Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Mengerti



Tidak Mengerti

0Anya benar-benar ingin membelah kepalanya menjadi dua, merasa frustasi karena ia masih tidak mengerti di mana letak kesalahannya.     

Ia sudah bersedia untuk mundur agar Aiden bisa kembali bersama dengan wanita yang dicintainya. Mengapa sekarang Aiden malah menyalahkannya? Bukankah seharusnya Aiden merasa senang karena ia tidak mengganggunya?     

Keberadaannya hanya akan menghalangi cinta Aiden dan Keara.     

Anya benar-benar mencintai Aiden. Ia mempercayainya sepenuh hati. Kalau saja memungkinkan, ia ingin hidup bahagia selamanya bersama dengan Aiden.     

Tetapi kalau ada wanita lain di hati Aiden, apa gunanya ia berada di sisi Aiden. Ia hanya akan membuat hatinya sakit dan juga menghalangi cinta Aiden.     

Bukankah itu sama saja dengan menjadi wanita ketiga? Ia mengganggu hubungan Aiden dan Keara.     

Apa bedanya dirinya dengan Mona yang mengganggu hubungan ayahnya dan ibunya dulu? Ia paling membenci wanita seperti itu …     

Dari pada membuat semua orang menderita, lebih baik membiarkan Aiden bahagia. Ia bisa menanggung semuanya seorang diri.     

Tetapi mengapa Aiden malah membahas mengenai Raka? Raka memang belum resmi bertunangan dengan Natali, tetapi apa hubungannya itu dengan Anya?     

Ia sama sekali tidak peduli …     

Anya tiba-tiba menyadari bahwa Aiden telah salah paham padanya. Ia pasti berpikir bahwa ia ingin merelakan Aiden dengan Keara karena ia ingin kembali bersama dengan Raka.     

Saat memikirkan hal ini, Anya langsung menelepon Aiden. "Apakah kamu pikir aku ingin berpisah darimu karena Raka?"     

"Bukankah memang begitu?" kata Aiden dengan suara dingin.     

"Tidak, Aiden. Aku tidak berniat untuk kembali bersama dengan Raka. Aku tidak sepertimu yang berniat untuk kembali ke cinta lama," kata Anya dengan marah. "Kamu mencintai Keara dan ia masih tidak mau melepaskanmu. Kalau kalian berdua ingin kembali bersama, katakan saja. Aku bisa pergi dari kehidupan kalian. Tetapi aku tidak mau kamu berbohong padaku."     

"Kebohongan apa yang aku katakan padamu?" Aiden benar-benar merasa marah hingga suara tawa yang mengerikan terdengar dari mulutnya.     

"Kamu bilang bahwa hanya aku yang kamu inginkan. Tetapi sebaliknya, kamu malah mencium Keara di belakangku. Kalau kamu ingin melihat aku dan Keara bersaing untuk mendapatkanmu, aku rasa kamu akan kecewa. Aku tidak mampu bersaing dengannya," kata Anya dengan kaku.     

"Anya, kamu bilang kamu mencintaiku. Tetapi kamu sama sekali tidak berniat untuk memperjuangkanku di saat seperti ini. Cintamu hanya sedangkal itu. Kalau kamu memang ingin membantuku, aku juga akan membantumu. Aku akan memberimu waktu sepuluh hari. Kalau kamu masih ingin bercerai denganku, kita akan bercerai," Aiden menutup teleponnya dengan dingin.     

Anya menatap layar ponselnya yang mati dan tiba-tiba merasa hatinya kosong.     

Sepuluh hari …     

Apakah mereka akan bercerai dalam sepuluh hari?     

Sepuluh hari lagi, ia akan bercerai dengan Aiden dan Aiden akan menjadi milik Keara. Hatinya terasa sangat sakit saat memikirkannya!     

Tanpa sadar, tangan Anya terangkat dan memegang dadanya dengan erat. Memikirkan mengenai perceraian dan tidak bisa bertemu dengan Aiden lagi membuat rasa sakit di dadanya semakin meningkat. Tangannya mencengkeram dadanya semakin erat.     

Dalam beberapa hari, ia akan kembali kuliah. Kalau Aiden memang mau bercerai dengannya, ia tidak perlu magang di Atmajaya Group.     

Pikiran Anya menjadi semakin dan semakin kacau. Ia berusaha untuk menata pikirannya dengan perlahan, tetapi ia masih tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia benar-benar ingin memukul kepalanya keras-keras.     

Aiden mengatakan bahwa Anya tidak mengerti apa yang sebenarnya Aiden inginkan. Itu semua karena Aiden menyembunyikan semuanya dari Anya.     

Apa yang sebenarnya Anya tahu mengenai Aiden?     

Anya hanyalah murid miskin yang bahkan belum lulus kuliah. Bagaimana ia bisa menebak apa yang ada di pikiran Aiden?     

Apa yang sebenarnya Aiden inginkan?     

