Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mempertahankanmu di Sisiku



Mempertahankanmu di Sisiku

0"Nyonya Atmajaya, semua orang sekarang menunggumu untuk dibuang dan ditinggalkan olehku. Apakah kamu ingin menunjukkan buku nikah kita dan menampar mereka semua?" tanya Aiden.     

"Ha ha ..." Anya hanya menertawai dirinya sendiri dan tidak menjawab.     

Menunjukkan buku nikah untuk menampar mereka semua? Tetapi setelah itu, kalau berita perceraian mereka muncul, bukankah sama saja ia sendiri yang akan sakit hati?     

Itu sama saja dengan menampar diri sendiri ...     

"Mengapa kamu tertawa?" Aiden memandangnya dengan bingung.     

"Bukan waktu yang tepat untuk mengumumkan pertunangan kita. Semua orang mendukung Keara. Mereka bahkan tidak mengingat bahwa Keara adalah tunangan seseorang. Ia berselingkuh. Aku tidak perlu takut apa pun," kata Anya dengan tenang.     

"Kamu tidak ingin mengumumkan hubungan kita?" Aiden menatapnya wajah Anya dengan seksama.     

"Bukannya aku tidak mau. Tetapi aku rasa waktunya tidak tepat. Aku tidak ingin mengumumkannya di saat-saat seperti ini dan rasanya tidak perlu menggunakan pernikahan kita untuk menyelesaikan masalah ini," kata Anya dengan suara pelan.     

Tidak hanya wajah Aiden saja yang terlihat dingin, seluruh wajahnya memancarkan aura dingin. Anya tidak mengerti. Mengapa Aiden marah lagi?     

"Kamu marah. Apakah aku salah bicara?" tanya Anya.     

"Apakah kamu tidak ingin ada orang yang tahu mengenai hubungan kita atau kamu merasa tidak perlu untuk memberitahu hubungan kita pada orang lain?" tanya Aiden.     

Annya tidak memahami perbedaan di antara keduanya. Ia tidak ingin orang lain tahu dan ia pikir tidak ada gunanya mengumumkan pernikahan mereka.     

Tetapi mengapa Aiden bertanya?     

Aiden tidak akan menanyakan hal seperti ini tanpa alasan. Apa yang sebenarnya Aiden pikirkan?     

Anya tidak mengerti!     

"Aku pikir masih ada cara lain untuk menyelesaikan masalah iin. Aku tidak ingin orang lain mengetahui hubungan kita untuk sementara waktu," jawab Anya dengan jujur.     

Wajah Aiden menjadi semakin dan semakin muram. Ia mengucapkan kata demi kata dengan perlahan. "Kamu tidak ingin. Kamu tidak ingin bukan merasa tidak perlu?"     

"Sebenarnya kalau ingin menyelesaikan skandal ini, tunjukkan saja foto kita sedang makan malam bersama. Mengenai orang-orang yang mencelaku karena menggagalkan pertunanganmu dengan Natali, katakan pada mereka bahwa Natali sudah bertunangan dengan Raka. Katakan pada orang-orang yang ingin kamu bersama dengan Keara bahwa Keara adalah calon kakak iparmu. Malam ini, kita berdua yang mengundang Keara untuk makan malam, bukan kamu sendirian. Orang-orang itu mengambil foto kalian berdua dengan sengaja, untuk tujuan tertentu." Kata Anya dengan ekspresi serius.     

Aiden memegang dagu Anya dengan kesal, membuat istrinya memandang wajahnya. "Apakah kamu pikir aku tidak bisa menangani skandal ini? Apakah kamu pikir orang-orang di bagian relasi publik Atmajaya Group tidak bisa memikirkan cara itu?"     

"Sakit!" Anya merasa tangan Aiden yang memegang dagunya semakin erat.     

"Anya, apakah kamu tidak ingin semua orang tahu hubungan kita agar kamu masih memiliki kesempatan untuk bercerai dan pergi dariku?" Aiden melepaskan tangannya begitu Anya kesakitan. Ia tidak menunggu jawaban Anya, langsung berbalik dan naik ke lantai atas.     

Anya tertegun, berdiri seorang diri di tengah ruang tamu. Setelah waktu yang cukup lama, akhirnya ia memahami mengapa Aiden marah.     

Aiden tidak peduli apa yang sedang terjadi di internet. Ia hanya peduli karena Anya tidak mau mengumumkan hubungan mereka. Ia mengira Anya meninggalkan jalan untuk menceraikannya.     

Ketika menikah, Anya menggunakan taman ibunya sebagai perjanjian agar ia bisa bercerai dari Aiden setelah membayar semua hutangnya.     

Setelah menikah, Anya meminta agar hubungan mereka dirahasiakan dan tidak ingin semua orang tahu mengenai pernikahan mereka. Ia sedang merencanakan perceraiannya di masa depan.     

Anya tidak bisa mengelak bahwa memang ada ide itu di otaknya.     

Ia ingin meninggalkan jalan untuknya, tetapi bukan karena ia yang ingin bercerai. Bagaimana kalau Aiden yang ingin bercerai darinya?     

Bukankah ia benar-benar akan dipermalukan?     

