Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Akan Kembali



Tidak Akan Kembali

0"Ke rumah sakit. Aku ingin mengunjungi ayahku," kata Anya.     

Menjamin keselamatan? Melindungi?     

Aiden bilang bahwa ia mencintainya, tetapi ia ingin menceraikannya.     

Aiden mengatakan bahwa ia sudah tidak mencintai Anya lagi, tetapi saat Anya pergi, ia masih mengirimkan pengawalnya untuk melindunginya dan melaporkan ke mana pun Anya pergi.     

Pengawal itu menyetir dengan sangat berhati-hati dan beberapa saat kemudian, mereka tiba di rumah sakit tempat Deny dirawat.     

Anya turun terlebih dahulu dan berdiri di depan pintu sambil menunggu pengawal tersebut. Walaupun ia tidak suka diikuti, Anya memutuskan untuk diam saja.     

Di rumah sakit, ada begitu banyak orang. Anya tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu seperti sebelumnya.jadi, memang lebih baik kalau ada seseorang yang melindunginya.     

Pengawal itu mengantarnya hingga ke lantai atas, sampai Anya masuk ke dalam kamar Deny. Setelah itu, ia berdiri dan menunggu di depan pintu.     

"Ayah, apa yang sedang kamu lihat?" Anya memasuki kamar Deny dan melihat ayahnya sedang berdiri di dekat jendela, memandang ke arah luar.     

"Anya, kamu datang. Ayah sedang melihat cuaca. Hujan terus menerus turun. Mungkin hujan juga akan turun di hari Natal," kata Deny dengan sedih.     

"Hujan juga tidak apa-apa." Toh, bagi Anya tidak ada yang spesial di hari Natal.     

Anya melangkah maju dan menggandeng tangan ayahnya untuk membantunya duduk di sofa.     

"Apakah kamu tidak sibuk hari ini?" Deny mengambil buah jeruk yang ada di meja dan mengupasnya untuk Anya. "Buah jeruk banyak vitamin C nya, bisa memperindah kulit anakmu nanti."     

Anya menerimanya sambil tersenyum. "Raka bilang ayah mengunjungi Natali di rumah sakit jiwa. Natali setuju untuk mendonorkan ginjalnya, tetapi Bu Mona yang menolak. Hari ini aku bertemu dengan Bu Mona dan ia sudah memberi persetujuannya."     

"Mona setuju?" tanya Deny dengan terkejut.     

"Bu Mona butuh uang untuk membelikan kekasihnya sebuah mobil baru. Aku menjanjikan uang 1 milyar padanya setelah operasi. Ayah yang harus membayarnya. Aku tidak punya uang sebanyak itu," Anya menjelaskan situasinya secara singkat.     

"Aku akan membayarnya, tetapi aku tidak akan memberikan uang itu kepadanya. Ia ingin menjual ginjal anaknya demi membiayai kekasihnya? Sungguh tidak tahu malu," Deny mengerang dengan marah.     

"Ayah, apakah ayah pernah menyesal?" tanya Anya dengan suara pelan.     

"Apa maksudmu?" Deny menatap ke arah putrinya.     

"Meninggalkan aku dan ibu untuk Bu Mona. Tetapi ia malah menceraikanmu di saat kamu sedang membutuhkan. Setelah itu, ia masih menyulitkanmu dan tidak membiarkan Natali untuk mendonorkan ginjalnya. Wanita itu, di mana letak keunggulannya dibandingkan ibuku?" tanya Anya.     

Deny langsung terlihat sedih saat mendengar pertanyaan Anya.     

Penyesalan? Tentu saja ia sangat menyesal.     

"Aku menyesal karena hatiku tidak cukup bijaksana. Kalau saja aku bisa menerima masa lalu ibumu dan Galih, aku tidak akan menceraikan ibumu dan mengalami semua ini. tetapi semuanya sudah terjadi. Dan sekarang aku hanya bisa menerima hukuman dari Tuhan. Kalau kamu bersedia memberikan kesempatan sekali lagi pada ayah, ayah akan menjagamu dan ibumu dengan sepenuh hati."     

"Ibu sedang pergi ke luar negeri untuk pengobatan. Begitu kembali, ayah bisa berbicara padanya. meski ayah dan ibu tidak bisa kembali bersama sekali pun, aku berharap kalian bisa berteman dan memiliki hubungan yang baik. Ibu tidak tahu bagaimana cara mengurus dirinya sendiri. Selama ini, selalu nenek dan aku yang menemaninya. Aku selalu merasa tidak tenang kalau harus meninggalkan ibu sendiri," jejak kesedihan terpancar di mata Anya.     

"Ke mana kamu akan pergi?" Deny langsung bertanya.     

"Setelah bercerai, aku akan pergi ke Akademi Parfum di Perancis," jawab Anya.     

"Jangan terlalu gegabah. Ayah akan menemui Aiden hari ini," kata Deny.     

Anya hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Ayah sendiri juga harus jaga kesehatan. Ketika aku pergi, sering-sering kunjungi ibu. Ibu tahu bagaimana cara merawat bunga dan tanaman, tetapi ia tidak bisa menjaga kesehatannya sendiri. Karena kehilangan indera penciumannya, ibu sering kali makan makanan basi dan keracunan."     

