Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Badai Mengamuk



Badai Mengamuk

0"Setelah itu, bagaimana kamu bisa selamat? Apakah Keara kembali membawa orang-orang untuk menyelamatkanmu?" tanya Anya kembali.     

Nadine hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak. Pada saat itu ada seorang penduduk lokal yang melihatku dan membantuku. Setelah itu, ia langsung membawaku ke desanya dan kebetulan ada tim medis yang datang untuk memberi pengobatan gratis pada desa tersebut sehingga tanganku bisa tertolong tepat waktu. Kalau tidak, mungkin aku sudah kehilangan tanganku."     

Keara tidak kembali untuk menyelamatkan Nadine. Anya memang mencurigai bahwa menghilangnya Nadine selama ini ada hubungannya dengan Keara.     

Tetapi ia tidak menyangka ternyata Keara sejahat itu.     

Nadine adalah orang yang membantunya saat Keara sedang kesulitan. Namun sebaliknya, di saat Nadine yang kesusahan, ia malah melarikan diri.     

Begitu pulang, ia bahkan berbohong dan mengatakan bahwa ia tidak mengetahui keberadaan Nadine.     

Padahal kenyataannya, ia melarikan diri dan meninggalkan orang yang menyelamatkannya. Setelah itu, ia memang tidak mengetahui keberadaan Nadine karena ia meninggalkan Nadine. Mungkin ia mengira Nadine telah mati dimakan oleh buaya tersebut.     

"Kalau kamu baik-baik saja, mengapa kamu tidak kembali setelah tanganmu sembuh?" tanya Anya dengan bingung.     

"Aku tinggal di desa itu selama beberapa saat untuk memulihkan diri. Saat itu, aku juga mencari keberadaan Kak Keara, tetapi tidak bisa menemukannya. Setelah itu, aku mendengar bahwa keluarga kami mengirim orang untuk mencari kami, tetapi hanya bisa menemukan jari Kak Keara yang terputus. Aku mengira ia telah mati dan aku tidak berani kembali ke rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut bersama tim medis tersebut untuk menjadi sukarelawan."     

Nadine menundukkan kepalanya. "Kami berdua pergi bersama, tetapi aku baik-baik saja, sementara ia harus mengalami nasib buruk itu. Itu sebabnya aku memutuskan tidak pulang untuk sementara waktu."     

"Dasar bodoh! Meski ia mati sekalipun, itu bukan kesalahanmu. Kamu bahkan terluka karena menyelamatkannya, tetapi ia malah melarikan diri." Anya merasa sangat marah ketika mendengar hal ini.     

"Aku pikir Kak Keara sudah mati …" Nadine memeluk tangan Anya dengan manja, seperti sedang berusaha untuk membujuk bibinya agar tidak marah. Padahal, sebenarnya usia Nadine tiga tahun lebih tua dari Anya.     

Anya tidak menarik tangannya atau pun mendorong Nadine. Ia terus bertanya. "Mengapa kamu bersembunyi begitu lama?"     

"Mengenai hal itu … Awalnya aku kira tim medis yang menolongku adalah sukarelawan. Namun sebenarnya mereka adalah peneliti gen manusia. Mereka bahkan menggunakan manusia untuk eksperimen mereka. Aku terjebak bersama dengan mereka," pengalaman itu bagaikan mimpi buruk yang tidak bisa terlupakan untuk Nadine.     

Anya merasa merinding saat mendengarkan cerita ini. Apakah benar semua anak perempuan di Keluarga Atmajaya terkutuk?     

"Jangan pernah ikut undian. Kamu tidak akan pernah menang," Anya berusaha menggoda Nadine untuk mencarikan ketegangan. Tetapi tangannya menyentuh tangan Nadine dengan lembut, seolah berusaha untuk memberikan kekuatan.     

"Untungnya saja, orang-orang tersebut tidak terlalu tertarik dengan gen orang asia. Sesekali mereka menyuruhku untuk mencoba obat buatan mereka. Aku juga sering membantu mereka sehingga mereka tidak mencelakaiku. Dua tahun lalu, aku bertemu dengan orang Indonesia. Aku mengatakan padanya bahwa aku adalah keponakan Aiden dan selama ia bisa menyelamatkanku, paman akan memberikan uang dalam jumlah besar padanya. Itu sebabnya aku berhasil melarikan diri," lanjut Nadine.     

"Apakah kamu ingat saat kamu diselamatkan dua tahun lalu?" tanya Anya.     

"Aku ingat saat itu adalah beberapa hari sebelum ulang tahun kakek. Aku ingin pulang di hari ulang tahunnya dan memberikan kejutan padanya. Tetapi orang yang menyelamatkanku itu berniat buruk dan malah menahanku untuk mendapatkan lebih banyak uang. Setelah beberapa bulan, Kak Keara menemukanku dan memberikan uang sebesar 1 milyar pada orang tersebut agar aku dibebaskan. Setelah itu, aku selalu bersama dengan Kak Keara selama dua tahun terakhir," Nadine menceritakan semuanya pada Anya.     

