Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Demi Anya



Demi Anya

0"Raka, aku akan menemui Bu Mona. Katakan padanya." Setelah itu, Anya melanjutkan, "Apakah kamu takut pada Aiden?"     

"TIdak," jawab Raka dengan tegas.     

"Kalau begitu, temani aku menemui Bu Mona," kata Anya.     

"Baiklah," jawab Raka tanpa perlu berpikir panjang. Kalau ada yang bisa ia lakukan untuk Anya, ia pasti akan melakukannya tanpa berpikir dua kali. "Apakah Aiden telah melakukan sesuatu kepadamu?"     

"Tidak," jawab Anya dengan tenang.     

"Kalau ada yang terjadi, katakan saja padaku," setelah itu, Raka mengakhiri panggilannya.     

Raka tidak memberitahu Anya bahwa kondisi Natali sangat buruk. Natali ingin meninggalkan rumah sakit jiwa, sampai-sampai ia memohon dan bersujud di kakinya. Menangis, meminta bantuan Raka untuk mengeluarkannya dari neraka itu.     

Natali takut akan benar-benar menjadi gila kalau ia terlalu lama tinggal di rumah sakit jiwa.     

Ini semua karena Natali meminta Yura untuk menanggung semua perbuatannya. Ayah Yura sangat mencintai putrinya sehingga ia tidak terima putrinya diperlakukan seperti ini.     

Ia membalas perbuatan Natali dengan cara seperti ini, membuatnya hampir saja gila.     

Selama berada di rumah sakit jiwa, Natali selalu mendapatkan dampingan dari seorang psikiater. Meskipun Natali masih belum bisa melupakan kejadian yang terus menghantui dirinya itu, setidaknya Natali jauh lebih tenang dibandingkan saat pertama kali masuk ke dalam rumah sakit jiwa.     

Hari ini, Deny datang untuk mengunjungi putrinya. Natali menawarkan ginjalnya pada Deny, selama Deny bisa menyelamatkannya dari tempat itu.     

Pada akhirnya, Deny memberitahukan mengenai uang simpanannya pada Raka. Selama Natali bisa diselamatkan, ia akan berusaha membujuk Mona agar Raka bisa mengakhiri pertunangannya dengan Natali.     

Mona tidak mau putrinya mendonorkan ginjalnya pada Deny. Ia juga tidak setuju kalau sampai pertunangan Natali dan Raka hancur.     

Karena kesehatan Deny sedang buruk, sebelumnya, ia menunjuk Mona sebagai wali dari Natali saat merak bercerai. Tanpa persetujuan dari Mona, Natali tidak bisa melakukan apa pun.     

Jika kondisi Natali baik-baik saja dan dianggap tidak gila, ia akan langsung dikirimkan ke penjara. Sekarang, ia hanya bisa tunduk pada ibunya.     

Mengenai pembatalan pertunangan, sebenarnya Raka tidak terlalu peduli.     

Ketika tunangannya melakukan kejahatan dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa, Raka tidak mengakhiri pertunangannya.     

Semua orang hanya bisa memuji Raka sebagai pria terbaik. Ia tidak meninggalkan tunangannya yang sedang kesulitan.     

Padahal sebenarnya, keinginan Raka hanyalah satu. Ia hanya ingin melindungi Anya. Ia ingin melindungi kebahagiaan Anya dan tidak mau Anya merasa khawatir. Ia melakukan semua ini demi Anya.     

…     

Keesokan harinya, di siang hari, Anya bertemu dengan Mona di sebuah kafe.     

Mona mengenakan riasan yang sangat tebal dan ditemani oleh seorang pemuda yang duduk di sampingnya.     

"Ini adalah asistenku, bukan orang luar," kata Mona.     

Anya menatap pemuda itu dengan tidak peduli. Ia bisa melihat usia pria itu masih sangat muda dan wajahnya rupawan.     

Pria itu menyadari tatapan Anya dan balas menatapnya. Ia bisa melihat Anya mengenakan pakaian bermerek dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tas yang ia gunakan juga edisi terbatas.     

Melihat hal tersebut, pria itu langsung mengedipkan matanya pada Anya.     

Anya hanya melengos dengan dingin. Ia sudah bisa menebak apa hubungan antara pria ini dan Mona.     

"Raka bilang kamu ingin menemuiku dan membuat penawaran," Anya tidak ingin berbasa-basi lebih lama. Ia langsung membahas inti dari pembicaraan mereka hari ini.     

"Lima milyar," kata Mona dengan serakah. "Ayahmu sudah bangkrut. Ketika bercerai denganku, aku keluar dari rumah. Kamu harus memberikan kompensasi uang atas perbuatan ayahmu kepadaku."     

"Aku tidak punya uang," Anya langsung menolak. Mengapa ia harus memberikan uang sebanyak itu kepada Mona?     

Aiden pernah mengatakan bahwa Deny memiliki uang simpanan di beberapa bank asing dan uang itu cukup untuk menghidupi Natali dengan nyaman seumur hidupnya.     

