Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tugas Penting



Tugas Penting

0"Kalau kamu ingin Nadine kembali, kamu tidak akan merahasiakan apa pun kan?" setelah mengatakannya, Nico menoleh dan menatap Anya. "Bibi, aku ingin bertemu dengan Paman. Tolong bawa aku ke tempatnya sekarang."     

Anya terkejut melihat betapa beraninya Nico mengatakan hal itu di hadapan Keara. Nico bahkan sudah tidak berusaha untuk menyembunyikan kebenciannya pada Keara.     

Apakah Nico juga memikirkan hal yang sama dengan Aiden?     

"Nico, sepertinya kamu salah paham padaku," balas Keara dengan dingin. Ia merasa kedudukannya lebih tinggi dari Nico. Ia akan menjadi bibi Nico, tetapi mengapa calon keponakannya berbicara seperti itu kepadanya?     

"Aku juga sama sepertimu. Aku menantikan kembalinya Nadine dengan selamat. Aku sudah mengatakan apa yang aku ketahui," kata Keara.     

"Benarkah?" Nico tidak terpengaruh dengan cara Keara berbicara padanya. Matanya menatap ke arah ibunya. "Ibu, apakah kamu percaya?"     

"Apakah kamu terlalu banyak minum, Nico? Sana pergilah mencari pamanmu," kata Maria, berusaha menenangkan suasana. Ia juga tidak menyukai Keara, tetapi ia berusaha untuk menahan diri demi mencari informasi mengenai putrinya. Tetapi sepertinya Nico tidak bisa menahan emosinya.     

"Kak Maria, Keara, aku akan menemani Nico mencari Aiden," Anya memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri dan pergi bersama Nico.     

Tara dan kakeknya hendak pergi. Melihat Anya berhasil terbebas dari Keara, Tara meminta kakeknya untuk menunggu di mobil sebentar.     

Anya bergegas menghampiri Tara. "Tara, apakah kamu sudah mau pulang?"     

"Kakekku sudah lelah. Kami harus kembali untuk beristirahat." Kemudian Tara bertanya dengan khawatir. "Keara tidak melakukan apa pun padamu, kan?"     

"Mengapa kamu takut sekali? Keara benar-benar baik kepadaku. Sungguh!" Anya hanya tersenyum.     

Nico hanya mengedikkan bahunya dengan tidak berdaya dan berkata pada Tara. "Aku sudah bilang bahwa bibi bodoh. Jadi kita tidak pernah mengkhawatirkannya."     

Anya terbatuk mendengar Nico menyebutnya bodoh. "Nico, siapa yang kamu bilang bodoh?"     

"Bibi!" jawab Nico sambil menjulurkan lidahnya.     

"Aku takut kamu dipermalukan, jadi aku menyuruh Nico untuk menyelamatkanmu." Tara memeluk Anya sebelum pulang. "Aku benar-benar harus pulang. Jagalah suamimu baik-baik."     

Anya merasa bingung. Mengapa Tara menyuruhnya untuk menjaga Aiden baik-baik?     

Apa sebenarnya maksud Tara?     

Setelah mobil Tara pergi dari pandangan mereka, Anya bertanya secara tiba-tiba, "Nico, apakah Aiden menyukai Keara?"     

"Itu ... Bibi harus tanyakan sendiri pada paman. Mana mungkin aku tahu perasaan paman," Nico ragu sejenak, tetapi ia benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan itu.     

Walaupun sifat Anya dan Keara sangat berbeda, tidak bisa terbantahkan bahwa wajah mereka mirip.     

Aiden sangat memperhatikan Anya, tetapi tidak ada yang tahu apakah Aiden benar-benar menikahi Anya hanya karena wajahnya. Hanya Aiden sendiri yang tahu jawaban sebenarnya.     

"Kamu juga berpikir bahwa pamanmu menikahiku karena aku mirip dengan Keara, kan?" Anya mendengar terlalu banyak gosip malam ini. Ia tidak memedulikannya, tetapi bukan berarti hatinya sudah mati. Walaupun ia berusaha untuk tetap tenang, tetap saja gosip-gosip itu sedikit melukai hatinya.     

Ditambah lagi, melihat betapa sempurnanya Keara, ia menjadi semakin panik.     

Keara memiliki latar belakang keluarga yang baik. Ia tidak hanya cantik, tetapi juga cerdas. Ia ramah terhadap semua orang dan bisa menghadapi masalah dengan tenang.     

Hanya wanita sesempurna itu yang pantas untuk bersanding dengan Aiden.     

Sementara Anya ...     

"Bibi, apakah kamu ingin mendengar yang sebenarnya?" Nico berani mengatakannya karena tidak ada Aiden di sana.     

"Ya. Katakan padaku yang sebenarnya." Anya mengangguk.     

"Aku bisa melihat bahwa paman benar-benar menyukaimu. Hanya sedikit orang saja yang bisa tahan dengan sifat paman. Tetapi apakah pernah kamu berpikir mengapa paman tetap tenang dan tidak peduli saat berhadapan dengan mantan kekasihnya yang pernah selingkuh darinya?" Nico mencoba untuk membimbing Anya, agar Anya bisa memahami situasi ini dengan lebih baik.     

