Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bertemu



Bertemu

0Kejadian ini membuat Anya semakin tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Atmajaya.     

Kalau Aiden sejahat ini, Anya semakin ingin berjuang untuk melarikan diri.     

Ia akan mencoba untuk terbebas dari kontrak kerja tersebut tanpa melanggarnya. Dari mana ia bisa mendapatkan uang untuk membayar penaltinya?     

Pagi menjelang subuh, Anya akhirnya tertidur kelelahan.     

Sementara itu, Mobil Aiden berhenti tidak jauh dari villa Diana. Ia tetap berada di tempat tersebut hingga lampu kamar Anya akhirnya dimatikan.     

…     

Tiga hari kemudian, Anya mendapatkan telepon dari Harris, memintanya untuk kembali ke Iris di hari senin.     

Anya menggertakkan giginya dengan sangat marah. Ia benar-benar kesal pada Keluarga Atmajaya dan juga Harris. Ia baru saja kembali ke Indonesia dan merasa jet lag, tetapi orang-orang ini sudah menyuruhnya kembali bekerja.     

"Harris, aku ingin beristirahat sebentar. Ada masalah pribadi yang harus aku selesaikan. Aku rasa, aku tidak bisa kembali bekerja untuk sementara waktu," kata Anya sesabar mungkin.     

"Nyonya, kalau Anda ingin meminta cuti, Anda harus mendapatkan persetujuan dari Ruan Aiden. Kalau tidak, gaji Anda akan dikurangi," jawab Harris.     

"Harris, aku tidak ingin kembali ke Iris. Bisakah aku mengakhiri kontrak kerjaku yang sebelumnya?" tanya Anya.     

"Kalau Nyonya ingin mengakhiri kontrak tersebut, saya akan meminta pengacara perusahaan untuk menghubungi Anya dan melewati prosedur. Karena kalau Nyonya yang ingin mengakhiri kontrak secara sepihak, Anda harus membayar biaya penalti," Harris menggunakan suara bisnisnya.     

"Mengapa aku harus membayar biaya penalti ketika aku mengajukan pemutusan kontrak?" Anya khawatir mendengarnya.     

"Kami memiliki hak untuk menolak pengajuan pemutusan kontrak dari Anda. Jadi, kalau Anda tidak ingin kembali, Anda harus membayar penalti sesuai dengan kontrak yang tertera. Demi mengembangkan bakat Nyonya, Tuan telah membeli Rose Scent dari Iris dan mengubahnya menjadi milik Anda, Iris. Mall Atmajaya Group selalu memberikan iklan dan promosi gratis untuk Iris dan investasi yang telah diberikan oleh Tuan Aiden pada Anda tidak terhitung jumlahnya. Di dalam kontrak sudah tertera dengan jelas bahwa Anda harus membayar tiga kali lipat dari semua uang yang Atmajaya Group keluarkan untuk mengembangkan Anda," kata Harris dari telepon.     

Anya menarik napas dalam-dalam. Ia tidak bisa mengelak apa yang Harris katakan.     

"Harris, aku dan Aiden bukan orang asing. Dulu kami adalah suami istri. Bisakah kamu minta padanya untuk mengurangi biaya penaltinya?" Anya mencoba untuk melemburkan suaranya.     

"Nyonya, Tuan sudah tahu Anda tidak ingin kembali bekerja di Iris. Kalau Anda bersikeras ingin memutuskan kontrak kerja, Anda tidak perlu membayar biaya tiga kali lipat sesuai yang tertera di kontrak. Anda hanya perlu membayar biaya pelatihan yang Atmajaya Group investasikan pada Anda sebesar 10 milyar," kata Harris dengan serius.     

Anya menatap ke arah ponselnya dengan heran. Apakah speaker ponselnya rusak? Atau ia salah dengar?     

Harris membicarakan 10 milyar seperti sedang membicarakan uang sebesar 100 ribu.     

"Apa yang kamu katakan barusan? Aku tidak mendengarnya dengan jelas?" Anya menanyakannya lagi, berharap ia benar-benar salah dengar. Kali ini ia akan mendengarkan dengan hati-hati.     

"Nyonya, Anda harus membayar 10 milyar," Harris mengulangi sekali lagi.     

"10 milyar? Mengapa kamu tidak merampok semua uangku saja? Kamu memang senang menipu seperti ini kan?" Anya merasa sangat marah saat mendengarnya.     

10 milyar. Mereka benar-benar ingin meremasnya.     

Kontrak kerja itu akan berakhir dalam satu tahun. Mereka tidak memberi Anya gaji, tetapi memintanya untuk memberi kompensasi sebesar 10 milyar. Mengapa?"     

"Pengacara kami yang menghitung perkiraan jumlahnya, bukan saya. Kalau Anda keberatan, Anda bisa datang ke kantor dan saya akan mengatur agar Anda bisa bertemu dengan pengacara kami dan membicarakannya secara langsung," kata Harris.     

