Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sebelum Tahun Baru



Sebelum Tahun Baru

0Tubuh Aiden kaku. Ia sama sekali tidak bergerak.     

Ketika mendengar suara Anya, hatinya terasa sakit seperti disayat dengan pisau.     

Tangannya terkepal dengan erat hingga kukunya melukai telapak tangannya. Hanya dengan cara itulah ia bisa menahan diri untuk tidak memeluk wanita yang dicintainya ini.     

"Aku sedang sibuk. Kalau tidak ada apa-apa lagi, tidurlah dulu. Jangan tunggu aku," kata Aiden dengan suara rendah.     

Mata Anya terasa panas saat mendengarkan suaminya yang dingin. "Aiden, aku tahu ini sudah mendekati akhir tahun dan kamu sangat sibuk. Aku tidak akan mengganggumu. Tetapi aku sangat merindukanmu. Kamu selalu pulang setelah aku tidur. Begitu aku bangun, kamu sudah pergi lagi ke kantor. Sudah lama aku tidak melihatmu."     

Aiden berusaha keras untuk menahan dirinya. Ketika ia sudah tidak mampu lagi, ia menyingkirkan tangan Anya yang memeluk pinggangnya. "Kalau kamu tahu aku sibuk, seharusnya kamu menjaga dirimu sendiri. Jangan terus menyulitkan aku."     

Kekuatan Aiden terlalu besar sehingga Anya terhuyung ke belakang dan punggungnya menabrak rak buku. Anya langsung meringis pelan dan air mata kembali menggenang di pelupuk matanya.     

Aiden tidak sanggup melihatnya lagi dan mengalihkan pandangannya. Ia takut ia akan luluh saat melihat Anya. Ia sudah berusaha sangat keras untuk menahan diri.     

"Sejak pertunangan Keara berakhir, kamu berubah. Aku hanya ingin bertanya, Aiden, apakah kamu mencintaiku?" tanya Anya.     

Aku mencintaimu Anya! Aku benar-benar mencintaimu!     

Aku mencintaimu lebih dari hidupku, lebih dari apa pun di dunia ini!     

Kata-kata itu terus menerus terucap di hatinya, tetapi mulutnya mengucapkan hal lain. "Tidurlah. Jangan cari masalah!"     

"Cari masalah? Kamu pergi minum-minum dengan Keara dan mengatakan bahwa aku hanyalah penggantinya. Aiden, sebenarnya kapan pertama kali kita bertemu? Mengapa kamu mengingatku tetapi aku tidak?" Anya memutuskan bahwa ia harus memperjelas semuanya sekarang juga.     

"Pada bulan Februari tahun lalu, ibumu memintaku pergi ke tamannya untuk membahas mengenai penggusuran. Aku melihatmu untuk yang pertama kalinya di taman itu," Aiden tidak menyembunyikan kebenarannya. Memang itulah pertama kalinya ia bertemu Anya. Itulah pertama kalinya ia jatuh hati pada Anya.     

"Jadi, aku benar-benar pengganti Keara? Kamu menikahiku karena aku mirip dengan Keara …" Anya berjalan ke arah pintu dengan senyum pahit di wajahnya. Setelah beberapa langkah, tiba-tiba saja ia berhenti. "Apa yang kamu inginkan sekarang? Apakah kamu ingin menceraikan aku dan kembali kepadanya?"     

Aiden tidak mengatakan apa pun, tetapi ia juga tidak membantah pertanyaan dari Anya.     

Anya hanya bisa mengangkat kepalanya dan tertawa dengan keras. Ia tidak bisa menahan diri. Meski tawa terdengar dari mulutnya, wajahnya sudah bersimbah dengan air mata.     

Pada akhirnya, ia hanyalah seorang pengganti. Ternyata Aiden sudah pernah melihat wajahnya sebelumnya dan menikahinya hanya karena wajah sialan ini.     

Mengapa ia tidak mengatakannya sebelumnya?     

Mengapa ia baru mengakuinya sekarang?     

Anya tidak punya keberanian untuk bertanya, tetapi kalau ia tidak hamil, apakah Aiden benar-benar akan menceraikannya?     

Ia merasa tidak bisa memahami Aiden lagi. Apakah kelembutannya selama ini juga palsu?     

Aiden terlihat jijik saat melihat Keara sebelumnya, tetapi mengapa semuanya berubah hanya karena Keara membatalkan pertunangannya.     

Kalau memang benar kelembutan dan kepedulian Aiden padanya itu palsu, maka apakah kebencian Aiden pada Keara juga palsu?     

Apakah Aiden hanya ingin menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya?     

Apakah Aiden hanya berusaha menolak untuk mengakui bahwa sebenarnya ia masih mencintai Keara?     

Kalau memang benar seperti itu, lalu apa yang bisa Anya lakukan?     

Keara tidak akan mau menyerah. Hari ini ia bahkan datang ke depan pintu rumah mereka.     

Anya tidak tahu apa yang akan Keara lakukan setelah ini.     

