Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengumumkan Pernikahan



Mengumumkan Pernikahan

0"Sudah lama aku ingin membawamu ke tempat ini. Akhirnya hari ini tercapai juga," kata Aiden.     

"Hmm ... Makanannya enak di sini. Aku belum pernah merasakan makanan seenak ini," jawab Anya dengan senang.     

"Kalau kamu suka, kamu bisa memesannya untuk makan siang."     

"Makan siang? Di tempat kerja?" tanya Anya dengan heran.     

Aiden mengangguk.     

"Tidak usah. Sepertinya terlalu berlebihan. Kalau makan makanan yang sama setiap hari, keistimewaannya akan hilang," kata Anya sambil tesrenyum. "Aku benar-benar senang malam ini."     

Aiden memegang tangan Anya dan mengangkatnya, membawa punggung tangan Anya ke bibirnya. "Aku juga."     

"Aiden, kamu tidak menyukai Keara, kan?" Akhirnya Anya tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.     

"Apakah kamu masih tidak tahu siapa yang aku sukai?" mata Aiden terpaku pada wajah Anya.     

"Siapa yang sebenarnya ada di hatimu? Bagaimana aku bisa tahu isi hatimu ..." Anya mengalihkan pandangannya. Tidak berani memandang wajah Aiden.     

Aiden hanya mengelus kepala Anya. Sedikit mengacak-ngacak rambutnya. "Apakah kamu sudah kenyang?"     

"Hmm ... Aku sangat kenyang," Anya merasa perutnya sudah terisi dengan penuh.     

"Apakah kamu ingin berkeliling dan melihat-lihat?" saran Aiden. Ia menunjuk salah satu arah di luar jendela dengan tangannya.     

Aiden ingin menunjukkan proyek baru dari Atmajaya Group. Proyek ini didesain sendiri oleh Nico. Ia membuat semacam lift yang sepenuhnya terbuat dari kaca. Konsepnya diambil dari bianglala, tetapi peletakannya di bagian eksterior mall, menggantung di bagian luar. Empat sisinya dilingkupi dengan kaca sehingga penumpangnya bisa melihat pemandangan kota dengan bebas.     

"Aku ingin melihatnya!" kata Anya dengan penuh semangat.     

"Ini didesain oleh Nico. Ia menyebutnya sebagai kota langit. Proyek ini disiapkan untuk natal tahun ini dan sekarang masih dalam masa percobaan," kata Aiden.     

"Kalau kita masuk, berarti kita pasangan pertama yang mencobanya?" mata Anya berbinar saat mengatakannya.     

Aiden hanya mengangguk sambil tertawa kecil.     

"Ayo. Aku ingin mencobanya!" Anya menggandeng tangan Aiden, terlihat seperti anak kecil petualang yang tidak sabar melihat dunia baru.     

Dengan tangan saling bergandengan, Anya dan Aiden pergi menuju ke tempat tersebut.     

Setelah melewati petugas, mereka melewati sebuah jembatan dan tiba di seberang untuk masuk ke salah satu kotak kaca.     

Anya terpana saat menginjakkan kakinya di tempat tersebut. Tidak seperti bianglala yang kecil dan hanya muat untuk dua sampai empat orang saja, tempat tersebut cukup besar.     

Selain itu, desainnya dibuat dengan modern. Lantainya dibuat dengan gaya jepang, menggunakan tatami dengan bantal-bantal untuk membuat penumpang merasa lebih nyaman.     

Mereka berdua duduk di dalam tempat tersebut. Aiden memeluk pinggang Anya dari belakang dan menghadap ke arah salah satu kaca. Mereka duduk di atas tatami sambil melihat seluruh kota.     

Di malam hari, lampu-lampu kendaraan dan lampu-lampu jalanan membuat kegelapan malam menjadi semakin cemerlang. Keindahan kota terpancar di hadapan mereka berdua.     

Rasanya seperti sedang melayang di atas langit.     

"Sangat indah ... Pemandangannya sangat berbeda dari restoran," kata Anya. Meski pemandangan di jendela restoran tadi sudah sangat indah, ini jauh lebih menakjubkan lagi!     

"Kamu hanya bisa melihat satu sisi dari restoran. Tetapi sekarang pemandangannya terlihat sangat luas," Aiden menyandarkan kepalanya di bahu Anya, mengecup lehernya sekilas. "Apakah kamu keberatan dengan adanya Keara?"     

Anya merasa lehernya geli. Ia langsung meringkuk dan mundur. "Aku tidak peduli padanya. Aku hanya peduli padamu."     

"Aku sudah bilang yang aku inginkan hanyalah kamu," bisik Aiden di telinga Anya.     

"Tetapi aku melihat kalian berdua saling berpelukan. Aku melihatmu menciumnya. Apakah kamu juga menginginkan Keara?" Anya menatap Aiden dengan senyum sedih di bibirnya.     

"Tidak. Aku hanya menginginkan kamu!" Aiden memegang wajah Anya dengan lembut dan mengecup bibirnya, tetapi sepertinya Anya masih merasa ragu.     

