Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Meminta Bantuan



Meminta Bantuan

"Siapa yang datang?" Diana meletakkan piring yang dibawanya dan melihat ke arah luar pintu.     

"Pamanku. Mungkin karena Bu Hana membantu memasak di sini, ia tidak punya makan malam ketika pulang tadi. Akhirnya ia datang ke sini," kata Nadine dengan cepat.     

Anya tidak bisa berkata apa-apa.     

Hari ini Jonathan ada di rumah mereka. bukan waktu yang tepat bagi Aiden untuk datang dan makan malam bersama dengan mereka.     

Dengan sifat Aiden yang seperti itu, begitu ia melihat Jonathan, mungkin akan terjadi perdebatan di antara mereka.     

Tetapi ibunya sudah lelah memasak tadi siang. Pada akhirnya, ia harus meminta Hana untuk membantunya memasak makan malam.     

Anya langsung menghentikan Nadine dan berkata, "Biar aku saja yang membuka pintu. Kamu bisa membantu ibu dan Bu Hana."     

Anya berjalan menuju ke arah pintu pagar, melihat Aiden sedang berdiri sambil menelepon seseorang. Melihat Anya menghampirinya, Aiden melambaikan tangannya sambil tetap berbicara pada teleponnya.     

Anya maju untuk membuka pintu. Setelah itu, Aiden terus berjalan melewati taman dan menuju ke depan rumah.     

Anya segera menutup pagar dan berlari mengejar Aiden untuk menghentikannya.     

Tetapi Aiden melewatinya dan terus berjalan maju hingga akhirnya Anya harus memeluk pinggang Aiden untuk menghentikan langkahnya.     

"Aku sedang ada urusan. Kita bertemu dan membicarakannya lagi lain kali," kata Aiden, menutup telepon. Kemudian, ia tersenyum ke arah Anya yang sedang memeluk pinggangnya. "Apakah kamu begitu merindukan aku? Sehingga memelukku seperti ini."     

Wajah Anya langsung memerah dan melepaskan Aiden dengan cepat, "Aku harus memberitahumu sesuatu."     

"Katakan," kata Aiden.     

"Ayah Alisa datang untuk menjemput Alisa. Ibuku mengajaknnya makan malam. Kalau kamu bertemu dengannya, tolong jangan usir dia seperti kamu mengusir Raka tadi. Aku benar-benar tidak ada hubungan dengannya," kata Anya.     

"Apakah kamu perlu menjelaskan semuanya kepadaku? Apakah kamu takut aku salah paham?" Aiden memandangnya dengan tatapan yang tidak tertebak.     

"Aku tidak mau kamu berbuat jahat kepadanya. Ia bukan sainganmu. Tidak ada pria lain selain kamu," Anya pikir kalau ia tidak berbicara dengan jelas, mungkin Aiden benar-benar akan mengusir Jonathan dari rumahnya.     

Kejadian yang menimpa Raka tadi pagi membuat Anya merasa sangat khawatir.     

"Ohh. Tamu istriku adalah tamuku juga," Aiden tersenyum dan mengecup dahi Anya. Kemudian, ia menggandeng tangan Anya dan berjalan menuju ke dalam rumah.     

Anya tidak mau bergandengan dengan Aiden, tetapi tangan Aiden tidak mau melepaskannya. "Kalau kamu melepaskan tanganmu, mungkin aku tidak bisa menahan diri untuk mengusir pria yang ingin merebut istriku dan menjadikannya sebagai ibu tiri dari anaknya."     

"Aku tidak akan menjadi ibu tiri Alisa. Jangan bicara omong kosong," Anya tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.     

Aiden senang ketika melihat Anya tidak berusaha menarik tangannya lagi. Dengan jari-jari yang bertautan, mereka memasuki ruang keluarga bersama-sama.     

Jonathan baru saja selesai mencuci tangan Alisa. Ketika kembali ke ruang keluarga, ia melihat Anya dan Aiden datang.     

Sebenarnya, beberapa hari terakhir ini, ia sudah melihat berita tentang Aiden dan Anya berlibur di sebuah pulau. Sebelumnya, ia sama sekali tidak percaya pada berita tersebut. Tetapi sekarang ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.     

"Aiden, aku bilang pada Hana bahwa kamu bisa memasak, tetapi Hana tidak percaya. Ia bilang ia tidak pernah melihatmu masak," kata Diana dengan setengah bercanda.     

"Biar aku menunjukkannya," Aiden melepaskan jaketnya dan Anya langsung menerimanya, tanpa perlu Aiden memintanya.     

Sebelum Aiden memasuki dapur, ia memandang ke arah Jonathan dan menyapanya.     

Kemudian ia berbalik dan masuk ke dalam dapur, diikuti oleh Diana.     

Nadine tetap berada di dalam dapur dan membantu mereka, berharap ia bisa mempelajari atau mencuri trik-trik memasak dari Hana.     

