Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Makan Siang



Makan Siang

0"Aku setuju, dengan satu syarat juga," kata Aiden.     

"Syarat apa?" tanya Anya.     

"Selama kamu bekerja di Iris, kamu akan makan siang di sini bersama denganku," Aiden menyampaikan apa yang ia inginkan.     

Anya mengangkat kepalanya dan menatap Aiden dengan tidak percaya. "Kamu kan CEO. Mengapa kamu tidak mencari orang lain untuk menemanimu makan?"     

"Aku hanya mau kamu yang menemaniku. Kalau kamu berjanji untuk menemaniku makan siang setiap hari, aku akan menghapus klausa batasan dua tahun dan kamu juga tidak perlu membayar biaya penalti," kata Aiden.     

Anya menggigit bibirnya dan memikirkannya dengan serius.     

Tidak ada ruginya bagi Anya untuk menemani Aiden makan siang. Ditambah lagi masakan Hana sangat enak.     

Lokasi Iris juga sangat dekat dengan Atmajaya Group sehingga ia tidak akan kelelahan meski harus sering pergi ke kantor Aiden.     

Tetapi ia masih harus bekerja di Iris selama satu tahun. Apakah itu artinya, Anya harus makan siang bersama dengan Aiden selama satu tahun?     

Memang tidak ada ruginya buat Anya. Tetapi ia tidak tahu apakah hatinya sanggup atau tidak ...     

"Berapa lama aku harus makan siang bersama denganmu?" tanya Anya.     

"Satu tahun," jawab Aiden singkat.     

"Itu terlalu lama. Bagaimana kalau satu bulan?"     

"Setengah tahun."     

"Setengah tahun juga terlalu lama. Tiga bulan!" tawar Anya.     

"Baiklah, tiga bulan. Deal!" kata Aiden.     

Tiga bulan sudah cukup bagi Aiden untuk menyelidiki semuanya.     

Kalau Aiden sampai tahu bahwa Anya bukan keponakannya dan ternyata Keara yang melakukan semua ini, Aiden tidak akan membiarkannya begitu saja.     

Anya akhirnya kembali ke Indonesia setelah pergi selama tiga tahun. Dan Aiden hanya bisa merasa aman kalau Anya berada di sampingnya.     

Melihat Aiden begitu cepat setuju padanya, entah mengapa Anya merasa tertipu. Mulai saat ini, ia harus datang ke Atmajaya Group dan makan siang bersama dengan Aiden.     

"Aku juga ingin membicarakan sesuatu. Aku akan mengikuti kompetisi parfum dan aku ingin menggunakan ruang parfum Iris. Aku tidak ingin bekerja di bagian depan dan juga tidak ingin berhubungan dengan orang-orang Iris," kata Anya.     

"Kamu adalah karyawan Iris dan kamu harus mematuhi perintah dari pemimpinmu. Orang yang bisa menentukannya adalah Bu Esther karena ia yang bertanggung jawab atas Iris," kata Aiden. "Ditambah lagi, aku ingin mengingatkan bahwa semua formula parfum yang kamu buat selama ini adalah milik Iris, bukan milikmu. Sama seperti ibumu tidak bisa mengambil resep parfum dari Amore. Apakah kamu mengerti?"     

Anya merasa begitu marah hingga ia tidak bisa membalas Aiden.     

Tidak ada bedanya berbicara dengan Aiden atau pun pengacaranya. Aiden juga pintar berdebat sehingga Anya tidak akan pernah menang.     

Melihat kegagalannya hari ini, Anya hanya bisa pasrah dan bekerja pada Aiden selama satu tahun, kemudian membuat perjanjian baru untuk menghilangkan klausa batasannya.     

Kalau di mata Aiden ia memang seberharga 10 milyar, itu artinya ia bisa meminta kenaikan gaji kan? Setidaknya ia tidak mau mengalami kerugian hari ini.     

"Aku bisa kembali bekerja di hari senin, tetapi bisakah kamu menaikkan gajiku?" tanya Anya.     

"Berapa yang kamu inginkan?"     

Anya tidak menyangka Aiden akan menanyakannya kepadanya. Ia belum mencari tahu mengenai rata-rata gaji parfumeur di Indonesia.     

"Lebih banyak lebih baik. Menurutmu berapa yang pantas aku dapatkan?" Anya tidak tahu sehingga ia hanya bisa balas bertanya.     

Aiden memandang lurus ke arah Anya dan menjawab, "Aku rasa, aku bisa menolak kenaikan gaji dari karyawan yang tidak bekerja selama dua tahun."     

