Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Saham



Saham

0"Jika aku adalah kepala Keluarga Atmajaya, aku tidak akan pernah memaksamu untuk menikahi orang yang tidak kamu cintai. Aku juga pernah merasakannya dan aku baru saja terbebas. Pulanglah. Jangan melibatkan bibimu," Aiden tidak mau Anya semakin terlibat dalam masalah Keluarga Atmajaya yang pelik. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Anya, meski ia harus mengorbankan Nico sekali pun.     

"Paman, kamu tidak bisa melakukan ini kepadaku. Kamu menikah dengan bibi. Kehidupan pernikahanmu sangat bahagia. Mengapa aku harus menikahi wanita yang tidak aku cintai?" keluh Nico.     

"Aku sudah bilang kamu tidak perlu menikah. Hanya bertunangan dan membatalkan pertunangan itu di saat yang tepat," kata Aiden.     

Anya juga merasa sedikit ragu untuk ikut campur dalam masalah ini. Bagaimana pun juga, ayah Aiden masih hidup dan bertanggung jawab atas seluruh Keluarga Atmajaya. Anya dan Aiden tidak bisa menentang keputusan Bima.     

"Nico, bagaimana kalau kamu bertunangan terlebih dahulu untuk membohongi kakekmu. Kemudian, cari waktu yang tepat untuk membatalkan pertunangan itu," kata Anya.     

Nico duduk di pinggir sofa dan berkata dengan suara lemah. "Bibi, ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan. Karena ini adalah perjodohan untuk kerjasama, siapa pun yang ingin membatalkannya harus memberikan kompensasi. Kakekku sangat mencintai uang, sama seperti mencintai dirinya sendiri. Baginya, uang adalah nomor satu. Ketika paman diculik pun, ia lebih memilih untuk melaporkannya kepada polisi dibandingkan membayar uang tebusan. Apakah menurut Bibi, kakek bersedia untuk membatalkan pertunangannya?"     

Anya tertegun sejenak saat mendengarnya. Apakah benar-benar tidak ada cara lain?     

"Paman, kamu juga ikut membesarkan aku sejak kecil. Apakah kamu benar-benar tega membuat aku merasakan apa yang kamu rasakan?" Nico tidak menyerah dan berusaha untuk membuat hati Aiden luluh.     

Bibir Aiden melengkung membentuk senyuman dingin. "Apa yang bisa kamu lakukan untukku jika aku membantumu?"     

Mata Nico langsung berbinar. Ia tahu pasti ada cara untuk membalikkan keadaan. "Paman, katakan padaku apa yang kamu inginkan dan aku akan memberikannya."     

"Minta pada kakekmu saham Atmajaya Group sebesar 5% sebagai hadiah pertunangan. Dengan itu, aku akan menjadi pemegang saham terbesar di Atmajaya Group." Kata Aiden.     

"Jadi Paman sebenarnya sudah punya rencana!" Nico tertawa. "Baiklah, baiklah. Kalau kakek ingin aku bertunangan, aku akan meminta saham darinya. Dengan begitu, paman akan menjadi pemegang saham terbesar dan membantuku untuk membatalkan pertunangan."     

"Kalau memang aku yang memegang kekuasaan, tentu saja aku akan melindungimu. Aku tidak akan ikut campur dengan hubungan percintaanmu. Kamu bisa menikahi siapa pun yang kamu mau," janji Aiden pada Nico.     

Setelah mencapai kesepakatan dengan Aiden, suasana hati Nico membaik. Ia tidak lagi khawatir mengenai kencan buta yang direncanakan oleh kakeknya. "Aku akan menelepon ibuku dan mengatakan bahwa aku menginginkan saham perusahaan."     

"Hmm …" gumam Aiden.     

Nico merasa sangat bersemangat, tetapi Aiden sebenarnya tidak seyakin Nico.     

Bima adalah pria yang sangat cerdas. Ia tidak akan pernah memberikan hadiah saham perusahaan pada Nico meski cucu kesayangannya bertunangan sekali pun.     

Aiden rasa, masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan meminta bantuan dari Maria.     

Setelah mengetahui masalahnya sudah beres, Nico pulang ke rumahnya dengan hati gembira. Sementara itu, Aiden pergi ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya dan Anya kembali ke kamarnya untuk mandi, lalu tidur.     

Saat memeriksa kesehatan Anya, Tara mengingatkan agar Aiden tidak membuat Anya terlalu kelelahan dengan 'olahraga ekstrem' mereka.     

Tara tahu ia harus mengatakannya di hadapan Aiden karena Anya tidak akan bisa menolak suaminya. Kalau Aiden memang benar-benar peduli pada Anya, ia akan menahan dirinya.     

Mereka sudah menikah dan akan hidup bersama seumur hidup. Kalau Aiden adalah pria yang bijak, ia akan memilih untuk menahan diri agar kesehatan Anya semakin pulih dan mereka bisa hidup dengan bahagia.     

Namun, Anya tidak menyangka Aiden benar-benar akan melakukan itu demi dirinya.     

