Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Inseminasi Buatan



Inseminasi Buatan

0"Tuan, apakah Anda ingin menghentikannya?" tanya pengawal Aiden.     

"Tidak usah," Aiden membawa Anya pergi dari sana.     

Aiden sudah memperkirakan bahwa internet sedang gaduh karena berita antara dirinya dan Anya, tetapi Aiden sama sekali tidak peduli. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama dengan wanita yang dicintainya.     

Api unggun itu perlahan padam, membuat langit kembali gelap. Wajah semua orang terlihat lelah, tetapi memancarkan kebahagiaan.     

Aiden memberitahu Anya bahwa ada seseorang yang diam-diam memotret mereka saat berada di pesta api unggun tersebut sehingga mereka harus kembali lebih awal.     

Sambil bergandengan tangan, mereka menyisiri pantai, berjalan menuju ke arah villa.     

Anya mengenggam tangan Aiden, menyandarkan kepalanya di pundak Aiden dan memandang bintang-bintang yang berterbaran di atas langit. "Semua ini seperti mimpi. Ini tidak nyata."     

Aiden mengelus punggung tangan Anya dan berkata dengan lembut, "Kalau kamu mau, aku bisa membuat mimpi ini tidak akan pernah berakhir.     

"Mimpi adalah mimpi. Suatu hari nanti, kita haru bangun," kata Anya dengan senyum tipis. Tiga hari seperti mimpi bersama Aiden sudah membuatnya cukup puas. Setidaknya, ini bisa menghapus akhir yang tragis di antara mereka dua tahun lalu.     

"Anya, aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu," Aiden memegang wajah Anya dengan kedua tangannya dan mencium bibir Anya.     

Embusan angin laut, pepohonan kelapa yang menaungi mereka, pasir keemasan, bibir dua orang yang saling bertautan. Semuanya benar-benar seperti mimpi yang indah …     

Tidak ada yang tahu bahwa saat ini, ada seseorang yang sedang merekam mereka secara langsung, membuat kegaduhan di dunia maya.     

"Whoa! Mereka berciuman!"     

"Sepertinya Aiden sangat jago berciuman."     

"Aku juga ingin menciumnya."     

"Beruntung sekali bisa berciuman dengan pria seperti Aiden."     

"Setelah berpisah dua tahun, cinta sejati akan selalu menemukan jalannya."     

"Benar, jodoh tidak akan kemana …"     

Foto Aiden dan Anya yang sedang berlibur langsung meledak di internet. Setelah dilaporkan oleh Harris, siaran langsung itu langsung ditutup. Tetapi tetap saja sudah banyak orang yang terlajur melihatnya.     

Saat ini, Keara sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit. Ia merasa bosan sehingga memainkan ponselnya dan mencari berita terbaru. .ketika ia melihat berita mengenai Anya dan Aiden yang berlibur di pulau, ia langsung membanting ponselnya dengan kesal.     

Toni masuk ke dalam kamar tersebut dan melihat ponsel Keara sudah tergeletak di lantai dengan layar yang pecah.     

"Keara, jangan khawatir! Semuanya akan baik-baik saja …" kata Toni.     

"Paman, Aiden membawa Anya pergi berlibur. Meskipun aku hamil sekarang, semuanya sudah terlambat," kata Keara dengan sedih.     

Toni mengambil sebuah kursi dan duduk di samping tempat tidur Keara. "Memangnya mengapa kalau mereka berlibur? Aku sudah mendapatkan informasi bahwa dua tahun lalu Anya mengalami keguguran dan tubuhnya sudah tidak mampu untuk mengandung anak lagi. Selama kamu bisa hamil dan melahirkan anak Aiden, kamu pasti bisa menyingkirkannya."     

"Paman, orang tuaku sekarang sedang marah dan tidak peduli padaku karena aku tidak mau mendonorkan hatiku pada ibu. Kalau berita kehamilanku muncul sekarang, mungkin mereka tidak akan menyalahkanku. Apakah dokter yang kamu pilih bisa diandalkan?" tanya Keara dengan cemas.     

"Jangan khawatir. Aku sudah memilih dokter yang terbaik. Ia adalah ahli dalam inseminasi buatan. Akhirnya aku bisa mendapatkan sperma Aiden dari bank sperma di Singapura. Sekarang, aku tidak punya pilihan lain dan harus berhasil. Ditambah lagi, dokter ini telah meminta uang dalam jumlah besar padaku. Kita tidak oleh gagal!" kata Toni.     