Aiden melepaskan Anya, suaranya terdengar sedikit dingin. "Kalau kamu tidak percaya padaku. Mengapa kamu datang mencariku?"     

"Aku tidak bilang aku mencarimu. Aku tidak tahu kamu pergi ke tempat ini," bisik Anya dengan suara lirih.     

Aiden hanya bisa melotot melihat istrinya yang keras kepala. Setelah hening yang cukup lama, akhirnya ia berkata, "Kalau kamu memang tidak percaya padaku, pulanglah saja!"     

Mata Anya tertuju pada pemandangan malam hari yang indah di luar jendela. Sayang sekali malam yang indah dan romantis ini malah dihiasi pertengkaran mereka.     

Ia tahu bahwa Aiden tidak senang hati. Tetapi ia tidak mengerti mengapa Aiden kesal kepadanya.apa sebenarnya kesalahannya?     

Di perjalanan pulang, Aiden dan Anya duduk di kursi tengah, tetapi mereka sama sekali tidak berbicara satu sama lain.     

Ponsel Aiden tiba-tiba saja berbunyi. Nama Nico muncul di layarnya. Suasana hatinya benar-benar buruk dan ia tidak ingin mengangkat telepon tersebut sehingga ia langsung menutupnya.     

Nico langsung mengganti sasarannya dan menelepon Anya.     

Begitu melihat nama Nico di layar, Anya langsung mengangkatnya.     

"Bibi, apakah kamu pergi ke tempat paman makan malam dengan Keara? Fotonya sudah menyebar di internet!" kata Nico dengan panik.     

"Ah?" Anya terdiam sejenak.     

Keara sudah pulang sejak tadi. Ia lah yang makan malam bersama dengan Aiden. Mengapa foto Aiden dan Keara bisa tersebar di internet?     

"Aku akan melihatnya terlebih dahulu!" Anya langsung membuka internet dan melihat foto Aiden bersama dengan Keara.     

"Bibi, apakah kamu bertemu dengan paman?" tanya Nico.     

"Aiden ada di sebelahku," gumam Anya.     

"Kalian bersama-sama? Lalu apa maksudnya foto di internet ini?" Nico merasa bignung.     

"Ada apa?" Aiden mengambil ponsel Anya dan berbicara pada Nico dengan dingin.     

"Paman, bagaimana kamu bisa makan dengan dua wanita pada saat yang bersamaan, di restoran yang sama?" canda Nico.     

Aiden sedang tidak ingin bercanda sehingga ia mengabaikan Nico. "Apakah seseorang memfoto aku dan Anya sedang makan malam dan mengirimkannya padamu?"     

"Tidak, foto yang tersebar di internet adalah kamu dan Keara sedang makan malam. Katanya kalian kembali bersama," Nico terus menggoda dengan senyum nakal. "Paman, apakah enak makan bertiga?"     

"Aku tidak tahu bagaimana cara membelah diriku dan aku tidak berniat makan makan bertiga," kata Aiden dengan dingin.     

Kening Nico berkerut. "Lalu apa yang terjadi?"     

"Keara pulang lebih awal. Hanya aku dan bibimu yang makan malam. Berita yang disebarkan di internet itu pasti dibuat-buat oleh seseorang. Aku ingin lihat apa yang ia rencanakan," kata Aiden sambil tersenyum. Senyumnya terlihat sedikit menyeramkan, seperti serigala yang sudah mendapatkan mangsanya.     

Wajah Anya terlihat kaku ketika mendengar pembicaraan Aiden dan Nico. Ia tidak menyangka bahwa makan malam ini akan tersebar di internet.     

Jelas sekali ia ikut datang ke sana. Bagaimana bisa foto Aiden dan Keara berduaan bisa tersebar?     

"Paman, aku rasa Keara memiliki rencana yang tidak baik," Nico terlihat sedikit khawatir. "Tujuan wanita itu tidak sulit untuk ditebak. Ia ingin menggiring opini publik, agar semua orang menganggap bahwa kalian kembali bersama."     

"Ia ingin membuat semua orang percaya bahwa aku masih mencintainya dan merebutnya dari saudaraku sendiri. Aku sudah bisa melihat trik murahan seperti ini," cibir Aiden. "Kalau ada foto aku sedang makan malam bersama dengannya di internet, berarti fotoku dan Anya juga akan menyebar."     

"Paman, apakah maksudmu ..." Nico langsung menjawab, "Apakah kamu ingin mengumumkan pernikahan kalian?"     

Aiden menoleh dan menatap Anya. Anya yang ingin menyembunyikan pernikahan mereka.     

Tetapi setelah datang ke pesta ulang tahun Bima, Anya tidak bisa terus bersembunyi. Ia sudah dikenal oleh semua orang sebagai kekasih Aiden Atmajaya.     

Apakah ia bersedia untuk mengumumkan pernikahan mereka pada saat seperti ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.