Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Berubah



Tidak Berubah

0"Benar, Paman. Aku juga akan membantumu untuk kembali bersama dengan bibi," kata Nadine, memanfaatkan kesempatan.     

Aiden memandang ke arah Nadine. Sebelumnya, Nadine adalah asisten Keara sehingga ia juga memiliki pengalaman dalam hal rempah-rempah. Mungkin menyuruhnya untuk bekerja di Iris adalah keputusan yang tepat.     

"Terserah kamu saja," Aiden mendengus dengan dingin.     

Nadine merasa hatinya yang digantungkan akhirnya lega. Ia tidak jadi dikeluarkan dari mobil dan ditinggalkan di bandara.     

Sebelumnya, pamannya ini sangat mencintainya dan memanjakannya. Tetapi sekarang ia sudah berubah karena Anya.     

Tetapi bagaimana pun juga, semua ini adalah kesalahan Nadine sendiri. Ia tidak berani mengeluh dan hanya bisa berharap ia akan mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki semuanya.     

Di perjalanan pulang, Aiden terus memejamkan matanya. Nadine yang duduk di sampingnya hanya bisa diam saja seperti anak kecil yang patuh.     

Harris menelepon Nico di saat senggang, "Tuan Nico, Tuan Aiden meminta agar Nona Nadine tinggal di rumah Anda ..."     

"Itu adalah rumahku dan Tara. Bagaimana bisa aku membiarkan wanita lain masuk ke dalam!" Nico tidak membiarkan Harris selesai berbicara dan langsung menyelanya.     

"Nona Nadine adalah adik Anda, bukan wanita lain," kata Harris.     

"Adik juga masalah. Apakah kamu tahu hubungan antara saudara ipar kurang baik. Tara tidak akan mau ada Nadine di rumahku. Kalau tidak bawa saja Nadine ke rumahmu. Kamu kan tinggal sendirian," Nico langsung membantah kata-kata Harris.     

"Tuan, kamu berbicara seolah-olah Nona Tara akan kembali ke rumah Anda," jawab Harris.     

"Sialan. Suatu hari nanti, Tara akan kembali!" Nico menutup panggilan tersebut dengan marah.     

Harris menoleh ke belakang dengan tidak berdaya dan memandang Nadine yang duduk di belakangnya. "Nona Nadine, sepertinya Tuan Nico tidak mau ada orang yang datang ke rumah barunya. Bagaimana kalau Anda ke rumah saya terlebih dahulu dan mengurus semuanya besok?"     

"Rasanya itu bukan keputusan yang tepat. Bukankah begitu, Paman? Bisakah aku menginap di rumahmu? Masakan buatan Bu Hana sangat enak," kata Nadine.     

Aiden hanya memandang Nadine dengan dingin. "Harris sudah berbaik hati padamu. Mengapa kamu malah meminta lebih."     

"Aku ... Aku ..."     

"Tuan, bagaimana kalau saya yang keluar rumah biar Nona Nadine menempati rumah saya?" Harris memutuskan untuk memberikan rumahnya.     

"Siapa yang akan mengajari Nadine kalau kamu keluar?" Aiden tahu apa yang dipikirkan oleh Harris dan ia juga memahami pikiran Nadine.     

Harris menyukai Nadine, tetapi karena Nadine adalah putri dari Keluarga Atmajaya, Harris memutuskan untuk menutup mulutnya.     

Sementara itu orang yang disukai oleh Nadine adalah Raka. Namun hingga saat ini, Raka masih mencintai Anya.     

Sudah bertahun-tahun berlalu. Apakah Nadine masih menyimpan perasaan yang sama?     

Selama Harris tidak berubah pikiran, Aiden berniat untuk menjodohkannya dengan Nadine. Menurutnya, sifat Harris yang dewasa sangat sesuai untuk keponakannya itu.     

"Paman, bisakah aku bertemu dengan Kak Keara? Ada beberapa hal yang harus aku tanyakan padanya?" tanya Nadine dengan serius.     

"Nona, jangan bertemu dengannya sendirian. Jangan percayai semua kata-katanya. Tunggu hingga Tuan mencari tahu kebenarannya," kata Harris.     

Walaupun tidak ada bukti pasti bahwa hasil tes DNA di Hong Kong dimanipulasi oleh Keara, tetapi ada peluang besar bahwa hal itu benar-benar terjadi.     

Mungkin memang hasil tes DNA itu salah.     

Dua tahun lalu, apa yang terjadi terlalu kebetulan. Ditambah lagi, Keara telribat di dalamnya sehingga membuat semua orang semakin curiga.     

"Aku tidak bertanya padamu," jawab Nadine dengan kesal.     

"Kalau kamu berani mengucapkan satu patah kata lagi, keluarlah dari sini," Aiden menahan dorongannya yang kuat untuk mencekik Nadine.     