Dua tahun lalu, Nadine sudah kembali. Tetapi mengapa ia tidak pulang juga?     

Anya merasa semakin curiga. "Kamu sudah kembali dua tahun lalu. Mengapa kamu tidak langsung menghubungi keluargamu?"     

"Karena … Karena aku dengar bahwa aku bukan putri kandung ibuku dan ibuku telah menemukan putri kandungnya. Meski aku kembali Keluarga Atmajaya tidak membutuhkanku lagi. Kalau aku tidak bertemu dengan paman, mungkin selamanya aku akan berpikir seperti itu," Nadine menghela napas panjang. "Aku tidak mengerti, mengapa Kak Keara membohongiku?"     

"Sederhana saja. Kalau kamu kembali ke Keluarga Atmajaya, kamu tidak akan bisa berbohong tentang apa yang terjadi pada kalian. Ia mengatakan kepada kami bahwa kamu meninggalkannya saat ia sedang dalam bahaya, padahal kenyataannya kamu digigit oleh buaya itu karena berusaha menyelamatkannya. Jangan pernah mau dibohongi olehnya lagi," kata Anya. "Ibuku juga bukan ibu kandungku, tetapi ia sangat mencintaiku. Tidak peduli apakah aku adalah darah dagingnya atau bukan, ia tetap mencintaiku sepenuh hatinya."     

Mata Nadine memerah saat mendengarnya. "Saat aku bertemu dengan ibu, ia menangis dan mengatakan bahwa ia sangat merindukanku. Aku benar-benar bodoh ya, bibi?"     

Anya memeluk Nadine dan mengelus kepalanya dengna lembut. "Yang penting kamu sudah kembali dengan selamat. Apakah pamanmu tahu semua yang terjadi padamu?"     

"Ya," Nadine mengangguk.     

"Apa yang ia katakan?"     

"Paman bilang akan menghukumku atas semua perbuatanku. Bibi, kamu harus membantuku," Nadine memandang ke arah Anya dengan tatapan memelas.     

"Aku bukan bibimu. Siapa yang bisa membantumu untuk menenangkan pamanmu yang pemarah itu? Aku juga tidak bisa. Jangan harapkan bantuan dariku," Anya menarik tangannya begitu nama Aiden muncul dalam pembicaraan mereka. "Ayo kita harus turun."     

Mereka berjalan menuju ke arah halte bersama-sama, tidak menyangka bahwa Harris sudah menanti mereka di sana.     

"Lihat, pamanmu sangat peduli padamu. Ia bahkan menyuruh Harris untuk menjemputmu," ketika melihat Harris, Anya langsung menggoda Nadine.     

Siapa sangka bahwa Harris datang bukan untuk Nadine. "Nyonya, Tuan sedang menunggu Anda di mobil."     

"Menungguku?" Anya menatap Harris dengan bingung.     

"Bagaimana denganku?" Nadine menoleh dan menatap Aiden yang sedang duduk di dalam mobil.     

"Sepedaku masih ada di depan toko bunga," kata Anya.     

"Berikan kuncinya pada saya. Biar saya yang mengantarnya kembali ke rumah Anda," kata Harris.     

Nadine menatap ke arah Harris dengan terkejut. "Bukankah kamu tidak bisa naik sepeda?"     

Harris tidak mau menjelaskan kepada Nadine bahwa ia tidak hanya bisa menaiki sepeda sekarang. Selama Aiden membutuhkannya, ia bisa melakukan apa pun, bahkan menjual bunga sekali pun!     

"Nadine, ikutlah denganku!" Anya merasa panik.     

Sebelumnya, ia pergi dari kantor Aiden dengan keadaan marah tanpa menyentuh makanannya sama sekali. Sekarang, saat mengingat kejadian itu lagi, Anya merasa khawatir Aiden akan marah padanya.     

Bagaimana kalau Aiden menganggapnya telah melanggar kontrak? Kalau sampai itu terjadi, ia tidak akan bisa bekerja di industri parfum selama dua tahun!     

"Nona Nadine, kalau Anda tidak takut mati, ikut saja!" kata Harris.     

Ketika mendengar hal ini, Nadine langsung mundur dan bersembunyi di punggung Harris. "Bibi, cepatlah pergi. Paman sedang menunggumu."     

Anya merasa bingung dan tidak tahu haus berbuat apa. "Harris, bagaimana suasana hati Aiden hari ini?"     

"Sudah dua tahun Tuan tidak kembali ke rumah Keluarga Atmajaya. Hari ini ia kembali ke sana dan bertengkar hebat dengan Tuan Bima. Anda pasti tahu apa yang terjadi. Suasana hatinya saat ini seperti badai yang mengamuk," begitu jawaban Harris terdengar, Nadine langsung menarik tangan Harris.     

"Harris, lebih baik kita segera kabur!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.