Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mencari Orang Tua Kandung



Mencari Orang Tua Kandung

0Aiden langsung berhenti mengomel. "Apa?"     

"Aku bilang bahwa anakku memiliki kebahagiaan sendiri dan aku tidak akan menghalanginya. Kalau kamu tidak keberatan Anya tidak bisa memiliki anak, aku juga tidak keberatan. Aku sudah bicara pada Diana dan mengatakan bahwa keluarga kita menerima Anya apa adanya,"kata Bima.     

"Akhirnya ayah bisa bersikap selayaknya manusia. Meski tidak mendapatkan persetujuanmu sekali pun, aku tetap akan kembali bersama dengan Anya," kata Aiden dengan tegas.     

"Aku menyukai Anya. ia adalah wanita yang baik. Dua tahun lalu, aku telah melakukan kesalahan besar sehingga membuat kalian berpisah dan membuat Anya pergi. Kejadian itu membuatnya sangat terluka. Jaga Anya baik-baik mulai sekarang," kata Bima.     

Aiden terkejut dan tidak menyangka ayahnya akan berbicara seperti itu. "Aku tidak menyangka ayah akan mengatakan hal ini."     

"Apakah kamu pikir ayah adalah pria tua yang keras kepala? Semua yang ayah lakukan adalah yang terbaik untukmu …" kata Bima. Setelah itu, ia tidak lupa mengingatkan Aiden. "Katakan pada Tara untuk menjaga kesehatan Anya baik-baik. Kalau ia bisa menyembuhkan Anya, keluarga kita akan memberikan bonus besar untuknya."     

Aiden menjawab panggilan tersebut sambil terus berjalan ke Iris, naik ke lantai dua untuk menemui Anya.     

Saat itu, Anya sedang menata makanannya di atas meja. Sebelum ia bisa mengangkat sendok, tiba-tiba saja Aiden datang.     

Anya berusaha untuk mengabaikan Aiden.     

Aiden datang dan pergi sesuka hati, sementara Anya tidak bisa menghentikannya dan juga tidak bisa melarangnya untuk datang.     

Akhirnya, ia hanya bisa pasrah …     

"Apa sudah ada hasil dari penyelidikanmu?" tanya Bima.     

"Belum. Bagaimana denganmu?" balas Aiden.     

"Kemarin malam, Tirta datang ke rumahku dan mengatakan bahwa ada 'tikus' di rumah sakitnya. Dua tahun lalu, orang tersebut yang memanipulasi hasil tes DNA itu dan kabur setelahnya," kata Bima.     

"Ini saatnya orang itu benar-benar kabur," cibir Aiden sambil duduk di hadapan Anya.     

"Kalau benar Keara yang memanipulasi hasil tes DNA di Hong Kong, maka dua hasil tes DNA yang kita lakukan pasti juga salah. Kita harus mencari tahu siapa yang membantu Keara melakukan semua ini. Kalau bukan Galih yang membantunya, mungkin saja ada hubungannya dengan keluarganya yang lain," kata Bima, memberikan petunjuk untuk Aiden.     

"Aku tahu. Jangan khawatir. Lebih baik jaga kesehatanmu!" kata Aiden sebelum menutup telepon.     

Akhir-akhir ini, Imel terus memaksa Bima untuk menikahinya karena gagalnya pernikahan Ivan.     

Selama dua tahun terakhir, Ivan berusaha untuk hidup dengan sederhana dan menyembunyikan dirinya dari sorotan semua orang.     

Ia adalah wakil CEO di Atmajaya Group, tetapi ia jarang sekali muncul di perusahaan, kecuali pada saat pertemuan penting saja.     

Semua pria di Keluarga Atmajaya saat ini sedang melajang dan tidak memiliki pasangan, membuat tabloid dan majalah gosip menjadikan keluarga ini sebagai berita utama.     

Pria lajang nomor satu : Bima Atmajaya yang telah melajang lebih dari sepuluh tahun. Imel pun tidak bisa meluluhkan hatinya dan dikabarkan bahwa Bima tidak ingin menikahinya.     

Pria lajang nomor dua : Ivan Atmajaya. Setelah mengakhiri pertunangannya dengan Keara, Ivan tidak memiliki kekasih baru dan juga tidak berhubungan dengan wanita mana pun.     

Pria lajang nomor tiga : Aiden Atmajaya dengan lika-liku masa lalu percintaannya yang rumit. Pertama ia berhubungan dengan Keara. Setelah Keara meninggalkannya dan memilih Ivan, Aiden bertunangan dengan Natali. Setelah itu, ia jatuh cinta pada Anya dan mengakhiri pertunangannya dengan Natali.     

Namun, hubungan mereka hanya bertahan selama setengah tahun sebelum akhirnya berpisah karena Aiden ingin kembali bersama dengan Keara. Tetapi setelah kepulangan Anya ke Indonesia, dikabarkan bahwa Aiden berusaha untuk kembali mengejar Anya.     

Pria lajang nomor empat : Nico Atmajaya bertunangan dengan Lisa Srijaya dua tahun lalu, namun Lisa melarikan diri di malam pertunangannya. Di hari yang sama, ia memilih Tara Dartha untuk menjadi tunangannya, tetapi dua tahun sudah berlalu masih belum ada berita pernikahan dari keduanya. Walaupun mereka berdua sering terlihat bersama, mereka terlihat seperti teman dibandingkan pasangan.     

Berita ini membuat Imel merasa cemas dan frustasi.     

Imel juga tahu bahwa Anya telah kembali ke Indonesia dan Aiden mulai mengejarnya lagi. Itu sebabnya, ia terus berusaha untuk memaksa Bima untuk menikahinya.     

