Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Serangan Balik



Serangan Balik

0"Dasar kamu gila! Apakah kamu tidak tahu berapa harga vas itu?" Mona berteriak dengan histeris saat Anya menjatuhkan vas lainnya.     

"Kalau kamu tidak segera pergi dari sini, aku akan terus menjatuhkan vas-vas lain. Memangnya kenapa kalau aku menghancurkan barangku sendiri?" Anya menoleh untuk menatap kabinet dari kaca yang berada di samping meja TV. Kabinet itu dipenuhi dengan hiasan dan salah satunya merupakan sebuah hiasan berbentuk bola kristal.     

"Apakah itu bola kristal kesayangan Natali?" tanya Anya dengan sengaja.     

"Jangan sentuh itu!" teriak Mona sambil berlari untuk melindungi bola tersebut.     

"Natali, kamu sudah mendapatkan Raka. Apa lagi sebenarnya yang kamu inginkan? Keluargamu tidak pernah kekurangan uang, tetapi kalian malah menempati rumah ibuku. Aku harus mengusir kalian semua hari ini juga!" kata Anya dengan dingin.     

Mona menatap Anya dengan marah, tetapi ia tidak berani melangkah maju sedikit pun. Ia takut Anya akan mendorong Natali ke serpihan vas yang berserakan di lantai.     

Pengawal yang mengikuti Anya melihat bahwa keadaan terasa semakin mencekam dan mereka semua tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka memutuskan untuk menelepon Aiden.     

Aiden langsung mengangkat telepon begitu mendengar ponselnya berdering. Ia benar-benar mengkhawatirkan keadaan Anya. Rasanya benar-benar tidak nyaman harus menunggu di mobil tanpa bisa berbuat apa pun.     

"Bagaimana situasinya di dalam?" tanyanya langsung begitu mengangkat telepon.     

"Nyonya menjatuhkan banyak vas, Tuan. Apa yang harus saya lakukan?" tanya pengawal tersebut dari telepon.     

"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Anya?" tanya Aiden.     

"Tidak," pengawal itu mengatakan yang sebenarnya. Meski banyak pecahan vas berserakan di lantai, Anya terlihat baik-baik saja dan malah mendominasi ruangan tersebut.     

Aiden menatap rumah Keluarga Tedjasukmana dengan tatapan bingung. Tangannya sudah siap memegang pintu mobilnya. Setelah ragu sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk tidak turun.     

Ia berkata dengan suara dalam. "Deny tidak ada di rumah. Biarkan Anya yang menyelesaikan semuanya. Perhatikan dan pastikan agar ia tidak terluka!"     

Aiden sangat mengenal Anya. Satu-satunya orang yang bisa melukai Anya di rumah itu adalah Deny, orang yang berhubungan darah dengannya, ayahnya sendiri.     

Selama tidak ada Deny di dalam sana, Aiden yakin Anya akan baik-baik saja. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk melampiaskan semua kemarahan yang Anya pendam selama ini.     

Anya sudah terlalu lama bersabar dan memendam seluruh kepedihan di hatinya pada Mona dan Natali.     

Dan Aiden memastikan bahwa Anya tidak akan terluka dengan adanya pengawalnya di dalam sehingga ia membiarkan Anya memanfaatkan kesempatan ini untuk menumpahkan semua unek-uneknya.     

Apa pun yang Anya lakukan pada Mona dan Natali, Aiden sama sekali tidak pedulo.     

Lagi pula, seberapa besar pun masalah yang Anya perbuat, Aiden bisa saja membereskannya dengan mudah!     

Ketika mendengar perintah Aiden, pengawal tersebut langsung mematuhinya dan memperhatikan semua pelayan yang ingin membantu Natali atau pun Mona.     

Anya masih tetap memegangi Natali. Mona tidak bisa mendekat sama sekali meski ia merasa kesal sekali pun.     

"Anya, Natali adalah adikmu. Kami bahkan tidak melakukan apa pun saat kamu merebut tunangannya. Sekarang, ia pun menjadi sulit untuk menikah dengan Raka karena pertengkaran Raisa denganmu. Kamu hanya cemburu padanya!" kata Mona sambil perlahan mendekati mereka.     

Tindakan Mona membuat Anya semakin waspada.     

Anya langsung memegang leher Natali. "Nat, apakah kamu merasa aku merebut tunanganmu? Atau kamu yang menjebakku?"     

"Ah! Ibu, tolong aku!" Natali melirik ke arah pecahan-pecahan vas di lantai dan tidak berani bergerak sedikit pun. Kalau ia sampai terjatuh, ia akan terluka parah.     

Anya sudah gila! Di tempat yang berbahaya seperti ini, Natali tidak berani melawannya sama sekali.     

"Anya, tenanglah! Jangan berbuat macam-macam!" Mona menjadi semakin dan semakin panik ketika mendengar sepatu Anya menginjak pecahan beling dan mengeluarkan suara yang mengerikan di telinga.     

