Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menghalangimu



Menghalangimu

0Anya masih ingat betul saat ia terbangun di ruang operasi. Ia tahu betul bagaimana reaksi Keluarga Atmajaya terhadap anak yang dikandungnya.     

Padahal, ketika anggota Keluarga Atmajaya pertama kali mengetahui kehamilannya, mereka sangat senang.     

Tetapi begitu Aiden mau menceraikannya, mereka langsung berubah sikap. Bima menyuruh seseorang untuk membawa Anya secara paksa ke ruang operasi, berusaha untuk membunuh anak di dalam kandungannya tanpa ijin.     

Ia ingat sebelum ia pingsan hari itu, ia terjatuh di pelukan yang hangat.     

Pada saat itu, ia pikir pelukan hangat itu adalah pelukan suaminya. Namun, ketika diingat sekali lagi, Anya baru sadar bahwa orang tersebut adalah Ivan.     

Bahkan Ivan pun ikut bekerja sama dengan Bima untuk mengirimnya ke ruang operasi.     

Hingga saat ini, hanya Maria dan Nico saja yang tidak memihak. Mereka tidak memihak pada Keluarga Atmajaya dan juga tidak memihak pada Anya. Setidaknya, mereka tidak melakukan apa pun untuk melukai Anya.     

"Aku tahu aku akan berada dalam bahaya kalau aku terus bersikeras," Anya menghela napas panjang. "Aku akan mengakhiri hubunganku dengan Aiden secepat mungkin."     

Setelah pergi dari rumah sakit, Anya pergi menuju ke Iris terlebih dahulu. Ia berbicara pada Mila dan mengalihkan semua pekerjaan dan tanggung jawabnya pada Mila, setelah itu ia pergi.     

Begitu pergi, Keara menelepon Mila, "Apakah kamu memiliki informasi mengenai Anya?"     

"Saya rasa ia tidak akan sering datang ke Iris karena ia sudah menyerahkan semua tugasnya kepada saya," kata Mila.     

"Rencana kita sebelumnya gagal. Aku ingin tahu apakah di hari Natal nanti Anya akan datang ke Iris …" kata Keara.     

"Nona Keara, lebih baik saya mengembalikan uang Anda," Mila tahu tujuan utama Keara adalah membunuh anak di dalam kandungan Anya.     

Pada saat Anya pingsan sebelumnya, itu memang sebuah peluang yang sangat besar untuk mencelakai Anya. Tetapi sayangnya, Ivan muncul dan membawa Anya pergi sehingga akhirnya rencana Keara gagal.     

Keara sangat sabar dan tidak mudah menyerah. Ia mencari tahu semua gerak gerik Anya karena tidak mau melewatkan kesempatan untuk mencelakai Anya. Saat ini, ia ingin memanfaatkan kesempatan di hari Natal untuk menjalankan percobaan kedua.     

"Tidak. Aku masih membutuhkanmu," Keara tidak banyak berbicara dan langsung menutup telepon.     

Sampai saat ini, Anya masih tidak tahu bahwa Mila telah menjadi tangan kanan Keara. Ia juga tidak tahu bahwa mereka berdua telah merencanakan kejahatan mereka untuk yang kedua kalinya.     

Dari Iris, Anya tidak langsung pulang. Ia langsung mengunjungi Rumah Sakit Dartha, rumah sakit tempat Ivan dirawat.     

Tara mengatakan bahwa sebenarnya Ivan sudah pulih dan bisa pulang ke rumah, tetapi entah mengapa Ivan lebih memilih untuk tinggal di rumah sakit.     

Mungkin hanya Ivan sendiri yang tahu apa alasan ia tidak ingin meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah Keluarga Atmajaya.     

Anya tidak memedulikan semua ini. Ia hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Keluarga Atmajaya dan mengapa Aiden ingin menceraikannya.     

Kalau Aiden tidak mau mengatakannya, mungkin Anya bisa mencari tahu dari Ivan.     

Ivan pasti sudah tahu bahwa ia hampir saja kehilangan anak di dalam kandungannya karena Bima dan Ivan pasti merasa kasihan padanya.     

Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa Ivan mengatakan yang sebenarnya.     

Ketika melewati toko bunga, Anya meminta pengawal yang mengantarnya untuk membeli bunga lily. Setelah itu, ia membawa buket bunga lily itu ke kamar Ivan.     

Ivan sangat terkejut melihat kedatangan Anya. Dari ekspresinya, terlihat jelas bahwa Ivan tidak menyangka Anya akan mengunjunginya.     

Ivan langsung menutup laptopnya dan berdiri dari meja kerjanya dengan ekspresi yang canggung.     

"Anya, mengapa kamu datang kemari?" tanya Ivan.     

"Pada saat aku pingsan di Iris, Kak Ivan yang mengirimku ke rumah sakit. Aku datang untuk berterima kasih padamu," Anya memberikan buket yang dibawanya pada Ivan. "Aku melihat bunga ini saat melewati toko bunga. Bunga lily mekar dengan sangat indah, jadi aku membelikannya untukmu."     

"Terima kasih," Ivan mengambil buket tersebut dan langsung memindahkan bunga lily tersebut di sebuah vas.     