Semua berita ini tidak bisa disembunyikan dari mata dan telinga Aiden. Namun, yang ia utamakan saat ini adalah membantu Anya untuk menemukan orang tua kandungnya.     

"Apakah kamu benar-benar akan datang dan makan bersamaku setiap hari?" Anya menyendokkan nasi ke dalam mulutnya dengan kesal.     

"Kalau kamu ingin melanggar kontrak dan tidak mau bekerja di dunia parfum selama dua tahun, aku tidak akan datang besok," Aiden memandang Anya sambil mengangkat alisnya.     

Anya hanya bisa menggigit bibirnya. Ia tidak mau Aiden datang lagi. tetapi saat memikirkan kontraknya …     

'Sudahlah! Lupakan saja. Aku akan bertahan selama tiga bulan!' batin Anya.     

"Aku tidak mengatakan seperti itu. Lagi pula aku tidak bisa menyerah terhadap karirku," gerutu Anya.     

"Setelah makan, ikutlah denganku," kata Aiden dengan santai.     

"Dalam perjanjian kita, aku tidak diharuskan untuk menemanimu pergi," tolak Anya.     

Aiden terkekeh melihat Anya yang terus berusaha menghindarinya. "Bukankah kamu ingin mencari orang tua kandungmu?"     

"Apakah kamu menemukan petunjuk?" begitu mendengarnya, Anya langsung menatap Aiden dengan penuh harap.     

Ia tidak menyangka akan mendapatkan kabar secepat ini.     

"Aku mendapatkan informasi bahwa sebagian besar bayi perempuan yang diselamatkan saat itu dititipkan di sebuah panti asuhan. Kita bisa mencari petunjuk awal di panti asuhan tersebut. Mungkin ada catatan bahwa nenekmu mengadopsimu di tempat tersebut," Aiden menjelaskannya dengan tenang.     

Anya menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, "Aku akan ikut denganmu."     

Setelah makan siang, mereka langsung berangkat bersama-sama.     

Di perjalanan, Anya bertanya pada Aiden, "Di mana tempat panti asuhannya?"     

"Tempatnya cukup jauh dari sini. Kita harus menempuh perjalanan sekitar dua jam," jawab Aiden.     

"Oh," jawab Anya dengan singkat.     

Setelah itu, keheningan menyelimuti mereka. Anya hanya memandang ke arah luar jendela saat Aiden menyetir.     

Saat mobil mereka melewati rumah sakit tempat Diana dirawat dulu, mata Anya terpaku memandanginya hingga rumah sakit itu tidak terlihat lagi dari pandangan mereka.     

Ia memiliki banyak kenangan buruk di rumah sakit itu. Di tempat itu, ibunya berbaring koma selama bertahun-tahun dan tidak bangun. Di tempat itu, ibunya terbangun dan kembali koma karena marah padanya.     

Di tempat itu juga, Natali berusaha untuk menculiknya untuk menjalani tes kecocokan ginjal dengan ayahnya.     

Aiden tampak bisa merasakan apa yang Anya pikirkan dan langsung berusaha menenangkannya. "Jangan khawatir. Natali masih berada di rumah sakit jiwa. Ayahmu sudah pulih beberapa saat yang lalu dan sekarang menghabiskan masa tuanya di sanatorium untuk beristirahat."     

"Aku sudah mengunjungi ayah. Katanya, selamanya aku adalah putrinya meski kita tidak berhubungan darah," kata Anya dengan senyum tipis. "Dua tahun lalu, aku berbaikan dengannya. Ia mungkin bukan ayah kandungku, tetapi ia berusaha keras untuk menebus kesalahannya, terutama pada masa-masa menyakitkan saat kita berpisah. Ia yang memberiku dukungan."     

"Apakah ada yang ayahmu katakan selain itu?"     

Anya menoleh untuk menatap Aiden dan tersenyum tipis. "Sepertinya aku memang tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu. Ia menyuruhku untuk menemui dan meminta bantuanmu agar kamu mengeluarkan Natali dari rumah sakit jiwa."     

"Natali hanya berpura-pura gila. Biarkan saja mereka mengobati kejiwaannya," Aiden tidak mau membebaskannya begitu saja atas semua yang telah ia lakukan selama ini.     

"Dua tahun sudah cukup untuk membuatnya jera. Lepaskan saja," kata Anya sambil menghela napas panjang.     

"Apakah semudah itu kamu memaafkannya dan melupakan semua perbuatan yang pernah ia lakukan kepadamu?" kata Aiden dengan suara rendah. "Kamu baru saja kembali ke Indonesia untuk ikut serta dalam kompetisi parfum dan mencari orang tua kandungmu. Menghadapi satu Keara saja sudah sulit untukmu. Apakah kamu ingin berhadapan dengan Natali juga?"     

"Kondisi mental Natali juga terpengaruh selama ia berada di rumah sakit jiwa. Sekarang ia benar-benar gila. Kalau ia keluar dari rumah sakit jiwa, ayahku akan mengurus dan menjaganya," kata Anya.     

Aiden mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Anya dengan lembut. "Jangan terlalu baik pada orang yang berbuat jahat padamu. Apakah kamu tahu kalau orang gila tidak bisa mengendalikan dirinya dan membunuh orang lain, ia tidak akan dikenai hukuman karena kondisi mentalnya? Aku tidak tahu apakah Natali benar-benar gila atau hanya berpura-pura, tetapi kalau ia bebas, ia pasti ingin membalas dendam padamu. Apakah kamu benar-benar yakin ingin melepaskannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.