Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Dibuat Untukku



Dibuat Untukku

0"Anya, apakah kamu dan Aiden kembali bersama?" Mila menghentikan Anya ketika hendak pergi ke kantor Aiden untuk makan siang dengannya.     

Anya menatap Mila dengan tatapan yang tidak bisa tertebak. Kemudian, senyum tipis tersungging di wajahnya. "Hubunganku dan Aiden adalah masalah pribadiku. Bukan urusan orang lain."     

Mila hanya bisa tersenyum dengan canggung. "Aku tidak bermaksud menggosip. Aku hanya peduli padamu."     

"Terima kasih atas perhatianmu. Saat ini, aku sedang memfokuskan diriku pada kompetisi dan tidak ingin membicarakan mengenai perasaan. Kalau ada orang yang membicarakan mengenai masalah pribadiku, aku minta bantuanmu untuk menghentikannya," kata Anya dengan senyum di wajahnya.     

Anya mengatakannya sambil terus tersenyum, tetapi entah mengapa Mila merasa senyum itu berbeda. Senyumnya bukan seperti senyum Anya yang dulu, Anya yang masih polos. Sekarang, Mila tidak bisa menebak apa yang Anya pikirkan dan rencanakan. Dalam dua tahun, Anya sudah banyak berubah.     

Anya masih ingat betul. Dua tahun lalu, saat ia pingsan di depan Iris, Anya melihat Mila berdiri tidak jauh darinya. Tetapi Mila tidak membantunya.     

Saat ini, Mila bukannya khawatir padanya, tetapi hanya ingin tahu apakah Anya benar-benar kembali bersama dengan Aiden atau tidak.     

Dua tahun lalu, kejahatan Mila itu tidak terbongkar karena saat itu Anya dan Aiden sedang bertengkar.     

Tetapi saat Anya kembali memikirkannya baik-baik, Aiden tidak setuju dengan keputusan Keluarga Atmajaya untuk menggugurkan kandungannya. Namun, Mila diam saja dan membiarkannya pingsan di depan Iris, meskipun Mila adalah anak buah Aiden.     

Anya tidak tahu apa artinya ini. Mungkin saja, ada seseorang yang menyuruh Mila melakukannya …     

Singkatnya, Anya sudah tidak bisa percaya lagi ada Mila. Ia merasa Mila tidak lagi setia pada Aiden.     

Setelah menyadari semua ini, Anya tahu ia harus berhati-hati dan waspada terhadap Mila saat ia berada di Iris.     

"Anya, jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyebarkan berita buruk mengenai hubunganmu dengan Aiden," jawab Mila, berjanji pada Anya.     

"Kalau Bu Esther menanyakanku, katakan padanya Aiden mengajakku untuk makan siang bersama. Aku akan kembali lagi setelah jam istirahat," kata Anya dengan sengaja.     

Anya sengaja ingin memancing Mila, untuk membuatnya percaya bahwa ia dan Aiden kembali berhubungan.     

Sebenarnya, Diana dan Esther sudah tahu bahwa Aiden memaksa Anya untuk menemaninya makan siang. Semua ini Anya lakukan agar ia bisa terbebas dari kontrak kerja tanpa membayar biaya ganti rugi.     

Baik Diana maupun Esther merasa Anya sama sekali tidak dirugikan. Walaupun Anya tidak senang, akhirnya ia memutuskan untuk setuju.     

Ketika Harris datang untuk menjemputnya, Anya langsung membereskan semua barangnya dan pergi bersamanya.     

"Nyonya, bagaimana hari pertama Anda bekerja?" tanya Harris.     

Pendapat Anya terhadap Harris sudah berubah sehingga ia menjawabnya dengan sinis. "Mengapa kamu bertanya? Apakah menurutmu aku terlalu nyaman? Sehingga kamu ingin mencari masalah lagi untukku …"     

Harris sama sekali tidak tersinggung dengan jawaban Anya. ia malah tertawa. "Apakah Nyonya menyalahkan saya karena masalah kontrak itu?"     

"Harris, apakah kamu ingat siapa orang yang membantumu saat Aiden ingin memecatmu? Sebenarnya apa salahku padamu? Sebelum ini kamu juga menjebakku masalah jaminan taman. Dan sekarang kamu mengulanginya dengan kontrak kerja ini," Anya merasa sangat marah pada Harris.     

Harris tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia bekerja untuk Aiden, itu sebabnya ia harus selalu memeprtimbangkan Aiden dalam semua keputusannya.     

"Nyonya, di mana pun Anda bekerja, Anda harus menandatangani kontrak," kata Harris.     

"Tetapi kontrak yang kamu buat itu sangat tidak adil untukku. Kamu memang berniat untuk menjebakku sejak awal," kata Anya.     

"Kontrak itu ditunjukkan kepada Anda dan saya tidak memaksa Anda untuk menandatanganinya," jawab Harris dengan terang-terangan.     

"Harris, aku sangat percaya padamu, tetapi kamu malah menjebakku seperti ini. Aku pergi dari Indonesia dua tahun yang lalu, berharap aku bisa memulai hidup yang baru. Tetapi karena kamu, aku terpaksa bekerja untuk mantan suamiku. Tidak hanya itu saja, aku harus menemaninya makan siang selama tiga bulan. Semua ini karena kamu," kata Anya.     

