Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Di Ambang Kebangkrutan



Di Ambang Kebangkrutan

0"Paman, aku rasa, Keara membatalkan pertunangannya untukmu. Katanya, banyak pria akan berselingkuh saat istrinya sedang hamil. Apakah ia ingin mengambil keuntungan saat kehamilan bibi untuk menggodamu?"     

Baru saja Nico mengatakannya, tiba-tiba saja Anya sudah berdiri di belakangnya. "Siapa yang ingin menggoda suamiku? Aiden, apakah kamu benar-benar ingin berselingkuh dariku saat aku sedang hamil seperti ini?"     

Anya bisa melihat tatapan Aiden dan Nico dari jauh sehingga ia menghampiri mereka untuk mencari tahu apa yang mereka bicarakan. Tidak disangka, ia malah mendengar bahwa Keara telah membatalkan pertunangannya dengan Ivan dan berniat untuk merebut suaminya.     

"Anya, jangan dengarkan omong kosong Nico. Aku adalah milikmu, tidak ada yang bisa merebutku," Aiden merangkul pundak Anya dan menendang Nico menjauh. Setelah itu, ia menggandeng Anya untuk menuju ke sofa.     

Begitu duduk kembali, Anya langsung mengadu pada Tara, "Tara, Keara mau membatalkan pertunangannya."     

"Apa? Ia membatalkan pertunangannya saat kamu sedang hamil. Ia pasti ingin memanfaatkan kesempatan. Aiden, kamu harus berhati-hati," kata Tara dengan panik.     

Anya mengedipkan matanya berulang kali saat mendengar reaksi Tara. Ia menginginkan dukungan dari Tara, tetapi siapa sangka pikiran Tara dan Nico ternyata sama.     

"Kamu dan Nico memang benar-benar berjodoh."     

"Apakah aku salah bicara?" Tara memandang ke arah Nico, meminta bantuan.     

Tetapi Nico tidak membantu Tara dan malah menggodanya. "Memang benar aku dan Tara berjodoh. Kita akan menjadi suami istri."     

Anya memutar bola matanya saat mendengar Nico dan Tara bermesraan di hadapannya dan hanya bisa tertawa dengan hambar.     

"Bibi, tawamu jauh lebih menyeramkan dari paman!" Nico langsung menjauh dan bersembunyi di belakang Tara sambil melingkarkan lengannya, memeluk Tara dari belakang.     

Tara langsung memukul tangan Nico dengan kesal. "Jangan bergosip terus. Cepat cari tahu apa yang terjadi di internet."     

Pada saat yang bersamaan, Anya juga mengambil ponselnya dan mencari tahu berita terbaru di internet.     

Ivan dan Keara sama-sama tidak ingin berinisiatif untuk membatalkan pertunangan mereka terlebih dahulu.     

Sebelumnya, Keara memiliki hubungan dengan Aiden sebelum bertunangan dengan Ivan. Ia tidak mau membatalkan pertunangannya dengan Ivan terlebih dahulu karena ia tidak mau pendapat publik mengenai dirinya menjadi buruk.     

Ia ingin tetap menjaga citra dirinya.     

Jadi, Keara meminta Ivan untuk membatalkan pertunangan mereka demi nama baiknya. Tetapi di saat yang bersamaan, Ivan membutuhkan dukungan dari Keluarga Pratama sehingga ia tidak mau membatalkan pertunangannya.     

Anya tidak tahu siapa yang pada akhirnya mengalah dan mau membahas mengenai pembatalan ini terlebih dahulu.     

Anya membuka sebuah lama web dan melihat foto yang Ivan bagikan di media sosialnya. Ia sedang berada di kamar rumah sakit, terbaring lemah dengan wajah yang pucat.     

Setelah kembali ke Indonesia, Ivan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit.     

Ia mengumumkan bahwa ia telah membatalkan pertunangannya dengan Keara karena penyakitnya yang memungkinkan akan membuat dirinya lumpuh di masa depan. Ia tidak ingin Keara memiliki suami yang lumpuh seperti dirinya sehingga ia bersedia untuk membatalkan pertunangannya dan mengharapkan kebahagiaan untuk Keara.     

Begitu berita ini tersebar, semua orang turut menyampaikan penyesalan mereka.     

"Sayang sekali, Ivan dan Keara tidak bisa bersama."     

"Aku berharap Ivan lekas sembuh."     

"Ivan sudah menunggu Keara selama tiga tahun. Begitu Keara kembali, Ivan malah jatuh sakit. Mengapa nasib mereka begitu tragis?"     

"Keara, jangan tinggalkan Ivan! Kasihan sekali dia!"     

"Keara, Ivan sudah menunggumu selama tiga tahun. Apakah kamu benar-benar tega meninggalkannya?"     

"Ivan sungguh berhati besar. Ia tidak mau calon istrinya menderita karena dirinya sehingga ia rela membatalkan pertunangannya."     

"Benar sekali. Ivan sudah berhati mulia. Kasihan sekali Keara kalau harus mengurusnya seumur hidup."     

"Jangan salahkan Keara. Ivan yang memutuskan untuk membatalkan pertunangan mereka!"     

Begitu komentar-komentar itu bermunculan, Keara langsung mengeluarkan pernyataan melalui media sosialnya.     