Mungkin ia harus bertanya pada Nico dan meminta bantuan darinya? Tetapi saat memikirkan bahwa Nico juga seorang Atmajaya, Nico pasti akan melaporkan semuanya pada Aiden.     

Setelah pulang ke rumah, Anya segera mengambil kunci rumah lamanya dan mengajak Hana untuk pergi bersama dengannya.     

Hana mengajak beberapa pelayan untuk membantu Anya sambil membawa beberapa alat untuk bersih-bersih.     

Setelah tiba di rumah lama Anya, Hana melihat rumah lama Anya untuk pertama kalinya. Ia memperhatikan sekelilingnya dan menyadari bahwa tempat ini tidak cukup aman tetapi sangat strategis.     

"Anya, bagaimana kalau taman di rumah ini dihilangkan dan dijadikan lantai cor-coran. Taman tidak ada gunanya di tempat ini. Lantai cor-coran bisa digunakan untuk tempat parkir atau penyimpanan barang atau mungkin berjualan. Dengan begitu, kamu bisa menyewakannya pada penjual di sekitar tempat ini," saran Hana     

"Benar juga." Anya langsung setuju.     

Sebelum makan siang, taman di rumah itu sudah dibersihkan dan siap untuk dicor!     

Setelah makan siang, Hana menemani Anya untuk mencari makelar. Makelar tersebut langsung mengatakan bahwa baru saja ada seseorang yang ingin menyewa rumah di daerah sana.     

Makelar tersebut langsung mengatur janjian mereka. Calon penyewa tersebut biasanya berpergian menggunakan sepeda untuk menjual sayur-sayuran di daerah tersebut. Anya juga mengenal paman tersebut.     

"Anya, kamu berniat untuk menyewakan rumahmu?" tanya paman penjual sayur tersebut.     

"Ibuku masih sakit dan aku tidak bisa menjual rumah ini. Aku berencana untuk menyewakannya untuk mencari tambahan uang. Ketika ibuku sudah pulih, ia akan menjual rumahnya. Jadi, aku tidak bisa menandatangani kontrak yang panjang," kata Anya.     

"Aku akan menyewanya satu tahun terlebih dahulu. Kalau ibumu bangun, kita bisa membicarakan mengenai pembeliannya. Lokasi rumahmu sangat strategis. Keluargaku bisa menjual sayur di rumah untuk penduduk sekitar," kata paman penjual sayur itu dengan semangat.     

"Paman ingin membeli rumah ibuku?" tanya Anya.     

"Selama bertahun-tahun, aku sudah menabung untuk membeli rumah. Begitu aku menemukan rumah yang tepat, tentu saja aku menginginkannya. Hari ini adalah sebuah kebetulan yang sangat luar biasa!" katanya.     

"Baiklah kalau begitu." Anya mengangguk dan langsung menyetujuinya.     

Setelah mengetahui bahwa ada seseorang yang ingin menyewa dan membeli rumahnya, Anya merasa lega. Kalau Aiden ingin menceraikannya, setidaknya ia sudah memiliki uang untuk membayar semua hutangnya.     

Setelah itu, Anya mampir terlebih dahulu ke tamannya sebelum pulang ke rumah.     

Begitu tiba di rumah, Anya langsung mengurung dirinya di dalam ruang parfum. Ia sama sekali tidak keluar dari ruangan tersebut.     

Hana merasa sedikit khawatir saat melihat kondisi Anya hari ini. Anya terlihat murung dan lebih pendiam dari biasanya. Selain itu, Anya sama sekali tidak keluar dari ruang parfumnya begitu pulang, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.     

Ia melaporkan semua yang Anya lakukan pada Aiden sambil menambahkan, "Tuan, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran istri Anda."     

"Hmm … Aku akan lembur hari ini dan tidak kembali untuk makan malam," kata Aiden dengan suara pelan.     

"Apakah perlu saya kirimkan makanan ke kantor, Tuan?" tanya Hana dengan khawatir. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Aiden dan Anya?     

Pada saat yang bersamaan, Nico mengetuk pintu kantornya dan berjalan masuk. Ketika melihat Aiden sedang memegang ponselnya, Nico masuk tanpa mengeluarkan suara.     

"Tidak, aku akan makan dengan Nico," kata Aiden sebelum menutup teleponnya.     

"Malam ini aku akan bertemu dengan Raka dan membahas mengenai kerja sama kita. Aku tidak bisa menemani paman makan malam," kata Nico. Ia sedang sibuk sekarang.     

"Siapa yang ingin makan denganmu," Aiden mendengus. "Bagaimana pembahasanmu dengan Raka?"     

"Semuanya berjalan dengan lancar. Setelah ini kita akan menandatangani perjanjiannya. Mereka benar-benar mengkhawatirkan mengenai Raisa. Raisa bahkan mengancam untuk bunuh diri," kata Nico. Kepalanya terasa sakit memikirkan hal ini. "Paman, bisakah kamu mengeluarkan Raisa dari penjara terlebih dahulu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.