Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Memergoki



Memergoki

0"Aku khawatir pada Ivan dan aku tidak tahu bagaimana Keara bisa membujuknya untuk membatalkan pertunangan. Ivan sama sekali tidak memedulikan dirinya sendiri. Ia bahkan membatalkan pertunangannya, mengatakan bahwa mungkin ia akan lumpuh seumur hidup. Kalau seperti ini, siapa yang mau menjadi istrinya?" Bima tidak mau memberitahukan masalah yang sebenarnya kepada Imel sehingga ia menggunakan Ivan sebagai alasannya.     

"Putraku tampan dan cerdas. Mana mungkin ia tidak bisa mendapatkan istri yang baik?" kata Imel dengan bangga.     

"Tetapi Ivan …"     

"Tetapi apa? Meski semua orang mengatakan bahwa ia hanyalah anak haram dan statusnya tidak lebih tinggi dari Aiden, aku tidak merasa seperti itu. Aku harap kamu juga tidak berpikir seperti orang-orang itu. Jangan pernah menyakiti putraku," kata Imel.     

"Apakah kamu pikir aku tidak mencintai Ivan? Aku memberikan hal yang sama kepada tiga putraku dan bahkan memberikan perusahaanku di luar negeri untuknya. Ketika ia menikah dan memiliki anak, status anaknya tetap sama seperti Nico. Aku tidak akan pernah pilih kasih," tegas Bima.     

"Tetapi sekarang Aiden adalah pemegang saham terbesar di Atmajaya Group. Ketika istrimu meninggal, semua saham atas namanya jatuh ke tangan Aiden. Nico memiliki sahamnya sendiri dan juga mewarisi saham ayahnya. Hanya Ivan yang tidak memiliki apa pun," kata Imel dengan kesal.     

"Apa yang kamu inginkan? Memberikan semua sahamku pada Ivan?" suara Bima menjadi dingin. "Mengapa?"     

"Aku tidak membutuhkan sahammu meski kita menikah sekali pun. Kamu tidak perlu memberiku apa pun, berikan saja kepada Ivan," Imel merasa khawatir karena usia Bima yang sudah tua. Bagaimana kalau tekanan darah Bima naik lagi dan tiba-tiba saja ia meninggal karena pendarahan otak?     

Apa jadinya dirinya tanpa adanya Bima?     

Bima menatap Imel dengan dingin. Ia tahu apa yang Imel pikirkan.     

"Saham yang dimiliki oleh ibu Aiden berasal dari kakeknya sendiri, bukan berasal dari Keluarga Atmajaya," kata Bima dengan suara datar.     

Ekspresi di wajah Imel langsung berubah. Ia merasa hatinya bergejolak dan kacau. Ia pikir, ia bisa mendapatkan sebagian saham dari Keluarga Atmajaya dan mengangkat martabat putra kandungnya.     

Meski pernikahannya dengan Bima tidak akan membuahkan hasil untuknya, ia akan menjadi Nyonya Atmajaya. Dan setelah Bima meninggal, ia akan memiliki kedudukan tertinggi.     

"Imel, aku sudah terlalu tua untuk bisa bersama denganmu. Aku juga ingin bersikap egois dan bersama denganmu. Tetapi kalau aku meninggal, apakah kamu mau menghabiskan seluruh hidupmu di Keluarga Atmajaya seperti Maria?" tanya Bima.     

Imel menitikkan air matanya. "Aku tahu kamu adalah yang terbaik untukku. Aku ingin menikah denganmu, bukan karena nama Atmajaya dan bukan karena hartamu. Aku hanya tidak mau orang lain menyebut Ivan sebagai anak haram."     

"Kalau aku menikah denganmu, apakah itu artinya sebutan itu akan hilang darinya?" tanya Bima.     

"Bima …" Imel menatap Bima dengan terkejut. "Aku tidak peduli kalau orang lain mengatakannya. Tetapi kamu juga berpikir bahwa Ivan adalah anak haram?"     

"Di mataku, semua putraku sama. Hanya kamu yang tidak bisa melepaskan sebutan itu dari Ivan. Semua orang tidak peduli asal usul Ivan, tetapi kamu yang merasa bahwa Ivan lahir di luar pernikahan. Ia adalah putra kedua Keluarga Atmajaya dan semua orang mengakuinya. Hanya kamu yang memiliki pemikiran berbeda," kata Bima dengan kejam.     

Ivan adalah pria yang baik dan sopan. Wajahnya tampan, penampilannya luar biasa. Karakternya sangat baik dan kemampuannya di atas rata-rata.     

Kalau saja Aiden mau menerima Ivan dan mengakuinya sebagai kakaknya, siapa yang berani menghina Ivan. Tetapi sayangnya, keberadaan Imel membuat Aiden membenci Ivan.     

Maria dan Nico adalah sosok yang penting untuk mempertahankan keharmonisan di Keluarga Atmajaya. Mereka tidak hanya berhasil mengambil hati Bima saja, tetapi hubungan mereka dengan Aiden dan Ivan juga sama baiknya.     

