Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Misteri yang Belum Terpecahkan



Misteri yang Belum Terpecahkan

0"Bagaimana keadaan ibumu sekarang?" tanya Galih.     

"Terima kasih sudah menanyakan ibuku, Paman. Ibuku baik-baik saja," jawab Anya dengan sopan. Ia tidak memberitahu Galih mengenai penyakit ibunya kepada orang yang tidak terlalu dikenalnya.     

Selain itu, ia tahu bahwa ibunya dan Galih Pratama memiliki hubungan lama saat mereka masih muda, meskipun Diana tidak mau menceritakan masa lalu mereka pada Anya.     

Galih bisa mengingat Diana dari sikap Anya. Kebaikan dan kelembutan terpancar dari Anya saat memperlakukannya dengan sopan. Diana telah mengajari putrinya menjadi seorang wanita yang baik.     

Indah langsung bisa menebak identitas Anya. Anya adalah putri Diana!     

Ia menatap wajah dan penampilan Anya yang tidak disangka-sangka sangat mirip dengan Keara. Seperti yang dikatakan Keara, tidak akan ada orang yang ragu jika mereka berdua disebut sebagai saudara yang terpisah.     

Memikirkan hal ini langsung membuat wajah Indah berubah. Wajahnya yang semula tersenyum sopan, langsung berubah menjadi pucat pasi.     

"Suamiku, aku merasa tidak enak badan. Aku ingin pulang dulu," setelah mengetahui bahwa Anya adalah putri Diana, Indah tidak ingin melihatnya lagi. Hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk oleh ribuan jarum.     

"Ibu, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Keara dengan khawatir.     

"Aku baik-baik saja," Indah hanya tersenyum lemah.     

"Keara, ayah akan mengantarkan ibu pulang dulu," Galih merangkul pinggang Indah, takut istrinya itu akan terjatuh melihat wajahnya yang sangat pucat. Kemudian ia menatap Aiden. "Aiden, katakan pada ayahmu bahwa istriku sedang tidak enak badan. Sampaikan salam kami kepadanya. Kami akan pulang dulu."     

"Aku akan mengantar kalian," kata Keara.     

"Mobilnya sudah di depan. Kamu sudah lama tidak bertemu dengan Bima. Pasti ada banyak hal yang ingin ia tanyakan kepadamu. Temanilah dia," kata Galih.     

Tepat pada saat itu pula, Bima memanggilnya dari kejauhan. "Keara ..."     

"Ayah, ibu, Paman Bima memanggilku. Berhati-hatilah di jalan," Keara berbalik dan menghampiri Bima.     

Melihat ini, Aiden langsung berkata, "Paman, Bibi, biar kami yang mengantar kalian."     

Anya mengambil inisiatif untuk meraih tangan Indah dan merangkul tangannya, membantunya untuk berjalan sambil berkata dengan khawatir. "Bibi, wajahmu terlihat sangat pucat. Begitu pulang, jangan lupa minum sesuatu yang hangat dan banyak beristirahat."     

Indah menatap tangan Anya yang melingkari lengannya. Ia merasa sangat tidak nyaman saat memikirkan bahwa Anya adalah putri Diana.     

Ia benar-benar ingin menyingkirkan tangan Anya dari lengannya. Tetapi melihat kebaikan gadis ini, Indah tidak bisa melakukannya. Ia bahkan tidak bisa menyingkirkan tangan itu.     

"Sepertinya kamu tahu banyak, padahal kamu masih muda ..." kata Indah dengan dingin.     

"Kesehatan ibuku kurang baik. Jadi aku cukup mengetahui mengenai obat-obatan," kata Anya sambil tersenyum. Ia sama sekali tidak tersinggung dengan sikap Indah padanya.     

Melihat senyumnya yang polos dan tulus, Indah tidak bisa membenci gadis ini. Meskipun kemungkinan besar gadis ini adalah putri Diana dan Galih sekalipun, ia tidak bisa membenci Anya yang tidak bersalah.     

"Kamu pasti sangat menderita," suara Indah terdengar melembut.     

Sementara itu, Aiden sedang berbincang-bincang dengan Galih.     

"Anya adalah gadis yang sangat kuat. Ia bekerja di taman dan menjual bunganya sendiri. Sekarang, ia semakin tertarik dengan dunia parfum. Ia tidak hanya menanam bunga, tetapi sedang mengembangkan vanili di tamannya. Tetapi setelah panen, ia tidak tahu bagaimana cara memprosesnya," kata Aiden, sengaja membuka obrolan agar Anya bisa menjual vanilinya.     

"Aku pernah menyarankan pada Diana untuk menanam vanili. Butuh waktu lama untuk menumbuhkan vanili. Setelah panen, Anya bisa menjualnya kepadaku. Aku memiliki pabrik untuk memproses vanili," kata Galih sambil tersenyum.     

Anya merasa sangat senang. Ia tidak menyangka bahwa rencananya akan selancar ini.     

Ia langsung menyadari bahwa Aiden untuk membantunya. Itu sebabnya Aiden menawarkan diri untuk mengantar Galih dan Indah.     

Aiden membantu Anya, mencarikan pembeli untuk vanilinya. Dan Galih pun tidak menolak!     