Ia menunjukkan fotonya dan Ivan yang sedang berada di kamar rumah sakit dan mereka berdua sama-sama tersenyum ke arah kamera.     

"Setelah tiga tahun berpisah dari Ivan, hubungan kami menjadi sangat dekat selayaknya saudara. Aku menghargai keputusan Ivan untuk berpisah denganku. Masalah ini tidak akan mempengaruhi hubungan kami."     

Pernyataan Keara itu mendapatkan dukungan dari semua orang.     

Keara tidak melakukan kesalahan. Mereka berdua berpisah karena takdir yang memisahkan mereka. Melihat semua ini, para netizen hanya bisa mendoakan mereka.     

Berita mengenai pembatalan pertunangan antara kedua keluarga itu menjadi pembahasan terhangat semalaman. Sementara itu keesokan paginya, berita tersebut mulai digantikan dengan berita Natali menggila dan dikirimkan ke rumah sakit jiwa.     

"Semua orang memang akan mendapatkan ganjaran atas apa yang diperbuatnya."     

"Benar sekali. Karma itu memang ada."     

"Berita akhir-akhir ini sungguh mengejutkan. Kemairn malam, berita Ivan dan Keara memenuhi internet dan sekarang berita mengenai Natali. Ngomong-ngomong, aku punya banyak cerita mengenai kebusukan Natali."     

"Aku adalah teman sekelas Natali saat SMA. Ketika SMA, wajahnya penuh dengan jerawat. Hidungnya pesek, bibirnya sangat tebal dan ia tidak punya lipatan mata. Tetapi sekarang lihat ia sangat cantik. Hidungnya juga tiba-tiba saja menjadi mancung. Aku yakin ia menjalani operasi plastik. Aku punya foto masa lalu Natali untuk membuktikannya."     

"Aku kuliah di kampus yang sama dengan Natali. Ia tidak hanya mengoperasi wajahnya. Ia juga memperbesar payudaranya."     

"Natali pernah melakukan aborsi saat libur semester. Ayah dari anak itu adalah temanku dan ia adalah seorang yatim piatu. Wajahnya mirip dengan Raka Mahendra dan ia populer karena pintar bermain basket, mungkin karena itu juga Natali menyukainya. Setelah mengetahui hubungan mereka, ibu Natali memberi uang pada temanku agar ia tidak berhubungan dengan Natali lagi. Tetapi pada saat hari pertunangan Natali, temanku itu tiba-tiba saja menghilang dan tidak tahu di mana keberadaannya hingga sekarang. Mungkin ia sudah dibunuh oleh Keluarga Tedjasukmana."     

"Natali sangat pandai berpura-pura lemah dan menghasut orang lain untuk melakukan pekerjaan kotornya. Yura yang bodoh itu akhirnya menggantikan dirinya di dalam penjara. Tetapi hingga saat ini, Natali tidak mau mengunjungi Yura di penjara."     

"Keluarga Tedjasukmana dulunya sangat berjaya dan Mona Tedjasukaman sangat kejam. Tidak ada satu orang pun yang berani melawan Natali. Tetapi sekarang ia sudah gila dan ibunya berada di dalam penjara. Memang kejahatan akan selalu terbayarkan."     

"Raka cepat batalkan pertunanganmu dengan Natali secepat mungkin. Wanita itu gila!"     

"Raka, kami tahu kamu adalah pria yang bertanggung jawab se-Indonesia. Tetapi Natali tidak pantas untuk pria baik sepertimu."     

"Raka, jangan mau dibodohi oleh Natali. Cepat tinggalkan dia!"     

Semua orang berbondong-bondong membujuk Raka untuk meninggalkan Natali dengan mengungkapkan semua kejahatan yang pernah dilakukan Natali, yang terkecil sekali pun.     

Di masa lalu, semua orang tidak berani membuka mulutnya karena tidak berani melawan Keluarga Tedjasukmana.     

Pernah suatu kali, Natali melukai teman sekelasnya dan meninggalkan bekas luka di wajahnya. Tetapi Mona tidak mau meminta maaf dan menggunakan uang untuk membungkam mulut semua orang. Dengan uang itu, ia kira semuanya akan baik-baik saja.     

Tetapi apakah Natali dan Mona pernah memikirkan perasaan orang lain? Bagaimana dengan teman sekelas Natali yang wajahnya telah cacat seumur hidup?     

Di masa itu, tidak ada satu orang pun yang berani melawan Keluarga Tedjasukmana.     

Namun sekarang, Deny sedang sakit dan terbaring lemah di rumah sakit. Perusahaan Keluarga Tedjasukmana sedang berada di ambang kebangkrutan. Mona telah tertangkap dan Natali berada di rumah sakit jiwa.     

Semua orang yang pernah dipermalukan dan ditindas oleh Keluarga Tedjasukmana langsung berani untuk membuka luka lama mereka.     

Begitu melihat berita di internet, Diana langsung menghampiri Anya. "Anya, ada yang terjadi pada Natali."     

Namun, Anya hanya memandang ibunya dengan tenang. "Ini tidak ada hubungannya denganku. Kalau memang ia tidak melakukan apa pun, berita seperti ini tidak akan pernah muncul."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.