Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Penghalang



Penghalang

Anya sedang duduk di mobil dan tiba-tiba saja bersin beberapa kali. Abdi langsung merasa khawatir dan bertanya. "Nyonya, apakah Anda baik-baik saja? Apakah Anda sakit?"     

Anya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa."     

Ia bersandar di jendela mobil dan memikirkan masalah ini dengan mendalam.     

Aiden pernah ingin menceraikannya karena masalah kesehatannya. Saat itu, penglihatannya tidak bisa pulih dan ia takut tidak bisa melindungi Anya sehingga ia ingin berpisah dari Anya.     

Anya sudah tinggal bersama dengan Aiden cukup lama. Ia memahami sifat Aiden. Ia tahu Aiden selalu memikirkan segalanya matang-matang dan tidak bisa mengungkapkannya dengan mudah.     

Tetapi masalahnya sekarang bukan ada pada kesehatan Aiden dan juga bukan pada perusahaan Atmajaya Group. Apakah ini salahnya?     

Anya tidak tahu apa kesalahan yang diperbuatnya dan ia juga tidak tahu apa yang Aiden sembunyikan.     

Ia hanya bisa mempercayai Aiden.     

Beberapa hari yang lalu, sifat Aiden tiba-tiba saja berubah secara drastis. Awalnya ia benar-benar berpikir bahwa Aiden masih mencintai Keara.     

Tetapi setelah ia menenangkan diri, Anya merasa Aiden bukanlah tipe pria yang bisa menerima wanita yang telah mengkhianatinya.     

Mungkin memang benar Ardan masih mencintai cinta pertamanya. Ivan juga tidak bisa melupakan Anya, tetapi bukan karena Anya adalah cinta pertamanya, melainkan karena rasa bersalahnya atas perbuatan Imel pada Diana.     

Sementara itu, Aiden adalah orang yang sangat lurus dan memiliki harga diri tinggi. Mana mungkin ia bisa menerima Keara lagi setelah apa yang ia perbuat.     

Anya memikirkan masalah ini dalam-dalam dan akhirnya mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk menemui Aiden di kantor. Ia juga sudah siap kalau Aiden menolaknya sehingga ia sudah menuliskan surat untuk Aiden.     

Anya tahu, kalau memang benar ibunya bersalah, Aiden akan memahami semuanya dan memaafkan mereka karena begitu besar rasa cinta Aiden kepadanya.     

Tidak ada yang lebih tahu daripada Aiden, betapa besar perjuangan dan kerja keras Diana dan Anya untuk bertahan hidup selama ini.     

Aiden tidak akan pernah menyalahkan atau bahkan balas dendam pada mereka.     

Anya melihat ke arah luar jendela. Hujan mulai turun rintik-rintik.     

Tahun ini, taman vanilinya akan panen. Awalnya Anya berniat untuk menjual vanili itu pada Galih, tetapi ia tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Pratama lagi.     

Akhirnya, ia mencari pembeli lainnya. Meski harganya tidak setinggi harga dari Galih, setidaknya Anya tidak perlu berhubungan dengan keluarga itu.     

Ia merasa jauh lebih tenang.     

…     

Aiden sedang duduk di ruangannya, membelai botol parfum pemberian Anya. Ini adalah parfum yang Anya ciptakan khusus untuknya.     

Setelah ini, mungkin Anya sudah tidak akan ada di sisinya lagi. Hanya botol parfum ini yang akan menemaninya seumur hidupnya.     

Sekitar jam sepuluh malam, Aiden mandi dan berbaring di kamar yang ada di dalam kantornya.     

Selama ia tidak pulang di rumah, ia menghabiskan seluruh waktunya tinggal di dalam kantor.     

Ia tidak ingin pergi ke hotel, tidak ingin kembali ke rumah Keluarga Atmajaya dan tidak ingin tinggal di apartemen sendirian. Akhirnya, ia memutuskan untuk tinggal di kantor dan menyibukkan dirinya untuk mengurangi rasa rindunya pada Anya.     

Tanpa Anya di sampingnya, Aiden tidak bisa tidur. Ia hanya bisa tenggelam dalam alkohol untuk membuat seluruh perasaannya mati. Setiap pagi, pelayan yang membersihkan kamar Aiden bisa mencium aroma anggur memenuhi ruangan.     

Ia menyalakan sebuah lagu, lagu yang Anya pilihkan sebagai nada dering ponselnya, lagu yang menjadi lagunya dengan Anya.     