Apa ia tidak bisa belajar dari kesalahannya? Ia masih ingin bertemu dengan Keara lagi!     

"Kalau ada yang ingin Nona tanyakan lain kali, tanyakan saja padaku. Tuan Aiden sangat sibuk," kata Harris dengan sabar.     

"Harris adalah asistenku, bukan pelayan Keluarga Atmajaya. Kalau kamu tetap sebodoh ini, lebih baik keluarlah dari Keluarga Atmajaya dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku," semua perasaan Aiden rasanya telah bercampur jadi satu. Kesal, marah, geram ...     

Nadine hanya bisa menutup mulutnya dengan sedih.     

"Paman, aku tahu aku salah, tetapi aku tidak sengaja melakukannya. Aku hanya penasaran terhadap hasil tes DNA itu dan ingin tahu apakah ibu benar-benar menemukan putri kandungnya," katanya sambil menundukkan kepala. "Aku tidak menyangka semua ini akan terjadi. Sekarang, sebelum semuanya jelas, kamu berpikir bahwa Anya bukanlah bagian dari Keluarga Atmajaya. Kamu berpikir bahwa aku yang menyebabkan perceraianmu dan menyebabkan kamu kehilangan anakmu. Bukan aku yang memaksamu untuk bercerai dan bukan aku yang membunuh anakmu. Mengapa aku diperlakukan seperti ini ..."     

"Berhenti!" wajah Aiden tampak sedingin es.     

"Tuan, kita tidak bisa berhenti di jalan tol," kata Abdi, supir Aiden.     

"Berhenti. Jangan sampai aku mengulangi untuk ketiga kalinya!" teriak Aiden.     

"Paman, apa yang ingin kamu lakukan?" Nadine merasa lidahnya kesulitan untuk berbicara karena begitu ngeri terhadap kemarahan pamannya.     

Abdi tidak punya pilihan lain selain menuruti Aiden dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Aiden membuka pintu mobilnya dan mendorong Nadine keluar.     

Nadine tidak mengira pamannya akan melakukannya sehingga ia langsung terjatuh ke tanah.     

"Tuan, pulanglah duluan. Saya akan menemani Nona Nadine," Harris membuka pintu dan keluar dari mobil.     

"Pergilah," jawab Aiden dengan dingin.     

"Paman, paman! Kamu tidak bisa meninggalkanku begitu saja!" Nadine bangkit berdiri dan menggedor pintu mobil. Namun Abdi menginjak gas dalam-dalam dan meninggalkan Harris dan Nadine di sana.     

Melihat mobil Aiden semakin menjauh, Nadine menangis dengan sedih. "Harris, apakah pamanku benar-benar marah? Apakah ia sudah tidak menginginkanku lagi?"     

"Tuan Aiden sangat marah karena ia begitu mencintai Nyonya Anya. Ia tidak percaya dengan hasil tes DNA yang dilakukan oleh Nona Keara tetapi ia benar-benar mempercayai hasil tes DNA yang aku bawa pulang dari Hong Kong. Tetapi ternyata Anda dan Nona Keara juga memanipulasi hasil tes DNA tersebut," Harris berusaha untuk menjelaskan dengan sabar. "Karena Nona yang melakukannya, Tuan hanya bisa menahan emosinya. Menurut Nona, apa yang akan Tuan lakukan jika tahu orang lain telah menyebabkan Tuan kehilangan wanita yang dicintainya dan anaknya?"     

"Aku benar-benar tidak berniat melakukan itu," Nadine menangis.     

"Tidak tahu bukan berarti Anda tidak bersalah. Ketidaktahuan Anda telah menyebabkan orang lain celaka," kata Harris.     

Nadine tidak bisa membantahnya sehingga ia menangis lebih kencang.     

Di jalan tol, kecepatan mobil sangat tinggi sehingga tidak ada yang memedulikan mereka.     

Harris harus meminta tolong pada Nico agar mereka bisa pulang. Nico sedang berhalangan sehingga akhirnya ia meminta tolong pada teman-temannya melalui media sosial.     

Ia mengunggah foto Harris dan Nadine dan kemudian menuliskan sebuah pesan. "Kalau kalian melihat kedua orang ini. Tolong beri mereka tumpangan. Terima kasih!"     

Anya masih mengalami jet lag setelah penerbangannya yang jauh sehingga malam itu ia tidak bisa tidur. Saat membuka media sosialnya, tidak sengaja ia melihat unggahan Nico.     

Harris dan seorang wanita ditinggalkan begitu saja di tengah jalan tol. Pasti Aiden yang melakukannya!     

Dua tahun sudah berlalu, tetapi sifat Aiden masih berlum berubah.     

Anya memikirkan mengenai kontrak kerjanya yang belum berakhir. Ia tidak tahu bagaimana Aiden akan menangani masalah ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.