Bima memang mungkin sering bersikap keras dan mengomel terhadap sikap Nico yang kekanakan. Tetapi Nico adalah cucu kesayangannya dan Bima sangat mencintainya.     

Namun, Imel malah sering mengatakan hal yang buruk mengenai Nico di hadapan Bima, lebih dari satu dua kali.     

Bima bisa memahami kalau Imel ingin membanggakan dan membela putranya. Itu adalah hal yang wajar. Tetapi mengangkat nama putranya dengan menjelek-jelekkan Nico di hadapan Bima adalah sebuah kesalahan besar. Bima merasa kecewa.     

Menurut pendapatnya, Imel hanya mengincar posisi sebagai Nyonya Atmajaya. Kalau ia membiarkan Imel masuk ke dalam Keluarga Atmajaya, bagaimana mungkin keluarganya bisa hidup dengan damai?     

"Pada akhirnya, kamu memang tidak mau menikahiku. Bukan karena Aiden atau Nico yang tidak setuju, tetapi kamu yang tidak menginginkanku," kata Imel dengan sedih.     

Tekanan darah Bima tidak stabil sehingga ia masuk rumah sakit. Tetapi Imel mengunjunginya dan malah membuatnya merasa semakin kesal.     

"Terserah saja apa yang kamu katakan. Aku selalu memberikan semuanya untukmu dan aku tidak akan pernah memperlakukan Ivan dengan buruk. Tetapi kamu begitu serakah hingga aku tidak bisa memuaskan keinginanmu. Pergilah. Aku lelah," Bima sudah tidak nafsu makan lagi dan menyuruh Imel untuk meninggalkannya.     

"Kamu sungguh kejam. Kamu yang mengusirku, Bima," Imel menutup wajahnya dan keluar dari kamar sambil menangis.     

Bima hanya bisa menghela napas saat Imel pergi. Akhirnya suasananya jauh lebih tenang.     

…     

Pukul dua siang, Harris memasuki kantor Aiden. "Tuan, sekitar jam satu siang, Nyonya Imel pergi ke apartemen Heru dan belum keluar juga. Orang-orang suruhan Anda telah mengambil foto dengan menggunakan drone dan mengirimkannya ke email Anda."     

"Kirim foto itu pada Ivan dan beritahu alamat apartemen Heru padanya. Biarkan ia yang mengurus masalah ini," kata Aiden dengan dingin.     

"Tuan, ini adalah masalah Nyonya Imel …"     

"Imel adalah ibu Ivan dan Ivan tidak bisa memutuskan hubungan dengannya. Jangan beritahu ayah. Aku tidak mau ayah emosi lagi. Beritahu Ivan saja," seluruh tubuh Aiden mengeluarkan aura yang dingin dan gelap.     

Harris langsung mematuhi perintah Aiden dan mengirimkan foto serta alamat apartemen Heru pada Ivan.     

Wajah Ivan langsung terlihat muram. Tangannya hampir saja meremukkan ponsel yang dipegangnya. Ia hanya membalas singkat pesan Harris, mengatakan bahwa ia tahu apa yang harus ia lakukan.     

Dalam perjalanan menuju ke apartemen Heru, berbagai macam pikiran terlintas di benak Ivan.     

Ia tahu bahwa Heru menyukai ibunya selama ini. Selama bertahun-tahun, Heru selalu menjaganya dan ibunya, baik dalam masalah pribadi atau masalah pekerjaannya dengan Keluarga Atmajaya.     

Namun, Ivan tidak bisa menerima bahwa ibunya berhubungan dengan dua pria. Kalau ibunya ingin berhubungan dengan Heru, ia bisa meninggalkan ayahnya. Atau ibunya bisa memilih untuk meninggalkan Heru …     

Tetapi Ivan tidak terima kalau ibunya pergi ke apartemen Heru saat baru saja mengunjungi ayahnya di rumah sakit …     

Ivan muncul di apartemen Heru dan melihat mobil pribadi Imel ada di parkiran. Imel jarang sekali menggunakan mobil tersebut dan sebagian besar waktu, mobil itu selalu berada di dalam garasi.     

Hari ini, Imel menggunakan mobil itu karena tidak ingin ada yang mengenali dirinya.     

Ia pikir ia bisa menyembunyikan dirinya. Tetapi ternyata, Aiden mengetahui segalanya.     

Dari pada memberitahu Bima dan membuat ayahnya kembali sakit, Aiden memutuskan untuk memberitahu Ivan. Selain itu, Aiden tidak mau mempermalukan Ivan agar Ivan bisa mengurus masalah keluarga mereka sendiri.     

Hati Ivan sangat bimbang. Apakah ia harus memergoki mereka di dalam apartemen tersebut?     

Akhirnya, ia memutuskan untuk menelepon Anya. "Anya, jika seseorang menyukai ibumu, apakah kamu setuju jika mereka berakhir bersama?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.