Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Bermoral



Tidak Bermoral

0"Seorang pria sulit untuk melupakan cinta pertamanya," kata Raka dengan senyum pahit. Sampai saat ini, ia masih tidak bisa melupakan Anya dan tidak bisa merelakannya bersama dengan pria lain.     

Ketika memahami apa maksud Raka, tubuh Anya langsung membeku.     

Raka tidak bisa melupakannya karena ia adalah cinta pertama Raka.     

Sama seperti Aiden yang tidak bisa melupakan Keara karena Keara adalah wanita pertama yang dicintainya.     

"Anya …" Raka memanggil namanya dengan suara lembut. "Aku tidak mengharapkan apa pun. Selama kamu bahagia, aku juga akan ikut bahagia."     

"Raka, aku … Aku sangat lelah. Terima kasih atas bantuanmu," Anya merasa panik dan memutuskan untuk menutup teleponnya.     

Ia menutupi tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya, berharap saat ia terbangun, semua ini hanyalah mimpi dan hidupnya akan kembali ke sebelumnya.     

Sekitar jam tujuh malam, Maria datang. Ia langsung naik ke lantai atas dan mengetuk pintu kamar Anya saat tahu bahwa Anya mengurung diri di kamarnya hingga tidak mau makan. "Anya, apakah kamu bangun?"     

Anya sudah bangun dari tidurnya, tetapi ia tidak mau menyalakan lampu dan tidak mau turun ke bawah.     

Mendengar suara Maria, ia bangkit berdiri dan membuka pintu. Suaranya terdengar serak karena baru saja bangun tidur dan habis menangis seharian, "Kak …"     

"Anya, apakah kamu baik-baik saja?" melihat wajah Anya, Maria tidak kuasa menahan tangisnya.     

"Kak …" melihat Maria menangis, entah mengapa air mata yang sudah Anya kuras sebelumnya kembali mengalir.     

"Jangan menangis. Ceritakan semuanya padaku," Maria menggandeng tangan Anya dan mengajaknya untuk turun. "Kamu harus makan dulu."     

"Aiden ingin bercerai dariku," kata Anya dengan suara lemah. "Aiden masih mencintai Keara."     

Maria tertegun saat mendengarnya. Ia pikir Aiden mengulur waktu hingga satu bulan untuk menghabiskan waktu bersama dengan Anya. Namun, ternyata Aiden melakukan yang sebaliknya.     

Ia berusaha untuk membuat Anya menyerah dan meninggalkannya.     

"Aku bisa merasakan perasaanmu. Di awal pernikahanku dengan Ardan, ia juga memutuskan untuk kembali ke cinta pertamanya. Semua pria di Keluarga Atmajaya memiliki masalah dengan cinta pertama," kata Maria sambil menghela napas panjang.     

"Cinta pertama …" gumam Anya, berusaha untuk mencerna arti kata tersebut.     

Maria menghapus air mata di sudut matanya. "Ardan dan Aiden adalah saudara, tetapi aku tidak menyangka bahwa mereka ternyata sama. Selama bertahun-tahun, Ivan juga hanya peduli pada satu gadis yang ia sebut sebagai cinta pertamanya. Ketiga bersaudara ini sama saja. Aku berharap kamu tidak mengalami apa yang aku alami."     

Ketika mendengar kata-kata Maria, Anya bukannya terhibur. Rasa sedih yang ia rasakan malah semakin menguat.     

Tiga bersaudara dari Keluarga Atmajaya memiliki masalah dengan cinta pertamanya. Gadis yang selalu diperhatikan oleh Ivan selama ini adalah Anya.     

Ardan, putra sulung dari keluarga Atmajaya, membawa pulang putri haramnya agar Maria bisa membesarkannya.     

"Kak, cinta pertama Kak Ardan …"     

"Sudah meninggal. Kanker payudara stadium akhir. Kalau tidak, mungkin Ardan juga akan menceraikan aku seperti Aiden," Maria tersenyum pahit saat mengatakannya. "Aku sangat membencinya, tetapi Nadine tidak bersalah."     

Anya tidak bisa membayangkan hidup sebagai Maria. Hatinya tidak sebesar itu.     

Akhirnya, ia memahami mengapa Tara tidak mau menerima Nico sebelumnya. Meski saat ini mereka sudah bertunangan sekali pun, Tara masih berusaha untuk menguji apakah Nico serius kepadanya.     

Maria menggandeng tangan Anya dan turun ke lantai bawah bersama-sama.     

"Apa yang harus aku lakukan? Aiden mau kembali dengan Keara. Bagaimana dengan anakku? Aku mencintai Aiden dan aku tidak ingin menyerahkan Aiden kepada Keara," kata Anya.     

Hana hanya bisa ikut sedih saat melihat dari kejauhan. Ia bukan siapa-siapa. Ia tidak bisa ikut campur dalam masalah rumah tangga Aiden dan Anya.     

Dalam hati, ia hanya bisa berharap semua masalahnya segera selesai.     

