkit berdiri dari sofa dan berkata sambil tersenyum, "Aiden, maafkan aku tidak memberitahumu terlebih dahulu dan langsung datang kemari."     

"Aku masih harus bekerja," kata Aiden dengan dingin.     

"Aku ingin meminta maaf. Kemarin malam, aku terlalu banyak minum anggur sehingga kehilangan kendali atas perasaanku. Aku benar-benar minta maaf!" Keara sedikit menundukkan pandangannya, menunjukkan bahwa ia benar-benar menyesal.     

Aiden menatapnya sambil tersenyum. "Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Aku sudah melupakan semuanya. Sekarang kamu sudah di sini, bagaimana kalau kita makan malam untuk merayakan pertemuan kita kembali?"     

Keara menatap Aiden dengan gembira. "Makan malam? berdua?"     

"Aku sudah meminta Harris untuk memesan restoran. Setelah menyelesaikan pekerjaanku, kita bisa pergi," kata Aiden dengan tenang.     

Keara tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Aiden mengajaknya makan malam! Dan hanya berdua saja!     

Apakah itu artinya ia masih punya kesempatan?     

"Jangan khawatirkan aku. Aku akan menunggu sambil membaca majalah. Selesaikan saja dulu pekerjaanmu," kata Keara sambil tersenyum.     

Aiden tidak memedulikan Keara lagi dan menyibukkan dirinya.     

Sementara itu, di luar kantor Aiden, Harris mengirimkan sebuah pesan pada Nico. Itu adalah bukti pemesanan restoran yang dibuat oleh Aiden.     

Setelah melihatnya, Nico langsung membalas Harris. "Bukankah paman dan bibiku sangat romantis."     

Harris hanya membalasnya dengan satu kata. "Keara."     

Melihat jawaban Harris, Nico langsung meneleponnya. "Harris, apa maksudmu? Pamanku dan Keara akan berkencan?"     

"Nona Keara sedang menunggu di kantor, Tuan. Setelah Tuan selesai bekerja, mereka akan pergi makan malam." kata harris.     

"Apakah pamanku selingkuh?" Nico tidak bisa mempercayainya.     

"Tuan Nico, hati-hati dengan ucapan Anda. Mereka hanya makan malam biasa," kata Harris dengan serius.     

"Makan malam biasa macam apa yang bisa dilakukan dengan mantan kekasih? Apakah paman berniat untuk berselingkuh dari bibi? Aku harus memberitahu bibi segera. Aku tidak akan membiarkan paman kembali pada Keara." Setelah menutup teleponnya, Nico langsung menelepon Anya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.