Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Orang di Balik Tes DNA



Orang di Balik Tes DNA

0"Baiklah. Mulai sekarang hingga 72 jam ke depan, aku akan menemanimu. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Anya sambil memandang Aiden.     

Ia berusaha untuk menenangkan hatinya dan terlihat santai. Ia tidak boleh terlihat panik.     

Tenang … Tenang … Tenang …     

"Mandi, ganti baju dan makan malam. Setelah makan malam, temani aku berjalan-jalan di pinggir pantai," kata Aiden dengan tenang.     

Anya mengangguk. Ia segera menyingkirkan tangan Aiden yang memerangkapnya dan berjalan menuju kamar di belakangnya.     

Setelah masuk ke dalam kamar, Anya segera menuju ke dalam kamar ganti untuk mencari baju yang bisa ia kenakan setelah mandi. Ia tidak membawa pakaian apa pun dan berharap ia bisa menemukan baju ganti.     

Namun, sebaliknya Ia menemukan berbagai gaun musim panas yang terbaru, yang pernah ia lihat di sebuah majalah. Dan sekarang, semua gaun itu digantung berjejeran di lemari hadapannya. Baju dengan berbagai macam warna dan berbagai macam model …     

Ini …     

Anya menoleh dan memandang ke arah Aiden yang masih berada di belakangnya, "Baju ini tidak disiapkan secara tiba-tiba, kan?"     

"Aku memang ingin membawamu pergi liburan. Aku membeli semua baju ini seminggu yang lalu," Aiden tidak menyembunyikannya dari Anya.     

Perasaan Anya seperti campur aduk. Ia tidak tahu harus senang, terharu, tersentuh atau kesal dan marah …     

Aiden telah memikirkan semuanya hingga menyiapkan pakaian baru untuknya.     

Tetapi bukankah ini sama seperti dulu? Aiden selalu mengurus semua untuknya, membuat Anya bergantung padanya dan tidak bisa berdiri sendiri …     

"Dari mana kamu tahu aku bersedia ikut liburan denganmu ke tempat ini?" Anya mengerutkan bibirnya dengan kesal, meski dalam hati ia sedikit senang.     

"Kamu sudah di sini," jawab Aiden dengan santai. Ia mengambil handuk dan baju ganti, kemudian berjalan menuju ke kamar mandi terlebih dahulu.     

Aiden masuk ke dalam kamar mandi dan mandi dengan cepat. Setelah keluar, ia telah mengganti pakaiannya dengan kaos bermotif pohon kelapa.     

Tidak seperti pakaian bisnisnya yang formal, kali ini Aiden terlihat sangat santai dengan kaos dan celana pendek. Tubuhnya masih terlihat tegap dan gagah, tetapi ia jauh lebih ramah dibandingkan saat mengenakan setelah bisnis.     

"Kamu benar-benar terlihat seperti sedang liburan," kata Anya sambil memandang Aiden. Setelah melihat Aiden yang segar setelah mandi, Anya jadi ingin segera mandi. Anya mengambil sebuah gaun panjang dan memasuki kamar mandi.     

Setelah keluar, ia telah berganti pakaian dengan gaun panjang tersebut. Meski mereka berada di pinggir pantai, Anya tetap merasa takut kedinginan saat terkena angin malam sehingga ia mengambil sebuah cardigan yang tidak terlalu tebal dan mengenakannya.     

Anya keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah. Sebelumnya, ia tidak terlalu memperhatikan sekitar villa tersebut sehingga tidak menyadarinya. Tetapi setelah melihatnya dengan seksama, Anya menyadari bahwa ada berbagai macam bunga iris bermekaran di luar jendela lantai satu.     

Bunga-bunga iris dengan berbagai macam warna.     

Lautan bunga iris itu terlihat bergoyang ke kanan dan ke kiri karena angin sepoi-sepoi, terlihat begitu tenang dan begitu indah …     

"Lautan bunga iris …"     

"Apakah kamu menyukainya?" tanya Aiden sambil memandang Anya lekat-lekat,     

Tatapan Anya masih tertuju pada lautan bunga itu, seolah terhipnotis dan tidak bisa mengalihkan pandangannya lagi. "Hmm … Cantik sekali."     

"Tetap tidak bisa mengalahkan kecantikanmu …" bisik Aiden dengan suara pelan. Meski demikian, Anya tetap masih bisa mendengarnya.     

"Aiden, mengapa kamu melakukan semua ini?" mata Anya terus terpaku memandang lautan bunga iris yang ada di luar jendela itu saat menanyakannya. Ia tidak bisa percaya lautan bunga itu benar-benar nyata.     

Aiden bukanlah tipe pasangan yang romantis. Tetapi ia bersedia melakukan semua ini hanya untuk Anya.     

Anya merasa sangat tersentuh …     

Sama seperti rumah mereka yang dipenuhi dengan bunga iris, pulau ini juga sama …     

Aiden terlihat sangat cuek dan tidak perhatian, tetapi ia melakukan semua ini hanya untuknya …     

"Karena aku mencintaimu …" setelah mengatakannya, Aiden memegang wajah Anya dengan kedua tangannya dan mengecup bibirnya dengan lembut. Ia melakukannya secara sekilas, tidak berani mencium Anya terlalu dalam karena khawatir Anya akan takut dan lari darinya.     

Di tengah lautan bunga iris, Anya merasa seperti seorang putri yang dicintai oleh pangerannya. Kecupan ringan itu membuatnya merasa sangat bahagia.     