"Ayah janji akan menjaga ibumu," Deny mengangguk dengan ekspresi serius.     

"Raka akan mengatur jadwal operasimu sesegera mungkin. Suatu hari, kalau Raka ingin mengakhiri pertunangannya dengan Natali, aku harap ayah tidak menyalahkannya," kata Anya.     

Deny adalah orang yang rasional. Sejak perusahaannya bangkrut dan sejak ia sakit, ia telah menyadari banyak hal.     

"Ini semua salah Natali sendiri. Kalau saja ia tidak menculikmu di pesta pertunangannya, mungkin ia sudah menjadi menantu Keluarga Mahendra sekarang. Tetapi ia malah mencelakai saudaranya sendiri di hari bahagianya dan melampiaskan semua kesalahannya pada orang lain. Setelah itu, ia tidak jera juga dan berusaha untuk mencelakai anak di dalam kandunganmu. Ia pantas mendapatkan hukuman ini. Aku tidak akan menyalahkan Raka kalau ia ingin meninggalkan Natali," kata Deny dengan tenang.     

"Ayah juga mengenal Raka dari kecil. Raka adalah pria yang baik. Meski pertunangan mereka berakhir, Raka tidak akan menelantarkan kalian berdua begitu saja. ia akan membantu ayah kalau ayah membutuhkan," kata Anya.     

"Anya, mengapa kamu mengatakan semua ini kepada ayah? Apakah kamu berniat pergi dan tidak akan pernah kembali lagi?" Deny menatap wajah Anya dengan enggan. Ia benar-benar menyesali perbuatannya dan ingin menebus semua kesalahannya. Ia ingin membahagiakan Anya.     

Tetapi sepertinya ia tidak memiliki kesempatan itu.     

"Aku mungkin akan pergi ke Perancis selama dua atau tiga tahun. Jadi …"     

"Selama itu?" Deny merasa hatinya kosong. Putrinya tiba-tiba saja ingin pergi di saat ia sudah menyadari semua kesalahannya. Ia benar-benar enggan.     

"Ibu masih tinggal di Indonesia. Jadi aku pasti akan kembali," kata Anya sambil tersenyum.     

"Kamu tidak perlu khawatir. Ayah akan membantumu untuk menjaga ibumu," Deny tahu Anya tidak akan bisa tenang kalau berada jauh dari Diana. Alih-alih meminta pada Galih, Anya datang kepadanya dan memintanya untuk menjaga ibunya. Hal ini membuat Deny sangat bahagia.     

Setelah mengobrol sejenak dengan ayahnya, Anya hendak kembali ke Iris. Ia bangkit berdiri dan berkata, "Aku akan pulang dulu. Ayah beristirahatlah."     

"Anya …" Deny menghentikannya.     

"Ada apa?" Anya berhenti dan menatap ayahnya.     

"Ayah tahu Aiden sudah banyak membantumu. Tetapi ketika ia berubah pikiran, ia juga berubah menjadi orang yang sangat kejam. Ayah tidak mau kamu keras kepala dan menyakiti dirimu sendiri. Mengenai anak di dalam kandunganmu, ayah sarankan kamu tidak melahirkannya," kata Deny dengan tatapan penuh khawatir.     

Anya bisa merasakan tubuhnya gemetaran dan tidak bisa berdiri dengan tegap.     

"Anya!" seru Deny sambil bergegas menghampirinya.     

Tangan Anya langsung memegang sofa untuk menopang tubuhnya dan kemudian ia mengatakan setiap kata dengan penekanan, "Mengapa kamu tidak menyarankan aku untuk melahirkan anak ini?"     

"Kamu masih terlalu muda dan masa depanmu akan dihalangi oleh anak itu. Meski anak itu lahir sekalipun, Keluarga Atmajaya tidak akan membiarkan kamu membawanya. Apakah kamu tega membiarkan anakmu dibesarkan oleh wanita lain? Kalau kamu tidak bisa memberikan kehidupan yang bahagia untuk anak itu, setidaknya jangan menyulitkannya. Itu sama dengan tidak bertanggung jawab," kata Deny.     

Dari sudut pandang seorang ayah, untuk putrinya, ia menyarankan agar ia menggugurkan kandungannya.     

Anya tahu sebenarnya ayahnya benar, tetapi ia tidak mau kehilangan bayi ini.     

Ini adalah anak pertamanya dengan Aiden, dan mungkin menjadi yang terakhir. Mereka tidak akan pernah bertemu lagi suatu hari nanti.     

Meski pernikahan mereka singkat, tetapi ia benar-benar bahagia. Ia bisa merasakan bahagianya dicintai dan dimanjakan oleh Aiden.     

Kenangan bahagia itu saja sudah cukup bagi Anya.     

Ia ingin melahirkan anak ini. Meski suatu hari nanti, ia harus berakhir sendirian, tanpa Aiden, setidaknya ia memiliki anak ini.     

"Aku akan membujuk Aiden agar mau memberikan anak ini untukku," bisik Anya.     

"Kalau Aiden tidak setuju dan kamu juga bersikeras, ayah takut mereka akan melukaimu. Ayah tahu sisi gelap dari keluarga terhormat seperti mereka. Ayah hanya tidak ingin kamu terluka," kata Deny sambil memandang Anya dengan tulus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.