Di ruang keluarganya, hanya tersisa Anya dan Jonathan sendirian.     

"Anya, kamu dan Aiden …"     

"Aiden adalah suamiku," jawab Anya.     

Sebelumnya, ia sama sekali tidak peduli terhadap sekitarnya dan tidak menyadari perasaan Jonathan kepadanya. Tetapi setelah mendengar kata-kata Aiden, Anya merasa bodoh tidak bisa melihat perasaan Jonathan yang jelas-jelas terlihat nyata.     

Ia harus mengakhiri perasaan itu secepat mungkin, agar Jonathan tidak berharap ia akan menjadi ibu tiri bagi Alisa.     

Aiden adalah perisai yang terkuat untuknya. Ia sengaja menggandeng tangan Anya untuk menunjukkan kepemilikannya. Anya hanya perlu mengikuti arus yang telah diciptakannya.     

"Kamu sudah menikah?" Jonathan terlihat terkejut.     

"Kami sudah menikah dua tahun lalu. Di mall Atmajaya Group, terdapat sebuah toko parfum milik Aiden yang dinamai dengan nama bunga kesukaanku, Iris. Aiden yang membukanya untukku. Setelah aku memenangkan kompetisi parfum dua tahun lalu, aku mendapatkan kesempatan untuk kuliah di luar negeri. Ia mendukungku untuk melakukan apa pun yang aku mau sehingga aku pergi untuk belajar selama dua tahun," Anya menjelaskan situasinya dan Aiden secara singkat.     

Mengenai apa yang terjadi dua tahun lalu, Anya tidak menceritakannya. Masalah itu tidak ada hubungannya dengan orang luar seperti Jonathan.     

Jonathan mengangguk dan menghela napas panjang. "Tidak semua suami mau mendukung istrinya untuk kuliah di luar negeri. Aku mengagumi Aiden untuk itu. Sekarang lebih banyak pria egois yang mematahkan sayap istri mereka dan mengubahnya menjadi pelayan di rumah."     

"Aiden tidak membutuhkan pelayan. Aku tidak bisa memasak, tetapi dia bisa. Aku menyukai parfum dan ia mendukung pekerjaanku. Aku sudah cukup puas dengan kehidupanku sekarang," ketika mengatakan hal ini, Anya memandang ke arah dapur dengan senyum di wajahnya.     

Selama ini, Jonathan memandang Aiden sebagai orang yang kejam dan dingin di dunia bisnis. Tetapi ketika mendengar cerita dari mulut Anya, kesannya berubah drastis.     

Aiden adalah pria yang bersedia untuk memasak demi istrinya.     

Ditambah lagi, Jonathan bisa melihat bahwa hubungan Aiden dan ibu Anya sangat baik.     

Bahkan Alisa pun menyukai Aiden dan mengatakan bahwa ia dan Anya akan menikah dengan Aiden bersama-sama.     

Pada saat itu, Alisa terdengar seperti bercanda. Tetapi Jonathan tidak menyangka bahwa Anya dan Aiden sudah menikah dua tahun lalu.     

Mereka adalah suami istri, bersama dengan Alisa, memainkan sebuah dongeng mengenai seorang putri yang menikah dengan pangeran.     

Aiden dan Anya mau menemani Alisa bermain dengan sabar dan Jonathan merasa sangat berterima kasih untuk itu.     

Setelah makan malam, para wanita sibuk untuk membersihkan meja, sementara Aiden dan Jonathan berbincang-bincang di teras taman.     

"Berapa lama kamu akan tinggal di Indonesia kali ini?" tanya Aiden.     

"Ayahku ingin aku kembali ke Indonesia. Kali ini aku tidak akan pergi lagi," jawab Jonathan.     

"Walaupun kita tidak memiliki hubungan yang dekat, aku ingin meminta tolong padamu," Aiden tidak lagi berbasa-basi dan langsung menuju pokok pembicaraannya.     

"Aiden, aku sudah mengenal Anya selama dua tahun. Ia hanya ibu angkat dari putriku. Alisa sangat menyukai Anya dan kamu. Selama aku bisa, aku akan menolongmu," kata Jonathan.     

Melihat kebaikan Jonathan, Aiden langsung berkata, "Aku akan pergi ke luar negeri besok dan tidak tahu kapan akan kembali. Aku harap kamu mau menjaga Anya selama aku tidak ada di Indonesia. Ayahmu mungkin akan mencelakainya."     

Jonathan terlihat terkejut mendengarnya.     

Ia teringat akan istrinya yang dulu, ibu Alisa. Karena ayahnya, akhirnya istrinya meninggal saat melahirkan Alisa.     

"Apakah ayahku salah paham mengenai hubungaku dengan Anya dan ingin mencelakai Anya?" tanya Jonathan dengan panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.