Ketika melihat Anya begitu sakit hati, Maria juga merasa tertekan.     

Tetapi ia tidak punya pilihan lain selain berbuat kejam. Aiden sudah memulai rencananya, membuat Anya percaya bahwa Aiden masih mencintai Keara. Maria hanya bisa mendukungnya.     

Bagaimana pun juga, Anya dan Aiden berhubungan darah. Dan cinta mereka ini tidak bermoral.     

Lebih baik ia segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.     

"Aku tidak tahu bagaimana cara membujukmu. Aku bisa menahan rasa malu dan penghinaan dari Ardan selama ini karena cinta pertamanya itu sudah mati. Tetapi situasimu berbeda. Keara bisa muncul di hadapanmu sewaktu-waktu. Kalau kamu tidak mau bercerai, kamu harus bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta," kata Maria sambil memegang tangan Anya.     

Hana sedang membawakan makanan untuk mereka berdua. Ketika mendengar kata-kata Maria, ia ikut terkejut.     

Hati Anya serasa tenggelam semakin dalam. "Apakah menurut kakak, aku harus melepaskan Aiden?"'     

Maria menatap lurus ke arah Anya sambil menggenggam tangannya. "Aku benar-benar menyukaimu. Putri kandungku menghilang dan putri angkatku juga entah di mana. Aku tidak hanya menganggapmu sebagai adik ipar, tetapi juga sebagai anakku sendiri. Anya, kita tidak bisa memaksakan perasaan seseorang. Semua ini tidak berada di dalam tanganmu, tetapi tergantung pada Aiden, apakah hatinya masih ada di hatimu …"     

"Aku tidak tahu apakah Aiden masih mencintaiku atau tidak. Kak, tolong bantu aku!" Anya memohon kepadanya sambil menangis. "Aku sangat mencintai Aiden dan aku tidak mau kehilangan dirinya."     

"Akhir pekan ini, aku akan mengadakan makan malam di rumah Keluarga Atmajaya. Ayahku dan aku akan membantumu. Nico dan Tara juga akan berada di sisimu," hibur Maria.     

Anya mengangguk. "Terima kasih, kak."     

…     

Selama beberapa hari ke depan, Maria terus menemani Anya setiap hari. Meski Aiden tidak ada di sana, keberadaan Maria membuat rasa kesepian Anya sedikit berkurang.     

Ia masih membuat banyak jelly dan menyimpannya di kulkas. Kalau Aiden tidak pulang, ia akan menyuruh Abdi untuk mengirimkannya ke kantor.     

Kulkas di kantor Aiden sudah dipenuhi dengan jelly buatan Anya. Ia tidak tega untuk memakannya dan juga enggan untuk membuangnya.     

"Kak, kamu punya banyak sekali jelly. Berikan dua kotak kepadaku!" Jenny membuka kulkas dan memanfaatkan Aiden yang sedang melamun untuk mengambil dua kotak jelly itu.     

"Siapa yang memperbolehkanmu menyentuh barangku?" teriak Aiden.     

"Tuan, Nyonya sedang menuju kemari. Apakah Anda mau saya menghentikannya?" Harris membuka pintu ruangan Aiden ketika mendengar raungan Aiden.     

"Kak, mengapa kamu begitu jahat? Aku hanya ingin makan jelly ini. Kalau kamu tidak mau, buat apa menyimpannya terus menerus di dalam kulkas?" Jenny yang sangat manja langsung cemberut saat mengatakannya.     

Andre, ayah Jenny, dan istrinya tidak bisa memiliki anak sehingga mereka mengadopsi Jenny. Mereka berdua sangat mencintai Jenny sehingga memanjakannya secara berlebihan. Tidak pernah sekali pun Jenny merasakan masa sulit dalam hidupnya. Semua itu berkat kedua orang tuanya.     

Di Atmajaya Group, Aiden memberikan tugas untuk menerima telepon dan menuangkan teh untuknya setiap hari. Nina, ibu Jenny, merasa sangat kesal mengetahui putrinya mendapatkan pekerjaan yang rendahan seperti itu, tetapi ia tidak berani mengatakan apa pun.     

Toh, Jenny merasa senang bisa bekerja dekat dengan Aiden.     

"Tuan …" kata Harris.     

Otak Aiden berputar dengan cepat dan akhirnya ia berkata. "Ambil saja jelly itu dan keluarlah."     

Jenny langsung tersenyum lebar sambil membawa dua kotak jelly itu dengan senang. "Terima kasih!"     

Anya baru saja keluar dari lift dan menuju ke kantor Aiden, ketika ia melihat seorang gadis muda keluar dari kantor Aiden sambil membawa jelly.     

Itu adalah jelly yang Anya buatkan untuk Aiden …     

Aiden memberikan jelly buatannya kepada orang lain.     

Ketika melihat Anya datang, Jenny memandangnya dari ujung kaki ke ujung kepala. Ia meletakkan jelly di tangannya dan kemudian berkata dengan dingin. "Anya, Aiden sedang sibuk. Pulanglah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.