Tetapi sekarang Mona malah meminta uang padanya. Sepertinya, ia sama sekali tidak tahu mengenai uang simpanan Deny.     

Otak Natali memang benar-benar licik. Ia bahkan menyembunyikan informasi ini dari ibunya. Apakah ia ingin menelan semua uang itu sendiri?     

"Bagaimana mungkin kamu tidak punya uang? Tas yang ada di tanganmu saja harganya lebih dari 500 juta. Jangan berpura-pura miskin di hadapanku," gerutu Mona.     

"Kalau kamu menyukainya, aku bisa memberikan tas ini untukmu. Tetapi aku tidak punya uang lima milyar," jawab Anya dengan tenang.     

Mona menatap tas milik Anya dengan tatapan tamak dan langsung bersemangat. "3 milyar, tidak kurang dari itu."     

"Ginjal Natali tidak seberharga itu. Kalau Natali tidak ingin menyelamatkan ayahku, mengapa kami harus berusaha mengeluarkannya dari tempat itu?" jawab Anya dengan dingin.     

"Lalu berapa yang bisa kamu berikan?" tanya Mona.     

"500 juta," kemudian Anya meletakkan tasnya di atas meja. "Ditambah dengan tas ini."     

"Terlalu sedikit! Aku butuh 3 milyar!"     

"500 juta!"     

"2 milyar, tidak bisa kurang lagi."     

"Raka ayo pergi dari sini," Anya hendak bangkit berdiri dan pergi sambil membawa tasnya.     

Mona langsung menghentikannya. "1 milyar dan tasmu. Kalau kamu tidak setuju, kamu bisa pergi."     

Anya meminta sebuah tas plastik pada pelayan dan memindahkan semua barang di dalam tasnya ke dalam tas tersebut. kemudian, ia memberikan tas itu pada Mona.     

"Kapan kamu akan mengirimkan uangnya kepadaku?" tanya Mona.     

"Ketika ayahku masuk ke dalam ruang operasi, aku akan memberikannya kepadamu," jawab Anya dengan tenang.     

Ketika mendengar hal ini, pemuda yang berada di samping Mona merasa kesal dan hendak meninggalkan tempat itu.     

Mona langsung memegang tangannya dan berusaha untuk membujuknya. "Jangan marah. Saat aku mendapatkan uangnya, aku akan langsung membelikanmu mobil. Hanya perlu menunggu beberapa hari saja."     

"Kembalilah kepadaku ketika kamu sudah punya uang," pemuda itu pergi. Ia memberikan kartu namanya pada Anya sambil mengedipkan matanya sekali lagi. "Kamu bisa datang kepadaku kalau kamu sedang senggang."     

"Pergilah!" Raka langsung melindungi Anya di belakang tubuhnya.     

Anya melihat kartu nama yang diberikannya dan menyadari bahwa pria itu ternyata adalah seorang pekerja di kelab malam.     

Anya langsung menatap Mona dengan jijik. "Apakah Natai tahu bahwa kamu menjual ginjalnya untuk membahagiakan simpananmu?"     

"Ayahmu dan aku sudah bercerai. Kamu tidak perlu ikut campur dalam masalah pribadiku," Mona mengambil tas Anya dan langsung mengejar pemuda tersebut.     

Hati Anya seperti diguyur oleh air dingin. Ayahnya benar-benar buta. Ia meninggalkan ibunya demi wanita seperti ini.     

Tidak heran Natali sengaja menutupi masalah uang simpanan Deny. Kalau uang itu sampai jatuh ke tangan Mona, Mona tidak akan ragu untuk memfoya-foyakan uang itu demi membahagiakan kekasihnya yang masih sangat muda.     

"Anya, biar aku yang memberikan uang itu kepadamu," kata Raka.     

"Tidak usah. Biar ayahku yang membayarnya sendiri. Ketika ia keluar dari ruang operasi, terserah dia kepada siapa ia ingin memberikan uang itu, Natali atau Bu Mona. Ini bukan urusan kita," kata Anya dengan tenang.     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengantarmu pulang," kata Raka sambil berjalan keluar dari kafe tersebut.     

"Tidak usah. Hari ini aku bersama dengan supir. Terima kasih sudah menemaniku. Aku akan pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi ayah," kata Anya.     

Raka mengangguk dan mengantarkan Anya hingga masuk ke dalam mobilnya.     

Pengawal Aiden yang menyetir mobil itu terus menerus menatap Raka dari spion tengah.     

Anya berdeham pelan dan mengingatkannya dengan suara dingin. "Jangan menatapnya seperti itu. Beritahu saja pada Aiden kalau aku pergi ke kafe bersama dengan Raka. Toh kami bukannya pergi ke hotel.     

"Nyonya, jangan salah sangka. Tuan meminta saya melaporkan keberadaan Anda untuk menjamin keselamatan Anda," pengawal tersebut langsung terkejut dan berusaha untuk menjelaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.