Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menyewakan Rumah



Menyewakan Rumah

0Alis Aiden terangkat saat menatap Anya. "Kamu berniat menjual rumah ini?"     

"Memang benar kenangan masa kecilku tersimpan di dalam rumah ini, tetapi aku tidak punya uang untuk membayar semua biaya rumah ini dengan kondisiku sekarang. Aku juga tidak bisa menjualnya karena nama ibuku yang tertera di suratnya," Anya menghela napas panjang.     

"Kamu bisa membersihkannya dan menyewakannya. Di rumah kita, ada banyak furnitur lama yang tidak digunakan. Kamu bisa memindahkannya ke tempat ini," kata Aiden.     

Ia tidak memberitahu pada Anya bahwa selama Diana masih tidak sadar, sebagai satu-satunya keluarga Diana, ia bisa menjadi wakilnya. Kalau Anya mengurus semuanya di pengadilan, ia bisa saja menjadi wakil Diana dan menjual rumah ini tanpa harus menunggu Diana bangun sekali pun.     

Ketika bercerai dari Deny, Diana hanya memiliki satu putri yaitu Anya. Ia tidak memiliki keluarga lain. Hanya Anya satu-satunya yang bisa menjadi wakil Diana sehingga ia juga memiliki hak untuk mengatur semua harta Diana.     

Tetapi Aiden tidak mau Anya mengetahui hal ini. Kalau Anya tahu bahwa ia sebenarnya bisa mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat, Aiden takut ia akan kehilangan Anya.     

Anya sangat tertarik dengan saran Aiden untuk menyewakan rumah ibunya. Ia bertanya dengan hati-hati. "Apakah harga furniture yang tidak terpakai di rumah sangat mahal?"     

"Aku akan memberimu diskon setengah harga dari harga aslinya dan memperbolehkanmu untuk mencicilnya. Lagi pula, furniture itu juga tidak digunakan. Kamu bisa membayarnya dari hasil sewa setiap bulannya," kata Aiden.     

Anya merasa sedikit lega mendengarnya. Ia akan merasa tidak enak hati jika Aiden tidak memberikan harga dan membiarkannya mengambil barang-barang itu secara cuma-cuma. Bahkan mungkin Anya akan menolaknya.     

Kalau ia menerimanya, bukankah Aiden akan semakin memandang rendah dirinya?     

"Berapa biaya untuk menyewa rumah seperti ini satu bulannya?" tanya Anya.     

"Tempat ini cukup dekat dengan kota dan ukurannya juga cukup besar untuk keluarga. Kira-kira …" Aiden memandang area di sekelilingnya untuk sejenak dan melanjutkan. "Mungkin kamu bisa memberi harga 60 juta per bulan."     

Anya terkejut mendengarnya. Memang benar rumah ibunya itu bukan rumah yang kecil. Tetapi ia tidak bisa membayangkan akan menerima uang 60 juta tiap bulannya. Kalau ada orang yang menyewa selama satu tahun, maka ia akan mendapatkan uang sebesar 720 juta!     

"Aku akan membeli furniturnya!" kata Anya sambil tersenyum.     

Aiden memeluk istrinya dengan sayang, "Baiklah. Kalau begitu aku akan menghadiahkan interior desainer untuk mengatur semua isi rumah ibumu."     

Anya merasa sangat senang mendengarnya. Aiden tidak hanya membantunya untuk mendapatkan kembali rumah ibunya, tetapi juga membantunya untuk membangunnya kembali dan menyewakannya. Ia memiliki cara lain untuk mendapatkan uang!     

Sekarang, satu-satunya yang harus ia pikirkan adalah bagaimana menjadi orang yang mau menyewa rumah ini.     

"Setelah rumahnya siap, Harris akan membantumu menghubungi makelar untuk menyewakan rumah ini. Makelar itu yang akan bernegosiasi harga dengan calon penyewa. Kamu hanya perlu datang pada saat tanda tangan kontrak untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar putri ibumu," kata Aiden.     

"Terima kasih, Aiden. Aku menantikannya!" kata Anya dengan senang.     

"Baiklah, Nona kecil." Katanya sambil mencubit hidung Anya. "Apakah kamu juga ingin membersihkan rumah kecilmu dan menyewakannya?" Aiden merasa sayang jika harus menelantarkan rumah itu begitu saja.     

"Aku sudah menggadaikan rumah itu padamu. Apakah aku bisa menyewakannya?" tanya Anya dengan bingung.     

"Aku tidak membutuhkan rumah itu. Kamu bisa membuangnya jika kamu mau," kata Aiden dengan santai.     

"Kembalilah ke kantor. Aku akan pulang," setelah mendengar kata-kata Aiden, ia benar-benar ingin langsung pulang ke rumah kecilnya dan membersihkannya. Ia tidak bisa menunggu lebih lama.     