"Biar aku saja," Anya langsung mengambil alih bunga itu dari tangan Ivan dan menata bunga itu di dalam vas.     

Ivan menatap Anya tanpa mengatakan apa pun. Saat itu, cahaya matahari menembus dari jendela kaca, membuat tubuh Anya terlihat bersinar.     

Anya terlihat sangat menawan …     

Dengan bantuan tangan Anya, buket bunga lily yang dibelinya menjadi sangat indah di dalam vas tersebut. Anya memandang vas itu dengan puas, "Bukankah ini indah?"     

"Tanganmu memang tangan emas," puji Ivan.     

"Kak …" panggil Anya dengan suara lembut.     

Tubuh Ivan langsung membeku. Anya menatap lurus ke arahnya, seolah ingin menembus pikirannya. Ivan tidak tahu mengapa Anya memanggilnya seperti itu.     

"Bisakah kita duduk dan berbicara sebentar?" Anya menyadari ekspresi yang aneh di wajah Ivan.     

Ivan yang ia kenal sangat mudah untuk menyembunyikan perasaannya. Hanya di hadapan Anya saja, Ivan bisa menunjukkan kelemahannya.     

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Ivan berpura-pura tetap tenang.     

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Keluarga Atmajaya? Mengapa Aiden tiba-tiba ingin menceraikan aku?" Anya langsung menanyakan apa yang mengganjal pikirannya, tidak ingin berbasa-basi.     

"Pertanyaan itu, seharusnya kamu tanyakan pada Aiden, bukan aku. Aku tidak tahu," Ivan langsung mengelak.     

"Apakah kamu tidak penasaran? Atau kamu juga ingin mengusirku dari Keluarga Atmajaya dan memanfaatkan kesempatan saat aku pingsan untuk mengirimku ke ruang operasi dan membunuh anak di dalam kandunganku," suara Anya menjadi sangat dingin.     

"Anya, ketika aku mengirimku ke rumah sakit, aku melakukannya karena khawatir dan peduli padamu. Aku tidak berniat untuk melukaimu," wajah Ivan menunjukkan ketulusannya. Ia tidak berbohong.     

"Aiden ingin aku membunuh anak ini. Ayahku juga menyarankan hal yang sama. Sementara ibuku mendukung apa pun keputusanku. Bagaimana menurutmu?" Anya menatap ke arah Ivan.     

"Apakah kamu ingat apa yang dilakukan oleh Bibi Mona padamu ketika kamu tinggal di rumah ayahmu? pikirkan mengenai anakmu. Kalau anakmu harus tinggal di Keluarga Atmajaya setelah lahir, ia juga harus menghadapi ibu tirinya," kata Ivan.     

Hati Anya terasa sakit mendengarnya. Bagaimana ia bisa lupa bahwa ia juga korban kekerasan ibu tirinya? Bagaimana mungkin ia membiarkan darah dagingnya merasakan hal yang sama padanya?     

Ia memegang tangan Ivan dan berkata, "Kak, bisakah kamu bantu aku? Aku sudah setuju untuk bercerai. Aku akan keluar dari rumah dan tidak berhubungan dengan Keluarga Atmajaya lagi asalkan aku bisa membawa anak ini."     

Ivan merasa hatinya terenyuh ketika melihat Anya seperti ini.     

Ia berharap ia bukan anggota Keluarga Atmajaya. Ia berharap Anya hanyalah Anya, bukan putri Maria.     

Bima dan Maria memutuskan untuk menutupi kebenarannya. Aiden bahkan tidak ragu untuk berpura-pura jahat untuk menyakiti Anya, agar Anya mau berpisah darinya.     

Mereka bertiga memilih untuk dibenci oleh Anya karena tidak berani memberitahukan kebenarannya. Semua itu karena rasa cinta Keluarga Atmajaya yang begitu besar pada Anya.     

Lalu apa yang harus ia lakukan?     

Setelah diam cukup lama, akhirnya Ivan berkata dengan perlahan. "Anya, maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu."     

"Apakah seperti ini semua Keluarga Atmajaya? Kalian semua menyakitiku tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa sebenarnya salahku? Kalau memang aku melakukan kesalahan, aku bisa berubah. Mengapa kalian semua ingin mengusirku dari kehidupan kalian tanpa memberitahu alasannya? Anak ini tidak bersalah dan kalian tidak punya hak untuk mengambil nyawanya," kata Anya sambil menangis.     

Ia sudah tidak peduli lagi bagaimana Keluarga Atmajaya memperlakukannya. Tetapi mengapa anak di dalam kandungannya juga diperlakukan tidak adil?     

Mengapa tidak ada yang mencintai anak ini?     

Mengapa semua orang ingin membunuhnya?     

"Anya, aku tahu ini semua bukan salahmu, tetapi aku benar-benar tidak bisa melakukan apa pun. Selama ini aku berada di rumah sakit dan tidak tahu menahu mengenai Keluarga Atmajaya. Tetapi kalau ayah dan Aiden sudah memutuskan, aku sarankan kamu menerima semuanya dan tidak melawan," Ivan memberikan selembar tisu pada Anya. "Hidupmu masih panjang. Kamu bisa memiliki kehidupan lebih baik tanpa ada anak itu yang menghalangimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.