Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengulur Waktu



Mengulur Waktu

0"Apakah kamu bisa memberi kami kelonggaran untuk beberapa hari?" tanya Natali.     
0

Wajah Anya langsung berubah. Ia tahu Natali sengaja membicarakan mengenai masalah keluarganya di hadapan semua orang untuk mempermalukannya, tetapi ia tidak mau Aiden malu di hadapan banyak orang.     

Jika ia membiarkan Natali terus berbicara, mungkin Natali akan sengaja mengumumkan bahwa Anya memanfaatkan penyakit ayahnya untuk mengusir ibu tiri dari saudara tirinya dari rumah.     

"Aku akan segera kembali," Anya membawa Natali menuju ke sudut yang sedikit terpencil.     

Setelah beberapa langkah, Natali menepis tangan Anya. "Anya, aku pikir kamu tidak takut apa pun. Tetapi beraninya kamu melakukan hal yang memalukan dan menyembunyikannya di hadapan orang banyak.     

"Aku tidak mau ada yang salah paham. Rumahmu saat ini adalah properti milik ibuku. Kamu tinggal di rumah itu secara cuma-cuma selama bertahun-tahun. Aku tidak mau kalah sampai kalian memanfaatkannya dan menjualnya," cibir Anya.     

"Rumah itu adalah pemberian ibuku karena kematian adikku. Itu ganti atas nyawa adikku. Anya, apakah kamu tidak menceritakan kepada Aiden mengapa kamu dan ibumu keluar dari rumah setelah bercerai?" kata Natali. "Kalau aku memberitahu Aiden apa yang telah kamu perbuat kepada adikku, apakah ia masih mau bersama denganmu?"     

"Apakah kamu mengancamku?" Anya menatap Natali dengan dingin. Ia mengerti apa yang Natali katakan.     

"Ya, aku mengancammu. Rumah itu telah diberikan kepada kami dan menjadi milik kami. Kalau kamu memaksa untuk mengambil rumah itu kembali, jangan salahkan aku jika aku mengungkapkan perilaku busukmu," kata Natali sambil mengangkat kepalanya.     

"Katakan saja. Aku sudah pernah merasakan yang lebih buruk. Aku juga pernah dipukuli oleh ayah dan ibumu. Surat-surat dari rumah sakit juga masih ada. Meski ada sesuatu terjadi pada ibumu, aku melakukannya untuk melindungi diriku," kata Anya dengan tidak peduli.     

Ia tidak takut pada apa pun karena Aiden sudah mengetahui semuanya. Tidak ada yang perlu ia sembunyikan dari Aiden.     

Pengacara Aiden sudah mengatakan kepadanya bahwa jika peristiwa kematian adik Natali dan keguguran yang Mona alami terungkap, Anya hanya perlu menunjukkan bahwa ia juga terluka. Ia dipukuli dan dihajar. Untuk melarikan diri menyelamatkan nyawanya, tidak sengaja Mona mengalami kecelakaan.     

Diana begitu mencintai Anya sehingga ia langsung membawa putrinya itu ke rumah sakit untuk dirawat begitu menyelamatkannya dari Keluarga Tedjasukmana.     

Semua kejadian itu tercacat dengan jelas, luka apa saja yang disebabkan oleh Deny dan Mona di tubuh Anya.     

Anya sudah mempersiapkan segalanya terlebih dahulu, sehingga ia tidak takut Natali akan mengancamnya.     

"Baiklah, lihat saja. Aku akan menghancurkanmu. Kamu tidak akan bisa menikah dengan Aiden dan menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya. Kamu hanya bisa bermimpi!" Natali mencibir.     

"Natali, apakah kamu kira aku tidak tahu apa pun? Aku tahu tiga tahun lalu kamu yang mengambil cek itu. Kamu menyuruh seseorang untuk merampokku begitu tahu uang itu adalah uang untuk menyelamatkan ibuku. Hatimu begitu keji. Kamu sengaja menjebakku dengan Aiden. Aku harus berterima kasih padamu karena telah mengubah takdirku. Kalau tidak, aku tidak akan pernah bisa berhadapan denganmu seperti ini."     

Setelah mengatakannya, Anya melihat ke arah Aiden yang tidak jauh darinya. Ia melihat Raisa yang sedang berbicara dengan Aiden. "Hanya gadis bodoh itu saja yang menganggapmu teman. Padahal kamu sudah memanfaatkannya. Kamu menyuruh seseorang untuk membunuh tanamanku dan memfitnah Raisa. Tetapi dengan bodohnya ia malah membelamu. Apakah hati nuranimu tidak terluka ketika kamu memanfaatkan orang yang percaya kepadamu?"     

Natali terkejut saat mendengarnya. Ia tidak menyangka Anya mengetahui semuanya.     

Tetapi sedetik kemudian, ia berpura-pura untuk tetap tenang. "Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan?"     

"Benarkah? Apakah kamu benar-benar tidak mengerti atau kamu berpura-pura tidak mengerti? Kalau Raka tahu orang macam apa sebenarnya kamu, apakah ia masih mau bersama denganmu?" kata Anya dengan sinis.     

"Kamu … Kamu sengaja mau memisahkan aku dan Raka. Ia tidak akan mempercayaimu!" kata Natali dengan percaya diri.     