Anya masih memegang leher Natali dan berkata, "Apakah aku harus melepaskannya? Apakah kamu pernah melepaskanku? Sejak aku kecil hingga aku dewasa, Natali telah merebut semuanya dariku. Hanya karena ia menyukai Raka, ia sengaja membatalkan pertunangannya dengan menggunakan aku. Mengapa kamu harus melibatkan aku dalam semua ini? Kalau putrimu ini adalah manusia, apakah aku bukan manusia?"     

"Anya! Kamu bisa melakukan semua ini hanya karena ada Aiden di belakangmu!" Mona benar-benar gelisah. Putrinya sangat berharga baginya, tidak seperti Anya yang murahan! Ia tidak mau terjadi apa pun pada putrinya.     

Pesta pertunangan Natali dan Raka akan segera dilaksanakan. Ia tidak mau kalau sampai putrinya terjatuh dan wajahnya terluka. Bagaimana kalau Keluarga Mahendra mundur dari pertunangan ini?     

"Aku bisa berada di sini karena Aiden adalah pria yang bertanggung jawab. Semuanya tidak ada hubungannya denganmu. Tetapi meski sampai di sini pun, kamu tidak mau membiarkan hidupku tenang. Kamu ingin membuatku seperti tikus jalanan yang memalukan!" dengan penuh kemarahan, Anya mendorong tubuh Natali.     

"Ah!" Natali berteriak sambil berusaha untuk menahan tubuhnya. Sementara itu, Mona berlari dan melindungi putrinya seperti ibu beruang melindungi bayinya.     

Tubuh Natali menabrak tubuh ibunya, membuat Mona mundur beberapa langkah.     

"Anya, apakah kamu pikir Raka akan mempercayaimu? Semua orang sudah tahu bahwa kamu lah yang menggoda tunanganku. Aiden begitu berkuasa sehingga tidak ada orang yang berani mengatakannya secara terang-terangan, tetapi semua orang sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah kamu pikir kamu tidak memalukan meski tidak ada yang mengucapkannya secara terang-terangan?" Natali tertawa terbahak-bahak.     

Anya menatap Natali dengan sinis. "Kamu bisa bertunangan dengan Raka dan bisa memaksanya untuk menikahmu. Apakah kamu pikir aku tidak punya kemampuan untuk menghancurkan semua yang kamu miliki. Mari kita lihat, berapa lama lagi kamu bisa tertawa seperti ini!"     

"Raka sudah tidak buta lagi seperti dulu dan mengetahui bahwa hanya aku yang paling mencintainya di dunia ini. Ia bertunangan denganku karena ia mencintaiku. Sebaliknya, kamu hanyalah wanita yang menggoda tunangan orang lain. Apakah kamu pikir Keluarga Atmajaya akan membiarkan kamu menginjakkan kaki di rumah mereka?" Natali mendengus. "Kamu hanyalah pengganti Keara. Aiden akan mempermainkanmu hingga ia bosan. Sekarang, Keara sudah kembali. Kamu akan segera ditinggalkan!"     

Mona tertawa mendengar hal ini. "Awalnya aku pikir kamu cukup hebat bisa mengambil hati Aiden. Ah! Ternyata kamu hanya pengganti!"     

Hati Anya terasa sakit. Saat ini, hinaan itu adalah hinaan yang paling menusuk hatinya. Ia tidak mau dibilang sebagai pengganti Keara.     

Tetapi ia melawan Mona dan Natali. "Aku pengganti atau tidak bukanlah keputusan kalian. Tetapi aku bisa mengusir kalian semua dari sini hari ini karena aku tahu Aiden mendukungku."     

Kemudian, Anya melanjutkan dengan tenang. "Tidak peduli apakah aku pengganti atau tidak. Selama aku bisa memiliki hati Aiden, aku lah pemenangnya!" kata-kata itu membuat jantung Mona dan Natali berdegup kencang.     

"Kamu tidak akan berhasil. Bagaimana mungkin Aiden menginginkan wanita sepertimu? Ia hanya mempermainkanmu!" tangan Natali gemetaran dan ia benar-benar ingin merobek-robek wajah Anya.     

"Natali, bahkan otakmu yang kosong tahu bahwa ia tidak akan menyukai wanita dengan latar belakang sederhana seperti aku. Tetapi kamu malah sengaja mengirimkan aku ke kamarnya. Apakah kamu berani bersumpah bahwa kamu tidak berniat untuk mencelakaiku?" Anya menatap ke arah Natali dengan kebencian di matanya.     

"Siapa yang menjebakmu? Kamu yang tidak tahu malu, berani menggoda Aiden hanya untuk membalas dendam padaku. Kamu memang pantas untuk dibuang. Wanita yang bisa menjual apa pun untuk uang …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.