…     

Aku ingin bertambah tua bersamamu, terus berada di pelukanmu …     

Aku ingin bertambah tua bersamamu, menatap matamu hingga tidur lelap menyelimutiku …     

Aku ingin bersama denganmu, berbagi segalanya denganmu …     

Selamanya bersamamu …     

…     

Kenangan-kenangan indah terlintas di benak Aiden. Hanya ini lah yang bisa membuat hati Aiden sedikit tenang.     

Hanya kenangan-kenangannya bersama dengan Anya yang bisa membuat Aiden tetap bertahan.     

Hanya Anya …     

Dalam sekejap mata, bulan berganti. Akhir tahun sudah semakin dekat, sehingga semua toko sedang mengadakan promo besar-besaran, termasuk Iris.     

Ketika Esther memutuskan untuk pergi berobat, semua tugas dan tanggung jawab akhirnya diserahkan kepada Mila yang merupakan manajer toko.     

Setiap hari, Anya akan membahas mengenai rencana-rencana Iris dengan Esther melalui panggilan telepon.     

Selama menjalani pengobatan, Esther dan Diana juga menghabiskan waktu mereka untuk pergi ke berbagai tempat. Anya sering melihat foto yang mereka bagikan di media sosial.     

Melihat Esther dan Diana sangat bahagia, hati Anya sedikit terobati.     

Sejak Anya menuliskan surat untuk Aiden saat itu, ia tidak menemui Aiden lagi. Ia memusatkan seluruh perhatiannya untuk bekerja.     

Anya pergi ke Iris pada pukul delapan pagi setiap hari dan pulang pukul delapan malam. Di siang hari, ia akan pergi ke taman di lantai teratas.     

Ketika bekerja di Iris, Anya selalu mengenakan masker dan baju pelindung agar tidak mempengaruhi kondisi kehamilannya.     

Ia memang tidak bisa kembali bekerja sebagai sekretaris Aiden di Atmajaya Group, tetapi bukan berarti ia akan menelantarkan Iris. Pada saat yang bersamaan, Anya berusaha untuk melindungi bayi di dalam kandungannya sebaik mungkin.     

Keara's Parfume tepat berada di depan Iris. Setiap hari, Keara melihat Anya datang dan pergi dari Iris dengan pakaian lengkap. Keara merasa sangat marah saat mengingat kembali mengenai anak Aiden yang dikandung oleh Anya.     

Sekitar jam sepuluh malam, Keara pulang dari tokonya. Ia sengaja melewati Iris dan mengintip ke dalam.     

Saat ini, Mila sedang mengatur para karyawannya untuk menyiapkan hadiah promo akhir tahun.     

Ketika melihat Keara, Mila tertegun sejenak. Keara tersenyum tipis sambil memandang ke arah Mila dan kemudian ia pergi meninggalkan Iris.     

"Kalian kerjakan dulu, aku akan membeli makanan untuk kalian," kata Mila pada para karyawannya, saat melihat Keara pergi.     

Beberapa saat kemudian, Mila keluar dari Iris dan menuju ke tempat parkir bawah tanah. Melihat kedatangan Mila, Keara menyalakan lampu dim mobilnya dan menunjukkan keberadaannya pada Mila.     

Mila langsung berlari dengan cepat ke arah mobil Keara. Pada saat yang bersamaan, Keara mengambil sebuah tas dari bawah kursi mobilnya.     

Begitu Mila masuk ke dalam mobil, Keara lagnsung memberikan tas tersebut pada Mila.     

Melihat isi di dalam tas tersebut, Mila tercekat. "Nona Keara, apa yang Anda inginkan?"     

"Toko kalian pasti sedang sangat ramai karena acara akhir tahun. Kalau Anya tidak sengaja terjatuh dan keguguran, bukankah itu bisa dianggap kecelakaan? Bagaimana menurutmu?" Keara mengulurkan tangannya dan memandang kuku-kuku cantiknya sambil tersenyum.     

Wajah Mila langsung berubah drastis mendengar keinginan Keara. Ia segera mengembalikan tas yang dipegangnya pada Keara. "Nona, saya tidak bisa melakukannya. Saya tidak bisa menerima uang ini."     

"Tidak perlu kamu yang mendorong Anya. Aku bisa menyuruh seseorang untuk melakukannya. Asalkan kamu bisa menutupinya dengan baik dan tidak melibatkan tokoku," Keara memberikan tas itu sekali lagi pada Mila. "Ambil lah."     

"Kalau Tuan Aiden menyelidikinya, saya …"     

"Apa yang kamu takutkan? Aiden ingin kembali bersamaku. Bayi di dalam kandungan Anya hanyalah penghalang di antara kami. Mana mungkin Aiden menyalahkanmu kalau kamu menyingkirkan bayi itu. Ia malah akan berterima kasih," sela Keara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.