Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Membatalkan Pertunangan



Tidak Membatalkan Pertunangan

0"Apa yang kamu inginkan dariku?"     

"Aku tidak akan membiarkan kamu membatalkan pertunanganmu dengan Natali. Kamu harus mengunjungi Natali setiap hari. Tidak peduli apa pun kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu, cintanya padamu sangat tulus dan ia tidak pernah melukaimu. Saat ini ia benar-benar kesulitan dan kamu adalah satu-satunya harapannya. Aku tidak akan memaksamu untuk menikahinya, selama kamu mau mengunjunginya," kata Mona dengan suara yang melunak.     

"Baiklah. Aku berjanji," Raka mengangguk dan setuju.     

"Tidak perlu menghabiskan waktumu di rumah sakit ini. Antar ak untuk menemui Natali," kata Mona sambil berjalan menuju ke pintu kamar, tidak memedulikan suaminya yang masih berbaring di tempat tidur.     

"Apa yang ingin kamu lakukan? Apa tidak cukup kamu membuat Natali seperti ini? Apakah kamu ingin anakmu menderita lagi?" teriak Deny.     

"Apakah kamu pikir aku tidak tahu? Kamu dan Raka hanya ingin melindungi Anya, wanita jalang itu. Hanya aku Dia adalah putri kesayanganku," kata Mona dengan marah. "Jangan memedulikan Natali. Aku yang akan menyelamatkannya."     

Setelah mengatakannya, Mona bahkan tidak memberikan Deny kesempatan untuk berbicara dan langsung mendorong Raka untuk meninggalkan kamar itu bersama dengannya.     

Deny merasa sangat marah. Ia sudah menyetujui permintaan Raka untuk membatalkan pertunangannya dengan syarat Raka akan mencari cara agar Natali bisa melarikan diri ke luar negeri.     

Sebelumnya, Deny sudah berusaha untuk mengirim Natali ke luar negeri tetapi gagal karena Aiden mengetahuinya.     

Saat ini, hanya Raka yang bisa menghindari mata dan telinga Aiden. Hanya Raka satu-satunya harapan Deny untuk mengirim putrinya keluar negeri.     

Namun, Mona malah mengancam Raka agar ia tidak membatalkan pertunangannya dengan menggunakan foto Anya. Ia juga meminta agar Raka sering mengunjungi Natali.     

Semua itu tidak ada gunanya!     

Apa gunanya kunjungan Raka kalau Natali tetap terperangkap di rumah sakit jiwa?     

Tempat semacam itu memang cocok untuk pengobatan orang gila. Tetapi semakin lama orang normal berada di sana, mereka juga akan ikut menjadi gila.     

Raka mengemudikan mobilnya dan membawa Mona untuk menemui Natali di rumah sakit jiwa.     

Setelah Natali dikirimkan ke rumah sakit jiwa, Raka belum sempat mengunjungi Natali. Ia juga ingin melihat kondisi Natali, apakah ia benar-benar gila.     

Di perjalanan, Raka berkata pada Mona. "Aku ingin melihat foto yang kamu bicarakan."     

Mona hanya memandangnya dengan dingin. Setelah itu, ia menunjukkan foto dari ponselnya kepada Raka. "Apakah kamu pikir aku akan membohongimu?"     

Melihatnya sekilas saja, Raka tahu bahwa foto itu asli.     

Tangannya yang sedang memegang setir tanpa sadar mencengkeram semakin erat, membuat buku-buku jarinya memutih. Ancaman Mona membuatnya marah.     

Tetapi yang membuatnya lebih marah lagi adalah Raisa, adiknya sendiri.     

Begitu foto semacam ini menyebar di internet, bukan reputasinya saja yang akan hancur. Tetapi Anya juga akan terpengaruh.     

"Raisa benar-benar mempercayai Natali. Ketika ia mengirimkan foto itu kepada Natali, ia tidak berpikir bahwa kamu akan mengancamku seperti ini." Raka menertawai dirinya sendiri. "Aku tidak ada keinginan untuk membatalkan pertunangan. Aku akan mengunjungi Natali setiap hari di rumah sakit jiwa seperti yang kamu inginkan?"     

"Apakah kamu juga akan menurutiku seperti ini kalau foto itu tidak ada di tanganku? Putriku terlalu bodoh hingga cinta mati padamu. Cintanya padamu yang membuatnya menjadi seperti ini," kata Mona dengan sedih.     

"Meski kamu tidak mengancamku, aku masih akan tetap mengunjungi Natali. Aku tidak harus menikah dan memiliki anak dengannya. Kondisinya saat ini sama sekali tidak mempengaruhiku. Kalau media mengetahui bahwa aku mengunjunginya, mereka akan menyebutku sebagai pria baik yang merawat tunangan gilanya. Aku juga akan merawat paman Deny, membuat semua orang menyebutku sebagai anak yang berbakti. Aku baru saja menggantikan ayahku untuk mengambil alih perusahaan dan ini adalah saat yang tepat untuk membangun reputasiku. Terima kasih sudah membantuku," Raka sengaja memancing emosi Mona.     