"Aku ingin bertemu dengan Aiden," hanya itu satu-satunya yang terpikirkan oleh Anya.     

Ia tidak ingin berbicara pada pengacara. Bagaimana mungkin ia bisa menang saat berbicara dengan pengacara?     

"Kapan Anda ingin bertemu dengan Tuan? Saya perlu membuatkan janji untuk Adna," bibir Harris sedikit menunjukkan senyum tipis. Tujuannya sudah setengah tercapai.     

"Lebih cepat lebih baik. Lihat jadwal Aiden, kapan ia bisa bertemu denganku?" Anya benar-benar ingin menampar dirinya sendiri. Sudah berapa kali ia tertipu oleh kontrak seperti ini?     

Bagaimana bisa ia begitu bodoh dulu!     

Yang membuatnya semakin marah adalah Harris yang melakukan semuanya!     

Pertama-tama, Harris menipunya mengenai kontrak jaminan tamannya.     

Sekarang, Harris menipunya dengan kontrak kerja.     

Ia telah terjatuh ke tangan orang yang sama, dua kali …     

Anya sudah tahu kemampuan Harris dalam berbisnis, tetapi dulu ia merasa bahwa Harris berada di pihaknya sehingga ia tidak waspada.     

Sekarang, sudah terlambat untuk menyesali semuanya.     

Tidak tahu apakah ia bisa bertemu dengan Aiden hari ini. Harris sudah menyuruhnya untuk kembali bekerja. Kalau ia tidak datang hari senin, ia akan langsung dianggap melanggar kontrak.     

"Nyonya, Tuan Aiden bisa bertemu dengan Anda pada pukul 12 hingga jam 1 siang," kata Harris.     

Anya melihat jam. "Baiklah, sekarang masih jam 11. Aku akan segera naik bus ke sana."     

"Nyonya, tidak perlu. Saya akan menyuruh salah satu pengawal Tuan untuk menjemput Anda. Kebetulan ibu saya mengirimkan sesuatu ke kantor."     

"Baiklah," jawab Anya.     

Selama beberapa hari terakhir ini, Anya hanya tinggal di dalam taman ibunya dan tidak keluar dari rumah.     

Sudah dua tahun ia tidak kembali ke Indonesia dan ia tidak tahu perubahan apa yang terjadi pada kota ini. Ia ingin melihat-lihat.     

Aiden memang pemilih dalam makanan sehingga meminta kiriman makanan dari rumahnya. Mengapa ia tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menumpang?     

Dua puluh menit kemudian, Anya keluar dari rumahnya dan melihat mobil Aiden.     

"Nyonya, asisten Harris meminta saya untuk menjemput Anda," pengawal tersebut membukakan pintu untuk Anya dengan sopan.     

"Aku sudah bukan istri Tuanmu lagi. Panggil saja Anya," Anya masuk ke dalam mobil sambil tersenyum tipis.     

"Tuan tidak memperbolehkan saya," pengawal tersebut bersikeras.     

Ketika mendengar hal ini, Anya merasa hidungnya terasa asam. Aiden tidak membiarkan semua orang di bawahnya mengubah panggilannya.     

Untuk apa?     

Pengawal tersebut mengendarai mobil dengan cepat dan stabil, sementara Anya menyandarakan kepalanya di jendela. Ia memandang ke arah pemandangan di luar jendela yang ia kenal, tetapi entah mengapa terasa jauh di hatinya.     

Dua tahun berlalu, sudah banyak yang berubah dari kota ini.     

Apakah Aiden juga berubah?     

Tepat jam 12 siang, mobil itu berhenti di depan pintu masuk Atmajaya Group.     

Pengawal Aiden turun sambil membawa dua bungkusan di kedua tangannya. Anya menatapnya tanpa mengatakan apa pun. Apakah Aiden makan sebanyak itu sendirian?     

"Apakah kamu butuh bantuan?" tanya Anya.     

"Tolong tekan tombol liftnya, Nyonya," kata pengawal tersebut dengan senyum malu.     

"Oh!" Anya mengikuti pengawal tersebut dan memasuki lift khusus CEO. Ia memasuki lift itu dengan heran. Apakah pengawal Aiden juga bisa melewatinya? Bukankah ini lift khusus Aiden, Harris dan Nico?     

Ting!     

Lift itu berhenti di lantai teratas.     

Tidak banyak yang berubah dari kantor Aiden. Hanya saja, meja sekretaris di depan pintu, meja sekretaris yang dipilihnya, sudah tidak ada …     

Sebenarnya, Aiden tidak membutuhkan sekretaris khusus. Tetapi ia ingin Anya selalu berada di dekatnya.     

Aiden selalu memanjakannya, tetapi sekarang …     

Anya mengenakan sweater putih yang tebal dan rambutnya dikuncir satu. Ia mengenakan celana jeans dan juga sepatu putih.     

Di kantornya, Aiden bisa melihat dengan jelas situasi di luar ruangannya.     

Ketika melihat Anya, tanpa sadar Aiden menahan nafasnya …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.