"Terima kasih, Paman. Aku akan menghubungimu ketika sudah panen," kata Anya dengan senang.     

"Apakah kamu punya nomor ponselku? Kamu bisa mengirimkan foto atau video pertumbuhan vanilinya. Aku tidak mau membelinya jika kualitasnya tidak bagus," kata Galih sambil tertawa.     

"Aku mengerti! Aku akan merawat vanili itu baik-baik," Anya mengangguk dengan penuh semangat.     

Ketika melihat suaminya dan Anya berbincang-bincang dengan akrab, hati Indah terasa sakit. Walaupun ia tidak membenci Anya, ia tetap tidak suka melihat kedekatan suaminya dengan gadis ini.     

"Kalau ada yang tidak kamu mengerti, kamu bisa tanyakan padaku. Aku akan membantumu mencarikan seorang ahli," Galih menuju ke pintu mobil dan membantu istrinya untuk masuk. Ia berbalik dan menatap Aiden dan Anya sambil tersenyum. "Kalau kamu kesulitan, jangan sungkan untuk meminta bantuanku."     

Anya menatap Aiden sambil tersenyum. "Terima kasih atas tawarannya, Paman. Tetapi Aiden sudah banyak membantuku. Aku hanya butuh bantuan untuk menjual vanili itu karena aku tidak tahu cara memprosesnya."     

"Aku akan mengambil semuanya jika kualitasnya bagus, tidak peduli berapa pun jumlahnya" entah mengapa Galih merasa senang setiap kali ia melihat Anya.     

Mendengar kata-kata Galih, Anya mengangguk dengan senang.     

Senyumnya tampak menular. Meski Indah tidak menyukai keakraban Galih dan Anya sekali pun, senyum Anya membuatnya tanpa sadar ikut tersenyum tipis.     

Begitu sadar, ia langsung mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tenang.     

Aiden bisa melihat ekspresi Indah. Ia bisa melihat ketidaksenangannya, kekesalannya dan matanya yang rumit setiap kali menatap Anya. Aiden juga melihat perubahan yang terus menerus terjadi di wajah Indah. Sedetik wanita itu tersenyum, sedetik kemudian ia terlihat tidak senang.     

Ia tahu mengapa Indah merasa tidak nyaman. Malahan, Aiden sendiri juga mencurigai bahwa Anya sebenarnya adalah putri Galih.     

Namun, menurut penyelidikannya, Diana tidak berhubungan dengan Galih dan memilih untuk menikah dengan Deny karena tidak mau menjadi ibu tiri bagi Keara.     

Diana dan Deny memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia di awal, sehingga tidak mungkin Diana mengkhianati Deny dan berselingkuh dengan Galih. Tidak mungkin Anya adalah anak hasil perselingkuhan.     

Tetapi mengapa Anya begitu mirip dengan Keara? Semua ini adalah misteri yang belum bisa Aiden pecahkan.     

"Aiden, bawa Anya masuk. Di luar dingin. Kami akan pulang," kata Galih sambil menutup pintunya. Kemudian ia menurunkan kaca jendela dan berpamitan pada Aiden dan Anya.     

"Berhati-hatilah," jawab Aiden dengan sopan.     

"Sampai jumpa lagi, Paman, Bibi!" Anya tersenyum dan melambaikan tangannya kepada kedua orang tersebut dengan ramah.     

Ketika mobil mereka menjauh, Indah melirik ke arah spion mobil dan melihat Anya masih berdiri di depan pintu, menunggu hingga mobil mereka tidak terlihat lagi.     

Indah menghela napas panjang. Anya adalah gadis yang sangat baik dan hidupnya penuh dengan penderitaan. Tetapi ia malah memperlakukan gadis ini dengan tidak baik. Hal itu membuat hatinya terasa sedikit menyesal.     

Tetapi apa yang bisa ia lakukan? Bagaimana ia bersikap baik di hadapan seorang gadis yang kemungkinan merupakan anak lain dari suaminya?     

"Indah, ada apa denganmu?" tanya Galih dengan khawatir.     

Indah menatap Galih dengan marah. "Aku merasa tidak nyaman bertemu dengan gadis itu. Aku sudah menikah denganmu lebih dari dua puluh tahun, tetapi baru kali ini aku merasa sangat kecewa padamu."     

"Indah, kamu tahu ceritaku dengan Diana. Aku mengecewakannya dan memutuskan untuk menikah dengan kakakmu. Setelah kakakmu meninggal, aku memang berniat untuk mendekatinya lagi. Tetapi Diana tidak bersedia berhubungan dengan duda beranak satu seperti aku. Kamu lah yang memberi Keara dan aku rumah untuk pulang dan aku tidak akan pernah mengecewakanmu untuk kebaikanmu. Aku berani bersumpah aku tidak pernah mengkhianatimu," kata Galih. "Kalau kamu tidak percaya ..."     

Indah langsung menutup mulut Galih. "Aku percaya padamu. Tetapi mengapa anak itu terlihat sangat mirip dengan Keara? Ia adalah putri Diana tetapi mengapa ia terlihat sangat mirip dengan putrimu? Bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya? Galih, aku tidak ingin meragukanmu. Tetapi coba ingat baik-baik. Apakah kamu pernah berhubungan dengan Diana ..."     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.