Malam itu, Aiden hanya memeluk tubuh Anya dan mereka tertidur lelap hingga pagi.     

Malam itu, Aiden menahan diri untuk kesehatan Anya!     

Paginya, saat bangun tidur, Anya menyadari bahwa siklus menstruasinya tiba dan ia tidak merasakan sakit sama sekali pada tubuhnya. Sepertinya, obat herbal, makanan bergizi dan istirahat cukup benar-benar membuat tubuhnya jauh lebih baik.     

"Selamat pagi, suamiku," Anya berlari menuju ke kamar ganti dan memeluk Aiden yang sedang berganti baju dari belakang.     

"Hari masih pagi, tetapi Nyonya Atmajaya sudah sangat bersemangat. Apakah kamu sedang menggodaku?" kata Aiden dengan bercanda.     

"Aku sedang menstruasi." Anya melongok dari belakang punggungnya dan menatap ke arah cermin di hadapan Aiden. "Aku hanya ingin bilang bahwa perutku tidak sakit hari ini."     

"Hmm …" Aiden berbalik dan memeluk pinggang Anya. "Apakah kamu tidak ingin memberiku hadiah?"     

"Tundukkan kepalamu!" Anya berjinjit dan memerintahkan Aiden untuk sedikit menunduk.     

Tangan besar Aiden menarik tubuh mungil Anya ke dalam pelukannya. Mata mereka berdua terpejam saat bibir mereka berdansa.     

Anya melingkarkan tangannya di leher Aiden, mengulum bibir suaminya, sesuai yang diajarkan olehnya. Hari masih pagi, tetapi suhu di dalam ruangan itu terasa semakin panas, hingga ponsel Aiden berbunyi.     

Pada akhirnya Aiden melepaskan tubuh Anya.     

"Ada rapat penting pagi ini di kantor. Kamu beristirahatlah dulu dan masuk kerja siang saja" kata Aiden dengan lembut sambil mengelus kepala Anya.     

"Hmm …" Anya mengangguk dengan patuh.     

Ia mengantarkan suaminya untuk pergi ke kantor dan memberinya ciuman sekali lagi sebelum mereka berpisah.     

…     

Pada pukul 10 siang, salah satu pengawal Aiden mengantarkan Anya ke Iris.     

Anya sama sekali tidak tahu apa yang terjadi saat Aiden mengembalikan ponsel Raisa kepada wanita itu. Yang ia tahu, tiba-tiba saja, Raisa sudah menunggunya di Iris.     

Mila sudah menanti Anya agak jauh dari Iris dan langsung menghampiri ketika melihat sosok Anya. Ia menghalangi Anya agar tidak masuk ke dalam toko dan langsung berkata, "Anya, jangan masuk. Raisa sudah menunggumu dari tadi. Dilihat dari penampilannya, tujuannya datang ke tempat ini tidak baik," kata Mila.     

"Tidak usah khawatir. Aku bisa menghadapinya," Anya tidak berniat melarikan diri dari masalah ini. Ia tidak bisa selamanya bersembunyi di belakang Aiden.     

"Apakah aku harus menghubungi Tuan Aiden?" tanya Mila dengan cemas.     

"Tidak usah. Antarkan Raisa ke ruang tamu di lantai satu. Aku akan berbicara dengannya," kata Anya dengan tenang.     

Mila langsung kembali ke toko dan melakukan perintah Anya.     

Ketika Raisa mengetahui bahwa Anya sudah tiba, ia langsung bangkit berdiri. "Anya, aku ingin berbicara denganmu."     

"Tolong buatkan secangkir teh untuk Nona Raisa. Aku akan menemui Bu Esther terlebih dahulu dan kembali setelahnya," Anya mengabaikan Raisa dan langsung menuju ke tangga.     

"Anya! Apakah kamu tidak bisa lihat aku sudah lama menunggumu? Berhenti!" teriak Raisa dengan kesal. Tidak pernah ia merasa diabaikan seperti ini sebelumnya!     

"Raisa, sekarang adalah jam kerjaku. Aku harus melapor pada Bu Esther dulu. Kamu bisa menunggu lagi." Anya tidak memedulikan Raisa dan terus berjalan ke lantai dua.     

Raisa merasa benar-benar marah. Anya merendahkannya! Anya tidak menganggapnya!     

Pagi-pagi sekali, ia diminta untuk datang ke kantor Aiden. Ia menunggu lama sekali hingga akhirnya Aiden setuju untuk menemuinya setelah rapat.     

Walaupun Aiden mengembalikan ponselnya, ia juga memperingatinya agar tidak mengganggu Anya lagi. Ia bahkan mencurigai Raisa telah menyuruh seseorang untuk menghancurkan taman vanili Anya.     

Tidak pernah sekali pun ia melakukan hal itu!     

Anya pasti telah menuduhnya dan membuat namanya semakin buruk di hadapan Aiden.     

"Anya, jangan menuduhku sembarangan. Apa gunanya kamu memfitnahku di hadapan Aiden, membuat Aiden memandangku semakin buruk? Cepat turun! Aku ingin berbicara denganmu sekarang juga!" teriak Raisa.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.