"Aku tidak tahu," Anya tidak bisa memahami pertanyaan Nico dan bertanya kembali. "Apakah pamanmu menyembunyikannya dengan baik?"     

Nico menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk bertanya dengan cara yang berbeda. "Kalau tiga tahun lalu, bibi dan Raka berpisah karena bibi berselingkuh. Menurut bibi, bagaimana reaksi Raka saat bertemu lagi dengan bibi?"     

"Ahh. Aku mengerti. Pamanmu terlalu tenang saat bertemu lagi dengan mantan kekasihnya. Itu semua karena ia tidak pernah mencintai Keara. Kalau ia mencintainya, tidak mungkin ia bersikap seperti ini," kata Anya.     

"Jadi, apakah bibi masih berpikir bahwa paman menikahimu hanya karena wajahmu?" Nico mengangguk dan bertanya sekali lagi.     

"Pamanmu menikah denganku saat ia buta. Sekarang ia sudah bisa melihat, tetapi sudah terlambat. Ia sudah tidak bisa berganti istri," kata Anya dengan serius.     

Nico tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan oleh Anya. Dan Anya juga tertawa bersamanya.     

Sebenarnya, sampai saat ini, Anya tidak tahu alasan mengapa Aiden menikahinya. Anya masih belum mengingat masa lalu yang Aiden ingat.     

Aiden tahu siapa Anya, tetapi Anya tidak mengenalnya.     

Anya merasa sedikit lega mendengar penjelasan Nico. tetapi peringatan dari Tara juga akan tetap ia ingat di hatinya. Meskipun Aiden tidak menyukai Keara dan tidak berniat untuk kembali padanya, bukan berarti Keara berpikir yang sama.     

"Jangan tertawa. Bekerjalah. Raisa sudah ditangkap," Anya menghela napas panjang. "Aku sudah mengira ia akan menimbulkan masalah, tetapi aku tidak menyangka Raisa akan berani menyuap pelayan Keluarga Atmajaya untuk mencampurkan obat pada minuman Aiden."     

"Apakah Raisa sudah gila?" Nico tidak bisa membayangkan apa yang ada di pikiran Raisa sehingga berani melakukannya. "Sulit untuk memastikan apakah Raisa bisa melihat matahari esok hari. Sepertinya ia harus mendekam di penjara."     

"Rencananya sudah gagal. Pelayannya sudah tertangkap dan Raisa sudah mengakui perbuatannya. Aku sempat mengirimkan pesan pada Raka dan memintanya untuk kembali agar mereka bisa mengakui perbuatan mereka terlebih dahulu tanpa melibatkan polisi. Tetapi Raka malah membawa Raisa ke bandara. Sekarang, polisi sudah terlibat. Masalahnya akan menjadi lebih rumit," Anya mengeluarkan ponselnya dan menelepon Aiden.     

"Ditambah lagi, Raisa berniat kabur setelah melakukan kejahatan," Nico merasa sakit kepala. Kali ini, ia juga tidak bisa membantu Raka.     

Setelah ponselnya berdering tiga kali, Aiden mengangkat panggilan Anya, "Ada apa?"     

"Aku merindukanmu. Pestanya membosankan," kata Anya.     

Ketika mendengar Anya bermanja-manja pada Aiden, Nico merasa bulu kuduknya berdiri. Ia tidak mau mendengar kemesraan paman dan bibinya!     

"Nyonya Atmajaya merindukanku?" Aiden tiba-tiba saja muncul di belakang Anya.     

"Aiden, sejak kapan kamu di sana?" Anya langsung menghampiri Aiden dan membiarkan dirinya berjalan ke pelukan Aiden. Tangan kecilnya memeluk pinggang Aiden dengan erat.     

"Paman, aku sudah mengembalikan bibi padamu. Tugasku sudah selesai. Apakah aku sudah boleh pergi?" kata Nico setengah bercanda.     

"Berhenti!" Aiden menghentikan Nico sebelum keponakannya itu sempat kabur. "Aku akan memberimu sebuah tugas penting."     

"Paman, aku tidak mau mengerjakan tugas penting. Jangan beri aku tugas yang sulit," kata Nico.     

"Aku menginginkan tanah yang sedang dikembangkan oleh Keluarga Mahendra dan Keluarga Tedjasukmana. Kalau aku tidak bisa mendapatkan tanah itu, aku akan menjebloskan Raisa ke dalam penjara. Kamu tahu aku bisa melakukannya dengan mudah," ancam Aiden.     

"Kalau aku tidak salah ingat, tanah itu milik Keluarga Tedjasukmana. Setelah Keluarga Mahendra menjadi investor, mereka mengembangkan tanah itu secara bersama-sama. Kalau Natali yang terlibat dalam masalah kali ini, aku bisa saja mendapatkan tanah itu dengan mudah. Tetapi bukan Natali yang akan dipenjara, melainkan Raisa. Deny tidak akan peduli," kata Nico dengan wajah bingung.     

Aiden memandang Nico sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Siapa bilang aku menyuruhmu untuk bertemu dengan Deny?"     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.