Aiden hanya terkekeh. "Kalau kamu mau pergi ke rumah itu, jangan lupa untuk mengajak Bu Hana bersamamu. Tempat itu tidak aman."     

Aiden membuka pintu mobil dan melindungi kepala Anya agar tidak terbentur bagian atas mobil saat membiarkannya untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.     

Begitu masuk ke dalam mobil, Anya menatap Aiden dengan wajah terkejut. "Bagaimana kamu bisa tahu aku akan pergi ke rumah itu dan membersihkannya?"     

"Bagaimana mungkin aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu?" Aiden mengelus kepala Anya, merasa rasa cintanya pada istri kecilnya ini semakin membesar.     

Anya sangat lugu. Bersama dengan Anya, Aiden merasa bebas dan tidak ada beban. Ia merasa benar-benar tenang dan santai, bisa melupakan semua permasalahan yang memenuhi dunianya.     

Ia ingin Anya berkembang, memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri.     

Tetapi ia juga berharap Anya tidak kehilangan keluguannya seperti ini. Meski Anya tidak bisa melindungi dirinya sendiri, Aiden bisa melindungi Anya dan menjaganya seumur hidupnya.     

Hatinya benar-benar saling berlawanan!     

Tidak peduli bagaimana pun Anya, Aiden menyukainya, selama itu adalah Anya.     

Anya menguburkan kepalanya di pelukan Aiden. "Aiden, kamu selalu tahu apa yang aku pikirkan, tetapi aku tidak mengetahui apa yang kamu pikirkan. Bukankah itu tidak adil?"     

"Aku memikirkan hal yang sama denganmu. Aku ingin hidup sederhana tanpa ada gangguan dari orang lain," kata Aiden dengan tenang.     

"Benarkah?" mata Anya berbinar.     

"Hmm …" Aiden mengecup puncak kepala Anya dengan lembut. "Jangan memikirkan yang macam-macam. Aku hanya membutuhkan kamu. Kamu saja sudah cukup."     

"Keara tampaknya sangat menyukaimu," Anya tidak bisa menahan dirinya.     

"Itu adalah urusannya, bukan urusanku," Aiden menjawab dengan suara dingin saat mendengar nama Keara disebutkan. "Kamu tidak perlu memedulikannya."     

Meski begitu, Anya masih kepikiran mengenai ciuman antara Aiden dan Keara. Ia melihat, dengan mata kepalanya sendiri, bahwa Aiden mencium Keara. Tetapi mengapa Aiden berpura-pura tidak peduli pada Keara di hadapannya?     

Apakah Aiden memiliki dua kepribadian?     

Satu kepribadiannya mencintai Anya dan kepribadian yang lainnya mencintai Keara?     

Ia benar-benar tidak bisa mengerti mengapa Aiden berbicara seolah ia tidak memedulikan Keara, tetapi menciumnya pada saat di taman rumah Keluarga Atmajaya.     

Anya tidak berani menanyakannya. Ia juga tidak mau Aiden tahu bahwa ia melihat saat suaminya sendiri mencium wanita lain.     

"Ayo kita berangkat. Apakah semuanya akan baik-baik saja? Bu Mona tampaknya terluka cukup parah," kata Anya.     

"Ia tidak akan mati. Aku akan menyuruh Harris mengirimkan bunga untuk mengungkapkan rasa dukacitaku," jawab Aiden dengan tidak peduli.     

"Ia tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja. Kita harus berhati-hati," kata Anya.     

Aiden memeluk bahu Anya dan menepuknya dua kali. "Jangan khawatir. Meskipun wanita itu sangat licik, ia tidak akan bisa melawanku. Ia tidak akan bisa melakukan apa pun karena ia tidak ingin menghancurkan pernikahan Natali. Ia tidak akan bertindak gegabah sebelum Natali menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Sebelum hari itu tiba, kamu bisa melampiaskan semua kekesalan yang kamu pendam selama ini."     

"Wanita itu memukulku, menghajarku hingga babak belur, tetapi ia juga sudah mendapatkan ganjaran atas semuanya. Aku sudah cukup puas bisa mendapatkan rumah ibuku kembali. Aku tidak ingin berhubungan lagi dengan keluarga mereka."     

Aiden tersenyum dan mengecup puncak kepala Anya sekali lagi. Istri kecilnya ini benar-benar pemaaf.     

"Ke mana kita akan pergi sekarang?" tanya Anya.     

"Kita akan ke kantorku terlebih dahulu. Aku akan menyuruh salah satu pengawal mengantarmu pulang," kata Aiden.     

"Kalau aku bisa menyewakan kedua rumah itu, mungkin aku bisa membayar semua hutangku padamu sebelum tahun baru," kata Anya dengan bersemangat.     

"Lalu? Setelah membayarnya, apakah kamu berniat menceraikan aku?" tanya Aiden dengan suara pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.