Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Putrinya yang Hilang



Putrinya yang Hilang

0"Apakah kamu sedang chatting dengan Aiden? Mesra sekali," kata Keara sambil tertawa.     

"Hmm … Aiden sedang sibuk dan sebenarnya ingin langsung pulang ke rumah setelah acaranya selesai. Tetapi ia setuju untuk menginap di sini," kata Anya sambil tersenyum.     

Mendengar Anya akan menginap, Maria langsung terlihat senang. "Aku baru saja mempelajari beberapa resep masakan baru. Aku akan membuatkannya untukmu besok."     

"Kak Maria memang sangat baik. Sarapan besok pasti akan sangat enak," puji Keara.     

"Keara, bagaimana keadaanmu setelah selama ini? Apakah kamu sangat menderita?" Maria menatap Keara dengan khawatir.     

"Ketika aku terbangun di rumah sakit, aku sempat kehilangan ingatan dan tidak tahu siapa diriku. Aku sangat panik dan ketakutan. Dokter mengatakan bahwa kepalaku terbentur dan mengalami amnesia. Pada saat itu, aku baru menyadari bahwa aku menjadi sangat sensitif dengan bau-bauan. Setelah keluar dari rumah sakit, orang yang menyelamatkanku memperkenalkanku pada dunia parfum dan menjadikanku sebagai asistennya." Kata Keara sambil tersenyum saat mengingatnya.     

Maria mengangguk. "Seluruh keluargamu bekerja di bidang itu. Tentu saja sebagai penerusnya kamu juga memiliki kemampuan yang sama dengan mereka. Bisa dibilang, kecelakaan yang menimpamu itu malah mendatangkan keberuntungan untukmu.     

"Benar sekali. Dan ingatanku tiba-tiba saja kembali saat aku terjatuh di kamar mandi. Kepalaku terbentur dengan keras sehingga aku pingsan. Begitu bangun, semua ingatanku kembali. Mungkin seharusnya aku membenturkan kepalaku dengan keras beberapa tahun yang lalu kalau aku tahu semudah ini," kata Keara setengah bercanda.     

Ketika mendengar cerita Keara, Anya tidak tahu di mana letak kesalahan dan kebohongan Keara. Tetapi bagaimana Aiden bisa tahu bahwa semua ini hanyalah karangan Keara?     

Jika informasi yang diberikan oleh Keara palsu, apakah cerita hilang dan kembalinya ingatannya ini juga palsu?     

"Jangan bilang begitu. Untung saja ingatanmu kembali. Bagaimana kalau kepalamu terbentur dan kamu tidak bangun lagi?" Maria memegang tangan Keara dengan lembut. "Aku tahu kamu ingin mendapatkan kembali ingatanmu dan membantuku mencari Nadine. Tetapi aku juga bersyukur kamu selamat."     

"Maafkan aku, Kak. Aku tidak tahu di mana keberadaan Nadine. Ketika aku diserang binatang buas, pemandu yang mengantar kami langsung membawa Nadine ke tempat yang aman. Kemudian kami terpisah," kata Keara. "Semua ini salahku. Seharusnya aku tidak membawa Nadine pergi denganku."     

Wajah Maria terlihat muram dan tidak sedap dipandang untuk sepersekian detik seolah jijik mendengar kebohongan yang terlontar dari bibir Keara. Namun, ia berusaha untuk menahan diri dan berkata dengan tenang. "Aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Nadine. Aku tidak menyalahkanmu. Kalau kamu mengingat sesuatu, tolong beritahu aku."     

Anya mempelajari banyak hal dari Keara dari percakapan ini.     

Ia bisa menangkap dengan jelas, apa pesan terselubung yang hendak Keara sampaikan. Ketika ia mengalami kecelakaan, Nadine telah melarikan diri dan meninggalkannya bersama dengan pemandu mereka.     

Ia kehilangan ingatan dan di selamatkan oleh seseorang. Sambil menunggu ingatannya pulih, ia bekerja menjadi asisten parfumeur pada orang tersebut.     

Setelah itu, ia terpeleset di kamar mandi dan tiba-tiba saja mendapatkan kembali ingatannya. Tetapi ia sama sekali tidak mengetahui mengenai keberadaan Nadine.     

Jadi, hanya ada dua petunjuk. Pertama adalah dengan mencari pemandu yang membawa mereka berdua untuk memahami situasinya lebih dalam.     

Namun, Nadine menghilang bersama dengan pemandu tersebut sehingga sulit untuk mencari mereka berdua.     

Satu-satunya harapan lain adalah menghubungi seseorang yang menyelamatkan Keara. Orang tersebut pasti mengetahui apa yang terjadi ketika Keara di selamatkan.     

Anya tidak yakin apakah orang tersebut memang benar-benar sudah meninggal, seperti yang Keara katakan.     

Kalau Keara berbohong dan mereka bisa menemukan orang tersebut, mereka bisa mendapatkan petunjuk baru.     

Keara menatap Anya yang sedang berpikir dan bertanya, "Anya, apa yang kamu pikirkan?"     

"Aku rasa tidak mungkin Nadine melarikan diri dan meninggalkanmu. Meski pemandu itu melarikan diri, Nadine pasti akan kembali untuk menyelamatkanmu," Anya mengamati ekspresi Keara saat mengatakannya.     