"Kamu … Dasar munafik! Aku akan membongkar semua kebusukanmu!" kata Mona dengan marah. "Apakah kamu masih manusia? Kamu ingin menggunakan putriku untuk memperkaya perusahaanmu? Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja kalau kamu melakukannya!"     

"Kamu tidak bisa menghentikanku. Aku adalah tunangan Natali dan aku punya hak untuk menemuinya," kata Raka. Kemudian, ia mengeluarkan ponselnya. "Aku sedang menuju ke rumah sakit jiwa. Beritahu beberapa wartawan untuk datang dan menuliskan berita yang baik tentangku."     

"Berhenti. Aku mau turun!" Mona sudah berada di ambang kegilaan. "Raka, aku memperingatimu sekarang. Kalau aku melihat berita kunjunganmu di internet, aku akan langsung menyebarkan foto ranjangmu dengan Anya."     

"Silahkan saja. apakah kamu pikir aku peduli? Kalau kamu menyebarkannya, mungkin Anya bisa cepat berpisah dengan Aiden dan aku bisa kembali bersama dengan Anya. Apakah kamu pikir aku peduli?"     

Setelah ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Mona langsung keluar dan membanting pintu dengan keras. Raka membuka jendela dan memandang ke arah Mona sambil tersenyum manis. Dari luar, Mona terus meneriakkan sumpah serapah sambil menunjuk ke arah Raka. "Aku akan memberitahu petugas rumah sakit jiwa agar kamu tidak diperbolehkan untuk berkunjung. Suruh para wartawan itu pulang. jangan ganggu Natali lagi!"     

Raka hanya mendengus dengan dingin. Ia mengabaikan teriakan-teriakan Mona dan meninggalkannya di pinggir jalan begitu saja.     

Setelah itu, ia berputar balik dan kembali ke rumah sakit untuk menemui Deny.     

Deny merasa sangat lega ketika melihat Raka kembali. "Raka, apakah foto yang Mona katakan itu benar? Kamu dan Anya …"     

"Aku tidak ada hubungan apa pun dengan Anya. Semua itu karena kenakalan Raisa dan Aiden juga sudah tahu," kata Raka dengan tenang. "Apa yang ingin Paman minta dariku?"     

"Aku harap kamu bisa mencari jalan agar Natali bisa dikeluarkan dari rumah sakit jiwa dan menjalankan pengobatan di luar negeri," kata Deny.     

"Tidak ada yang bisa membawa Natali keluar kalau Aiden tidak setuju. Kalau Paman membutuhkan sesuatu, paman bisa menghubungiku. Aku tidak peduli dengan kondisi Natali," kata Raka.     

"Pertunangan kalian …"     

"Setelah pertunangan itu batal, orang tuaku pasti akan memaksaku untuk bertunangan dan bahkan menikah dengan wanita lain yang tidak aku sukai. Jadi, aku tidak berencana untuk membatalkan pertunanganku sementara ini selama perusahaanku baik-baik saja," kata Raka, memberitahu pendapatnya kepada Deny. "Dengan ini, aku bisa menghindari perjodohan dari orang tuaku, dan mencegah agar Bibi Mona tidak menyebarkan foto sembarangan, membuat masalahnya semakin rumit."     

Deny memahami keputusan Raka dan mengangguk. "Masalah Natali … Ini bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu. Terima kasih sudah mengunjungiku."     

"Jaga kesehatan paman. Aku akan pulang dulu. Masih ada yang harus aku kerjakan," kata Raka.     

"Raka, Natali telah hancur. Tolong jaga Anya untukku," sebelum Raka keluar, Deny menitipkan pesannya.     

Raka mengangguk dengan serius sebelum meninggalkan ruangan tersebut.     

Saat ini, masalah Mona sudah terselesaikan untuk sementara waktu. Berkat rencana Raka, Mona khawatir jika Raka akan kembali bersama dengan Anya lagi dan membuat hati Natali terluka. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menyimpan foto itu sementara.     

Raka kembali ke mobilnya ketika ia menerima telepon dari Anya.     

"Raka, terima kasih atas bunganya," kata Anya.     

"Bagaimana kabarmu?" tanya Raka dengan suara lembut.     

"Aku baik-baik saja. bagaimana denganmu?" Anya merasa sedikit khawatir terhadap Raka karena semua masalah yang sedang terjadi.     

"Aku tidak akan membatalkan pertunanganku dengan Natali sementara ini," kata Raka dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.