Apakah ia boleh sebahagia ini?     

Karena mereka tersesat di siang hari dan tidak sempat makan siang, makan malam hari itu disiapkan lebih cepat. Para pelayan menyiapkan berbagai makanan lokal untuk mereka. Anya sangat kelaparan dan ia menghabiskan begitu banyak makanan.     

Setelah makan malam, tiba-tiba saja ponsel Aiden berbunyi. Panggilan itu dari Harris.     

"Tuan, saya sudah memastikan bahwa Kepala Keluarga Srijaya, Toni Srijaya, lah yang telah menyogok dokter tersebut dan mengganti hasil tes DNA Nyonya. Tujuannya adalah untuk menghindari Indah untuk menemukan putrinya. Toni dan Lina, ibu kandung Keara, adalah saudara kandung, sementara Indah adalah saudara angkat mereka," kata Harris dari telepon.     

"Apakah Indah tahu bahwa ia adalah anak angkat keluarganya?" tanya Aiden.     

"Ia sudah tahu. Ia dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan Galih Pratama. Sebelum ia menikah dengan Galih Pratama, sebenarnya ia sudah memiliki kekasih," kata Harris dari telepon.     

"Demi keluarganya, ia rela mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya dan menikah dengan Galih, untuk menjadi ibu tiri bagi Keara. Namun, Keluarga Srijaya menghalanginya untuk mencari putri kandungnya. Itu karena Keluarga Srijaya takut putri kandung Indah akan bersaing dengan Keara untuk mendapatkan warisan Keluarga Srijaya," mata Aiden memandang Anya dari jauh.     

Anya juga memandang ke arah Aiden. Ia bisa merasakan amarah di dalam hatinya. Amarah dan rasa simpati untuk orang lain.     

Sama seperti dirinya yang sedang mencari keluarganya dengan susah payah, Indah juga berjuang mencari putri kandungnya. Bagaimana bisa keluarganya sendiri memperlakukannya seperti ini?     

"Tuan, Fany Srijaya pergi ke panti asuhan bukan untuk membantu Indah Srijaya, tetapi untuk menggagalkan rencananya. Saya rasa, ia lah yang menyebabkan kebakaran di panti asuhan tersebut," kata Harris.     

"Keluarga Srijaya memilih untuk membunuh semua anak perempuan di panti asuhan tersebut, khawatir akan ada putri Indah Srijaya di sana. Lalu, bagaimana dengan putri yang ditemukan oleh Galih?" tanya Aiden.     

"Saya rasa itu palsu. Untuk membohongi Galih dan Indah, agar mereka menyerah untuk mencari putri mereka," setelah mengatakannya, Harris melanjutkan. "Tuan, saya rasa Nyonya adalah putri Galih Pratama. Dengan wajah yang sangat mirip dengan Keara, kemungkinanya sangatlah tinggi. Bagaimana kalau melakukan tes DNA pada Nyonya dan Galih?"     

"Jangan membangunkan singa yang tertidur. Mereka bahkan berani menyebabkan kebakaran di panti asuhan tersebut. Bagaimana kalau mereka sampai melakukannya lagi dan mencelakainya?" kata Aiden dengan suara pelan, agar Anya tidak mendengarnya.     

Harris baru menyadarinya. "Maaf, saya terlalu gegabah, Tuan. Saya akan menyelidiki dan mencari informasi lagi."     

"Tiga hari ini, suruh Ivan dan Nico untuk mengurus perusahaan," kata Aiden sebelum mengakhiri panggilan.     

Dari tadi, Anya duduk di tempatnya dan mendengarkan percakapan Aiden dan Harris, meski hanya dari sudut pandang Aiden saja. Ia tidak tahu bahwa Harris mencurigai bahwa ia adalah putri Galih, tetapi ia mengetahui semua perbuatan Keluarga Srijaya pada Indah.     

Melihat Aiden sudah menutup telepon, Anya langsung bertanya, "Apakah benar Fany Srijaya yang membakar panti asuhan tersebut? Ia berniat membunuh putri Bibi Indah?"     

"Ibu kandung Keara, Lina Srijaya, adalah adik kandung dari Toni Srijaya. Sementara Indah Srijaya adalah saudara angkat mereka. Mereka tidak berasal dari rahim yang sama. Kalau putri Indah Srijaya tidak ditemukan, Keara akan menjadi pewaris sulung dari Keluarga Srijaya. Itu sebabnya Toni Srijaya membatunya, berharap suatu hari nanti Keara akan membalas budi." Aiden menceritakannya dengan sinis.     

"Kasihan sekali bibi Indah. Ia dipaksa untuk menikah dengan suami saudaranya dan menjadi ibu tiri bagi Keara. Ditambah lagi, keluarganya menghalanginya untuk menemukan putri kandungnya dan bahkan membunuh putrinya itu. Apakah kita harus memberitahunya untuk berhenti membantu Keara dan Toni Srijaya?" tanya Anya dengan sedikit ragu.     

Ia tidak tahu apakah ia harus ikut campur dalam urusan keluarga orang lain.     

Tetapi ia tidak bisa tinggal diam setelah mengetahui semua ini.     

Ternyata urusan Keluarga Srijaya juga serumit urusan keluarga besar lainnya.     

Ia tidak tega membiarkan Indah diperlakukan dengan tidak adil seperti ini …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.