Harris terlihat tidak peduli dengan keluhan Anya. "Nyonya, Anda bisa makan siang gratis selama tiga bulan dan itu adalah masakan buatan ibu saya. Bukankah itu keuntungan untuk Anda?"     

"Keuntungan apanya? Mungkin iya kalau aku bisa makan sendiri. Tetapi ketika aku makan dengan Aiden, aku merasa mual," kata Anya tanpa takut sedikit pun.     

"Banyak orang yang ingin makan bersama dengan Tuan tetapi mereka tidak bisa. Nyonya, seharusnya Anda merasa terhormat," jawab Harris dengan santai.     

Anya tidak bisa membantah kata-kata Harris. Selama ia menjadi sekretaris Aiden, ada banyak orang yang menelepon dan ingin membuat janji untuk makan bersama dengan Aiden, tetapi Aiden selalu menolaknya.     

Wajah Aiden memang sangat tampan dan membuat banyak wanita tertarik. Selain itu, ia adalah CEO Atmajaya Group yang membuat pria mana pun ingin bekerja sama dengannya.     

Tetapi Aiden adalah mantan suami Anya! Bagaimana Anya bisa makan dengan tenang kalau bersama dengan Aiden?     

"Tunggu saja nanti. Saat bertemu dengan Aiden, aku akan memintanya untuk memecatmu!" Anya tidak bisa membantah Harris sehingga ia hanya bisa mengancamnya.     

"Nyonya, saya hanya melakukan tugas saya. Maafkan saya kalau menyinggung Anda, tetapi saya melakukan semua ini untuk Tuan. Jangan pernah ragukan kesetiaan saya pada Tuan," Harris memohon pada Anya dengan tulus.     

Anya tidak menyangka ternyata ancaman kosong itu berhasil! Anya hanya bisa tersenyum puas, seperti anak kecil.     

Sebenarnya, ancaman itu tidak ada artinya. Ia bukan lagi istri Aiden dan ia tidak akan bisa membuat permintaan semacam itu.     

Tetapi di saat-saat seperti ini, Anya sudah tidak peduli lagi. Kalau ia bisa menggunakan nama Aiden untuk mengancam orang, mengapa tidak?     

Padahal mungkin saja diam-diam Aiden memuji Harris karena berhasil menipunya habis-habisan seperti ini.     

Anya hanya bisa menghela napas panjang saat memikirkan kebodohannya ini.     

…     

Mobil Aiden berhenti di depan pintu masuk Atmajaya Group. Ini adalah jam makan siang sehingga banyak orang sedang berada di lobby, hendak pergi makan siang atau pun beristirahat.     

Mata mereka semua terbelalak lebar saat melihat kedatangan Anya.     

"Itu Anya atau Keara?"     

"Keara tidak mendapatkan perlakukan khusus semacam itu. Itu pasti Anya."     

"Wajahnya masih terlihat muda dan cantik, itu pasti Anya. Wajah Keara akhir-akhir ini terlihat menyeramkan."     

"Ih, mulutmu kejam sekali. Menyeramkan dari mananya!"     

"Sudah dua tahun sejak Tuan Aiden dan Anya berpisah. Keara terus berusaha untuk mengejar Tuan Aiden tetapi selalu diabaikan. Itu sebabnya wajahnya menjadi semakin buruk rupa."     

"Lihat saja, setelah dua tahun berlalu pun, Anya masih terlihat sangat cantik dan menawan. Sepertinya Keara akan kebakaran jenggot kalau melihatnya."     

"Nyonya, apakah Anda ingin saya menghentikan mereka?" tanya Harris dengan suara pelan.     

Anya hanya menghela napas pasrah. "Biarkan saja. Aku sudah tahu semua orang akan melihatku dan membicarakan aku sejak Aiden mengajakku untuk makan siang. Kalau hari pertama saja aku tidak bisa bertahan, bagaimana aku bisa tetap bertahan selama tiga bulan. Biarkan saja mereka, aku tidak peduli."     

"Lift-nya sudah tiba, Nyonya," Harris mengantar Anya menuju ke lift khusus CEO.     

Ketika lift tersebut tiba di lantai teratas, Harris melangkah maju terlebih dahulu ke pintu kantor Aiden dan mengetuknya. Setelah itu, ia membukakan pintu untuk Anya dan pergi.     

Saat masuk ke dalam ruangan, Anya melihat Aiden masih duduk di meja kerjanya, memandang ke arah layar sambil memegang ponsel di tangannya dengan serius.     

Anya hanya diam saja, tidak mendesak Aiden untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Ia menganggap dirinya hanya orang yang menumpang makan siang. Kalau Aiden sedang sibuk, ia akan menunggunya.     

Setelah menunggu sepuluh menit, Aiden akhirnya selesai dan berjalan ke arah sofa.     

Tanpa banyak bicara, Anya membuka kotak makan yang ada di meja makan dan menatanya.     

Saat membuka termos dan melihat isinya, Anya menyadari bahwa sup di dalam termos itu bukan dibuat untuk Aiden, tetapi untuk dirinya.     

Ia mengenali sup itu.     

Bagaimana tidak? Bu Hana selalu membuatkan sup itu untuknya saat kesehatannya kurang baik dulu.     

"Apakah sup ini sengaja dibuat untukku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.