Keara terlihat lega dan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.     

"Orang tuaku sudah tidak mencari adikku lagi, kan?" tanya Keara.     

"Sekarang ibumu masih sakit dan orang tuamu masih tenggelam dalam kesedihannya karena mengira anak mereka sudah mati. Selama kamu bisa menikah dengan Aiden, Anya akan menyingkir dari hidupmu. Kalau ia pergi, tidak ada yang akan tahu identitas aslinya," kata Toni. "Kamu harus tenang."     

Keara mengangguk. "Paman, suruh orang-orangmu untuk memperhatikan Keluarga Atmajaya. Keluarga Atmajaya membiarkan Aiden dan Anya berbuat sesuka hati. Apa mungkin mereka sudah mengetahui semuanya?"     

"Apakah kamu ingat Andre, paman Aiden? Putri Andre ternyata adalah anak Maria yang hilang. Nico telah membawa Jenny ke luar negeri dan melakukan tes DNA di sana tanpa sepengetahuan siapa pun sehingga akhirnya Aiden tahu bahwa Anya bukan keponakannya. Sekarang ia ingin kembali pada Anya," kata Toni.     

Mata Keara sedikit menyipit. Setelah berpikir sejenak, ia berkata, "Kalau begitu, Anya pasti sudah tahu bahwa ia bukan putri Diana dan tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Atmajaya. Ia pasti sedang mencari orang tuanya. Lebih baik …"     

"Mencari orang yang bisa berpura-pura menjadi orang tuanya? Dengan adanya Aiden, mustahil kita bisa menipunya dan membawa hasil tes DNA palsu. Mungkin akan lebih baik kalau kita sekalian menyingkirkannya."     

Keara terlihat ragu sejenak. "Tetapi Anya adalah adikku, Paman. Dan aku juga menyayangi ibu seperti ibuku sendiri. Meski Anya dan ibu tidak bisa saling mengenal satu sama lain, setidaknya jangan sakiti Anya. Anya juga adalah keponakanmu, Paman."     

"Kamu terlalu baik. Kalau sampai Anya kembali ke rumah keluargamu, ia akan benar-benar menindasmu. Mungkin kamu akan berbaik hati padanya, tetapi apakah kamu yakin ia akan melakukan hal yang sama. Dua tahun lalu, ia bercerai dan keguguran. Cepat atau lambat, ia akan membalas dendam. Lebih baik kita menyingkirkannya secepat mungkin daripada membahayakan diri kita sendiri," kata Toni.     

Keara terdiam mendengarnya.     

Ia hanya mencintai Aiden dan ingin bersama dengannya, tetapi bukan berarti ia ingin melukai orang lain.     

Dengan wajah yang mirip dengannya, Anya merebut cinta Aiden darinya. Itu sebabnya Keara sangat membenci Anya dan ingin memisahkan mereka.     

Tetapi ia tidak pernah ingin membunuh Anya.     

"Paman, tunggu sebentar. Kalau Anya tetap berada di Indonesia setelah kompetisi parfum, kita bisa mencari cara lain. Pada saat ini, ia tidak membahayakan dan tidak mengancamku. Jadi lebih baik kita tidak melakukan apa pun," kata Keara.     

"Baiklah. Aku akan memperhatikan gerak geriknya. Tetapi kalau sampai keberadaannya mempengaruhimu, aku akan membunuhnya," kata Toni dengan kejam.     

Indah tidak bisa menemukan putrinya dan tidak bisa memiliki anak lagi. Padahal, ia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk Keluarga Srijaya, tetapi inilah balasan Keluarga Srijaya untuknya.     

Toni memandang ke arah Keara. Satu-satunya harapannya Keluarga Srijaya ada pada keponakannya ini.     

Ia tidak mau kalau sampai anak yang tidak memiliki darah Keluarga Srijaya menjadi pewaris keluarganya. Hanya Keara, anak dari adiknya, yang bisa menjadi penerus Keluarga Srijaya.     

Keara merasa sangat bosan dan lelah berada di rumah sakit. Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur, sementara Aiden dan Anya pergi berlibur. Ia benar-benar merasa cemas.     

Ia harus mencari cara untuk membawa Anya dan Aiden pulang. Ia tidak akan membiarkan mereka bersenang-senang.     

Tiba-tiba, mata Keara berbinar. "Paman, di mana Jonathan? Aku dengar Jonathan mengenal Anya dan sedang menitipkan Alisa pada Anya. Apakah kamu tidak mau menjemput Alisa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.