Tidak tahu sejak kapan Anya sudah kembali ke kamarnya. Ia hanya bisa berbaring, meringkuk seolah berusaha untuk melindungi dirinya. Ia memegang selimut dengan erat saat bahunya berguncang karena tangis yang tidak kuasa untuk ditahannya lagi.     

Aiden hanya bisa berdiri di depan pintu, mendengarkan suara tangis dari dalam. Tangannya memegang kenop pintu, tetapi ia tidak bisa membukanya.     

Ia ingin mencium Anya, memeluknya dan menghiburnya. Ia ingin melakukan segalanya untuk Anya.     

Tetapi dua lembar tes DNA telah menghentikan langkahnya.     

Tangis membuat Anya kelelahan dan akhirnya terlelap dalam tidurnya.     

Aiden kembali ke kamar setelah Anya tertidur. Ia duduk di samping tempat tidur, memegang tangan kecil Anya dengan lembut. Ia hanya bisa memandangi wajah istrinya hingga subuh tiba, tanpa bisa melakukan apa pun untuk membahagiakan wanita yang dicintainya.     

…     

Keesokan paginya, ketika Aiden turun dari kamarnya, Hana melihat mata Aiden merah. "Tuan, apakah tidur Anda tidak nyenyak semalam?"     

"Kak Maria akan pindah ke sini mulai hari ini dan menjaga Anya. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan malam ini aku tidak bisa pulang," kata Aiden.     

Hana terdiam sejenak. "Tuan, kalau Anda tidak kembali, Anya pasti akan sangat sedih."     

Aiden hanya memandang ke arah Hana, membuat Hana terkejut dan menyadari bahwa ia telah salah bicara. Hana langsung berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. "Saya akan menjelaskan pada Anya bahwa perusahaan sedang sibuk akhir tahun. Jangan khawatir, Tuan. Saya juga akan menjaga Anya."     

"Hmm …" Aiden mengangguk dan duduk di meja makan.     

"Apakah kamu tidak akan kembali malam ini saja? Atau kamu tidak akan kembali seterusnya?" suara Anya tiba-tiba terdengar.     

Ia masih mengenakan piyama putihnya kemarin. Wajahnya terlihat pucat. Piyama yang ia kenakan sedikit kebesaran, membuat tubuhnya terlihat semakin mungil.     

"Mengapa kamu tidak menggunakan sandal?" pandangan Aiden tertuju pada kaki Anya. "Kamu bukan anak kecil lagi. Kamu harus belajar untuk menjaga dirimu sendiri. Aku tidak bisa terus menerus berada di sampingmu."     

"Mustahil untuk bisa berada di sampingku seumur hidup. Itu sebabnya kamu akan membiarkanku untuk mulai merasakannya sekarang? Sampai kapan kamu memberiku waktu untuk membiasakan diri?" mata Anya memerah.     

Hana langsung mengambil sepasang sandal untuk Anya, tetapi Anya tidak mau mengenakannya. Ia berdiri di tempatnya, memandang ke arah Aiden, memaksanya untuk memberi jawaban.     

"Sebelum tahun baru," setelah mengatakannya, Aiden mengambil jasnya. Tanpa menyentuh makanannya, ia langsung pergi ke arah pintu.     

Anya hanya bisa terduduk di lantai dan menangis saat Aiden meninggalkannya.     

"Anya, lantainya dingin. Ayo cepat bangun," Hana langsung panik dan membantu Anya untuk berdiri.     

Hana membantu Anya untuk duduk di sofa dan membiarkannya menangis hingga tenang. Kemudian, Anya kembali ke kamarnya.     

"Raka, aku ingin minta tolong," Anya langsung menelepon Raka, meminta bantuannya.     

Mendengar suara Anya yang serak, Raka langsung terdengar khawatir. "Anya, ada apa denganmu? Ada masalah apa?"     

"Bisakah kamu membantuku menyelidiki mengenai penculikan Aiden? Aku khawatir ibuku yang melakukannya," kata Anya sambil menangis.     

"Mengapa ibumu menculik Aiden?" tanya Raka.     

"Ibuku pernah salah mengira bahwa Aiden adalah Ivan. Bisakah kamu membantuku?" Anya memohon kepada Raka, membuat Raka tidak bisa menolak.     

"Jangan menangis. Aku akan membantumu. Tetapi kamu harus memberitahuku, apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Setelah Keara membatalkan pertunangannya dengan Ivan, ia terus berusaha mendekati Aiden. Ia memberitahuku bahwa ibu yang meminta seseorang untuk menculik Aiden. Sekarang, Aiden ingin bercerai denganku. Meski ia tidak mengatakannya kepadaku, aku tahu," suara Anya terdengar lemah.     

"Apa? Anya, aku akan langsung menyuruh seseorang menyelidikinya. Jangan khawatir."     

"Terima kasih, Raka. Aku tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Aku hanya bisa meminta tolong padamu," Anya menangis sesunggukan.     

"Aku senang kamu masih mengingatku," kata Raka. "Anya, bagaimana kalau ternyata benar ibumu yang melakukannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.