Ketika mendengar hal ini, hati Maria terasa sangat hangat. Ia juga merasa sangat tidak nyaman saat mendengar cerita Keara, tetapi ia harus menahan diri.     

Ia merasa senang Anya membela putrinya!     

"Kamu salah paham. Aku tidak mengatakan bahwa Nadine melarikan diri. Aku bilang bahwa ia sedang bersembunyi di tempat yang aman. Pemandu itu pasti takut Nadine tidak mendengarkannya dan kembali untuk menyelamatkan aku," kata Keara dengan sedih.     

Setelah mendengar hal ini, Anya dan Maria terdiam.     

Tara yang mengkhawatirkan Anya segera memanggil Nico untuk menyusulnya.     

"Tiga wanita sedang bersama-sama. Apa yang harus aku lakukan di tengah-tengah mereka?" Nico merasa kesal.     

"Situasi mereka tidak canggung. Ibumu hanya ingin mencari putrinya. Dan Anya tidak menganggap Keara sebagai saingannya. Kamu hanya perlu berbaur dengan mereka dan melihat situasinya," desak Tara.     

Sejak awal, Nico sama sekali tidak menyukai Keara. Ia tidak suka Keara menggunakan Ivan untuk berselingkuh dari Aiden.     

Ditambah lagi, sejak menghilangnya Nadine, Nico menjadi semakin membenci Keara.     

"Apakah kamu sudah mau pulang?" tanya Nico.     

Tara mengangguk, "Kakekku sudah lelah. Ia sedang berpamitan pada kakekmu dan kami akan segera pulang."     

"Tara, tidak peduli dengan siapa aku berkencan atau bertunangan, kamu akan selalu menjadi teman terbaikku. Selain itu, kamu tidak boleh menikah lebih dulu dari pada aku. Ingat yang kamu janjikan padaku!" Nico memelototinya.     

Tara tidak mengerti mengapa Nico tiba-tiba mengatakan hal ini, tetapi ia terlalu malas untuk menanyakannya. Ia hanya mengangguk. "Ya, ya, ya … Cepat pergilah!"     

Nico menghela napas lega dan berkata, "Pulanglah dengan kakekmu dan beristirahatlah. Aku akan melihat apa yang dibicarakan oleh ibuku."     

"Baiklah!" Tara melambaikan tangannya pada Nico.     

Hari ini, Tara mengenakan gaun berwarna hijau pastel yang membuatnya terlihat segar dan menawan. Gaunnya itu mencapai ke pergelangan kaki Tara, menutupi seluruh tubuhnya yang indah. Sama halnya dengan bagian lengannya yang panjang, menutupi hingga pergelangan tangan Tara.     

Meski tidak menunjukkan lekuk tubuhnya, pakaian yang digunakan Tara tetap membuatnya tampak elegan. Tara sengaja menggunakan baju yang sangat tertutup meski sebenarnya ia memiliki tubuh yang indah. Itu semua karena kakeknya yang kolot.     

Nico tidak keberatan melihatnya. Ia juga tidak mau melihat semua pria-pria lain menyadari betapa menawannya Tara. Dengan begitu, saingannya akan berkurang.     

Sambil memikirkan hal itu, Nico berjalan menghampiri ibunya.     

"Ibu, apa yang sedang kalian bicarakan? Sepertinya kalian sedang asyik mengobrol!" Nico berdiri di belakang kursi Maria dan memeluk leher ibunya dari belakang.     

Maria sedikit menoleh dan menepuk tangan Nico. "Dari mana kamu? Ibu ingin memperkenalkan beberapa wanita padamu, tetapi aku sama sekali tidak melihatmu."     

"Apakah Nico akan mulai dijodohkan?" canda Keara.     

"Bibi, jangan menggodaku," Nico meringis dengan sangat alami meski sebenarnya ia membenci keara. "Aku masih muda. Ibu dan kakek seharusnya tidak sekhawatir ini."     

"Benar. Nico masih sangat muda dan tampan. Ia bisa memilih pasangannya pelan-pelan," kata Keara sambil tersenyum.     

"Ayahnya sudah tidak ada lagi dan aku tidak bisa terus mengurusnya. Untuk menghindari perjodohan, ia bahkan sengaja pergi dari rumah," kata Maria dengan sedih. "Putraku masih belum punya kekasih. Kalau saja Nadine ada di sini, ia bisa menemaniku."     

Anya bisa merasakan betapa besar rasa rindu Maria pada putrinya. Ia bahkan selalu memikirkan Nadine di setiap waktu.     

"Kak, aku yakin Nadine masih hidup. Ia akan segera ditemukan," Keara menghiburnya.     

"Bibi, apakah kamu benar-benar ingin Nadine kembali?" ketika menanyakannya, Nico menatap Keara dengan tatapan ragu.     

Keara menjawabnya dengan tenang. "Tentu saja. Nadine dan aku adalah partner. Aku juga sangat merindukannya."     

"Kalau kamu ingin Nadine kembali, kamu tidak akan merahasiakan apa pun kan?" setelah mengatakannya, Nico menoleh dan menatap Anya. "Bibi, aku ingin bertemu dengan Paman. Tolong bawa aku ke tempatnya sekarang."     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.