Setiap kali Aiden marah, Anya harus mengakui kesalahannya dan berusaha membujuk Aiden. Apakah kali ini juga harus seperti itu?     

Anya tidak melakukan kesalahan apa pun.     

Aiden lah yang dekat-dekat dengan Keara.     

Semalam, Anya melihat mereka berdua berpelukan dan berciuman.     

Hari ini, Aiden mempermalukan Keara di hadapannya.     

Apa maksud Aiden menempatkannya di tengah-tengah hubungannya dengan Keara?     

Anya merasa sangat marah. Perasaannya bercampur aduk melihat sikap suaminya. Orang-orang di luar sana juga menyudutkannya, menanti ia untuk segera ditinggalkan.     

Apakah Aiden tidak bisa sedikit memahami perasaannya?     

Mengapa Aiden tidak bisa bersikap sedikit lebih baik padanya?     

Kalau memang ia ingin bercerai, kalau memang ia ingin Anya pergi dari kehidupannya, Anya bisa saja melakukannya.     

Tetapi bisakah ia membiarkannya pergi tanpa dipermalukan seperti ini?     

Setelah berpisah pun, Anya masih memiliki kehidupan yang harus ia lanjutkan ...     

"Nyonya, apakah Anda bersama Tuan?" Harris tiba-tiba saja masuk dari pintu depan.     

"Aiden kembali ke kamarnya," kata Anya.     

Harris langsung bergegas menaiki tangga. Saat ia baru melangkah beberapa langkah, ia berhenti di tengah jalan.     

"Nyonya, Tuan Deny merasa sangat marah. Saat ini ia sedang berada di rumah sakit. Nyonya Mona terluka parah. Pecahan dari vas menusuk dadanya dan merusak hasil operasi pembesaran payudaranya ..."     

"Lalu kenapa? Apakah Mona ingin aku membayar operasi pembesaran payudaranya?" tubuh tinggi Aiden muncul di koridor lantai dua.     

"Tuan, Nyonya Mona mengklaim biaya perawatan dan biaya operasi payudara sebesar satu milyar," kata Harris.     

"Salah satu pengawalku merekam semua kejadian. Pergilah ke tempatnya dan minta videonya. Berikan video itu pada pengacara kita. Tidak perlu membayar biaya perawatan mereka," kata Aiden dengan dingin.     

"Ya, Tuan!" Harris berbalik. Ia turun ke lantai bawah dan pergi.     

Aiden hanya memandang Anya dengan dingin. Sementara itu, Anya tidak bisa bersembunyi dan harus menghadapinya.     

"Kamu melukai Bu Mona untuk menyelamatkanku. Tidak perlu membayar biayanya, biar aku saja yang menanggungnya," kata Anya.     

"Kamu tidak punya cukup uang," cibir Aiden.     

Ia tahu Anya sudah menyewakan rumah kecilnya, tetapi uang itu hanyalah setitik air untuk membayar biaya perawatan Mona yang seperti lautan.     

"Kamu telah memesan sirup osmanthus untuk perusahaanmu. Aku akan menggunakan uang itu untuk membayar semua biaya perawatan asalkan ia tidak menuntutmu," walaupun Anya merasa tidak rela harus kehilangan uangnya, ia tetap berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan benar. Ia tidak mau kalau sampai Aiden dituntut karena telah melukai Mona.     

"Apakah kamu khawatir padaku?" kerut di kening Aiden terlihat semakin dalam.     

"Kamu adalah suamiku. Tentu saja aku khawatir padamu," Anya berjalan menaiki tangga, menghampiri Aiden.     

Aiden berdiri di tempatnya dalam diam. Melihat Anya berjalan selangkah demi selangkah menuju ke tempatnya membuat hatinya merasa semakin luluh.     

"Aku bisa saja mengampuninya saat menyelamatkanmu, tetapi aku tidak berniat melakukannya!" kata Aiden dengan tenang.     

"Apakah kamu sengaja?" Anya terkejut.     

"Aku tidak akan membiarkan satu orang pun menyakitimu, termasuk diriku sendiri," Aiden memeluk tubuh Anya. "Bagaimana caranya agar aku bisa membuatmu percaya kepadaku?"     

"Aiden, ada apa denganmu?" Anya merasa Aiden memeluknya terlalu erat, seolah takut ia akan melarikan diri.     

"Kamu ada di hadapanku, di dalam pelukanku. Tetapi mengapa aku merasa kamu bisa menghilang kapan pun dan meninggalkanku sendiri lagi?" kata Aiden dengan suara pelan.     

Anya mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang Aiden. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.     

Aiden merasa bahwa Anya bisa menghilang kapan pun dan meninggalkannya.     

Anya juga merasa bahwa ia akan kehilangan Aiden saat melihat Keara mengejar suaminya dengan begitu agresif.     

Anya menguburkan wajahnya di bahu Aiden, menyembunyikan matanya yang terasa semakin panas. Kemudian, ia berkata dengan suara yang lemah seolah sudah lelah dengan semua ini. "Aiden, aku benar-benar ingin hidup bahagia bersamamu. Tetapi mengapa aku merasa tidak bisa mempertahankanmu di sisiku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.