Anya langsung menundukkan kepalanya dengan kesal. Meski ia merasa marah, kata-kata Aiden tidak salah.     

"Setidaknya, aku adalah lulusan dari Akademi Parfum di Perancis dan aku pernah memenangkan kompetisi parfum. Bagaimana kalau 20 juta per bulan?" tanya Anya.     

Aiden tidak mengatakan ap apun dan hanya memandang ke arahnya.     

Anya hanya bisa merasa kecewa. Sepertinya kali ini ia akan gagal lagi …     

"Setuju. Selain itu, setiap ada produk baru yang kamu keluarkan, kamu akan mendapatkan 5 persen dari komisi penjualan," kata Aiden.     

Mata Anya langsung terbelalak mendengarnya. Ia pikir ia akan ditolak lagi. "Apakah kamu serius?"     

"Aku akan meminta Harris untuk membuatkan kontrak dan menuliskan semuanya …"     

"Tidak! Aku tidak akan menandatangani kontrak buatan Harris lagi. Aku lebih percaya padamu. Kamu akan memegang janjimu kan?" Anya lebih memilih untuk mempercayai kata-kata Aiden dibandingkan kontrak buatan Harris.     

Dalam kasus umum, sebenarnya menandatangani kontrak adalah cara yang paling menjanjikan. Tetapi Anya sudah tidak percaya lagi pada Harris.     

Ia sudah dua kali tertipu dan tidak ingin tertipu untuk ketiga kalinya.     

"Sebesar itukah kepercayaanmu padaku?" Aiden merasakan hatinya menghangat.     

Pertanyaan itu membuat Anya langsung merona. "Aku … Aku … Setidaknya kamu lebih bisa dipercaya daripada Harris. Aku hanya bisa memegang kata-katamu sekarang. Jangan berubah pikiran dan menipuku seperti Harris."     

"Aku akan menepati janjiku," mata Aiden tertuju pada Anya lekat-lekat, membuatnya merasa kebingungan.     

Tatapan itu membuat jantung Anya berdebar-debar. Ia tidak ingin tinggal lebih lama lagi di sini. Ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya.     

"Itu saja yang ingin aku bicarakan. Senin aku akan kembali bekerja di Iris. Aku akan pulang dulu."     

Tanpa menunggu lebih lama, Anya langsung melarikan diri.     

Sementara itu, Aiden yang masih berada di dalam ruangannya hanya bisa tersenyum.     

Anya-nya sudah kembali …     

…     

Hari senin, Anya bangun pagi sekali dan sarapan, kemudian bergegas menuju ke halte bus.     

Diana dan Esther mendukungnya untuk kembali bekerja. Aiden telah memberikan gaji yang sangat besar dan juga komisi penjualan untuk produknya. Bukankah itu kesempatan yang bagus?     

Kalau produknya terkenal, bukankah nama Anya juga yang akan melejit?     

Menurut mereka, Anya sama sekali tidak dirugikan, jadi apa salahnya kembali bekerja?"     

Anya mengendarai sepedanya ke halte. Di tengah jalan, ia bertemu seorang gadis yang sedang mendorong sepedanya. Tampaknya ban sepeda itu bocor.     

"Apakah kamu butuh bantuan?" tanya Anya.     

Nadine berhenti dan berbalik. Ia terkejut melihat Anya di belakangnya. "Bibi!"     

Anya tertegun sejenak, "Apakah kamu salah orang?"     

"Apakah kamu kenal Aiden? Aku adalah keponakannya. Bibi, aku mau menuju ke halte tetapi ban sepedaku bocor. Untung saja ada kamu!"     

Dalam hati Anya menggerutu. Mengapa ia harus bertemu dengan Keluarga Atmajaya di mana-mana?     

Ia hanya berniat membantu gadis ini, tetapi ternyata ia adalah keponakan Aiden.     

Wajah Nadine terlihat familier bagi Anya. Di mana ia pernah melihatnya?     

Anya membantu Nadine membawa sepeda itu hingga halte dan kemudian foto Harris dan seorang gadis yang ditinggalkan di tengah jalan tol terlintas di benaknya.     

Ya, ia pernah melihat foto gadis ini di media sosial Nico.     

Keluarga Atmajaya telah menemukan kedua putri Maria. Tetapi Anya tidak tahu apakah ini Nadine putri kandung Maria atau Nadine yang menghilang bersama dengan Keara …     

Anya tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Atmajaya dan ia lebih tidak ingin berhubungan dengan Keara …     

Mengapa ia harus bertemu dengan gadis ini di hari pertamanya kembali bekerja?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.