"Apakah kamu yakin? Kamu bisa membodohi seseorang untuk sementara, tetapi untuk selamanya?" kata Anya. Ia terus memandang ke arah Aiden. "Apa yang kamu dan Raisa rencanakan saat ini?"     

"Anya, jangan mengada-ngada. Apakah kamu pikir semua orang memiliki rencana jahat sepertimu?" kata Natali sambil tersenyum manis.     

"Jangan sampai aku tahu kamu merencanakan sesuatu. Aku tidak takut padamu," Anya tidak mau berbicara apa pun lagi pada Natali. Ia berbalik dan berjalan menghampiri suaminya.     

Natali melihat Aiden sedang memegang gelas anggur dari kejauhan. Hal itu membuatnya tersenyum angkuh.     

Entah mengapa, intuisi Anya mengatakan ada yang salah dengan gelas anggur itu.     

Natali memanggilnya bukan untuk bertengkar dengannya, tetapi untuk mengulur waktu agar Raisa bisa mendekati Aiden.     

Ia sudah pernah merasakan diberi obat oleh Natali sebelumnya. Sehingga ia bisa menebak, kemungkinan besar ada obat yang dicampurkan di dalam gelas anggur Aiden.     

Menyadari hal itu, Anya sedikit mengangkat roknya dan berlari menuju ke arah Aiden.     

Tidak tahu apa yang Aiden dan Raisa sedang bicarakan, Anya berlari untuk menghampirinya. Ketika bibir Aiden menyentuh gelas anggur itu, Anya langsung berteriak dengan keras. "AIDEN!"     

Mendengar teriakan Anya, Aiden langsung menoleh dan menatapnya. Melihat istrinya begitu terburu-buru, Aiden langsung cemas. Ia pikir Natali melakukan sesuatu kepada Anya.     

Ia langsung meletakkan gelas anggurnya dan menghampiri Anya. Tangannya terulur untuk memegang tangan Anya dan tatapan cemas terlihat di wajahnya. "Ada apa?"     

"Aku … Aku baik-baik saja," kata Anya dengan terengah-engah. Ia menatap gelas anggur yang diletakkan oleh Aiden.     

Aiden mengikuti arah pandang Anya dan melihat ke belakang, wajahnya terlihat curiga. "Apakah ada sesuatu yang salah dengan anggurku?"     

"Aku tidak tahu," Anya menggelengkan kepalanya. "Natali memanggilku tetapi ia tidak mengatakan apa pun selain ingin bertengkar denganku. Aku merasa ia sedang merencanakan sesuatu."     

Raisa merasa sangat marah. Sedetik saja! Tinggal sedetik saja, Aiden akan menjadi miliknya!     

Tetapi Anya telah mengacaukan segalanya …     

Ditambah lagi, setelah mendengar kata-kata Anya, Raisa tahu bahwa Anya curiga kepadanya.     

Raisa mencibir, "Anya, ini adalah Keluarga Atmajaya. Semua makanan dan minuman disediakan oleh Keluarga Atmajaya. Apakah maksudmu apa yang diberikan oleh Keluarga Atmajaya tidak aman?"     

"Bukan begitu maksudku …" Anya menatap Aiden dengan gugup.     

"Aku dengar bahwa pesta ulang tahun hari ini disiapkan oleh Kak Maria. Meski Paman Bima tidak menerima keberadaanmu, tidak seharusnya kamu menuduhnya." Ketika Raisa mengatakannya, ia terus melirik ke arah gelas anggur Aiden dengan cemas.     

Pada saat itu, seorang pelayan datang untuk membersihkan meja. Ia mengambil beberapa gelas anggur, termasuk gelas anggur Aiden ke atas nampan.     

"Tunggu sebentar." Aiden langsung menghentikan pelayan tersebut.     

"Ya, Tuan? Apa yang bisa saya bantu?" pelayan itu bergegas menghampirinya.     

"Bawakan aku gelas yang masih penuh itu," kata Aiden dengan suara yang menyeramkan.     

Pelayan itu tidak tahu mengapa, tetapi ia tetap mematuhi perintah Aiden. saat pelayan itu mendekati Aidne, Raisa memajukan kakinya dan menjegal kaki pelayan tersebut.     

Pelayan itu jatuh ke lantai. Gelas anggur yang dibawanya pecah berkeping-keping dan anggur di dalamnya langsung tumpah ke lantai.     

"Tuan, maafkan saya. Saya tidak sengaja. Saya akan segera membersihkannya!" pelayan itu merasa panik dan tidak berani menuduh Raisa telah menjegalnya. Bagaimana pun juga, semua tamu yang hadir di tempat itu adalah orang-orang penting.     

Raisa berpikir Aiden buta dan tidak bisa melihatnya.     

Tetapi penglihatan Aiden sangat tajam. Ia bisa melihat semua gerak-gerik Raisa, meski yang terkecil sekalipun.     

Anya berjongkok di lantai dan mengambil salah satu pecahan gelas kaca di samping kakinya. Setelah mencium aroma anggur yang tertinggal di pecahan kaca itu, ekspresinya langsung berubah. Ia terlihat yakin. "Aku bisa mencium aroma yang sama dengan obat yang dimasukkan Natali ke dalam minumanku sebelumnya."     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.