Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sangat Kejam



Sangat Kejam

0Anya adalah wanita berhati lembut. Meski Maria sudah menyakitinya hingga sedalam ini, Anya masih bisa ingat semua perbuatan baik yang Maria lakukan padanya.     

Maria selalu membuatkannya baju khusus saat Anya akan pergi acara atau mengikuti kompetisi.     

Saat Bima masih tidak menyukainya, Maria lah yang selalu mendukung dan melindunginya.     

Dua tahun yang lalu, Maria adalah menantu Keluarga Atmajaya yang menawan.     

Tetapi Maria yang ada di hadapannya saat ini hanyalah wanita tua dengan rambut beruban dan tubuh yang lemah.     

Hanya dalam dua tahun saja, manusia bisa berubah menjadi seperti ini …     

"Minta maaf saja tidak bisa mengembalikan anakku yang telah mati," jawab Anya dengan suara dingin. "Selama dua tahun, aku tidak pernah bisa melupakan hari itu. Hari Natal itu, aku masih ingat di luar hujan deras. Aku masih ingat saat kamu memaksaku untuk meminum obat itu. Aku masih ingat betapa hebatnya rasa sakit di perutku, tetapi kamu memaksaku untuk meminum obat itu lagi karena kamu merasa masih belum cukup."     

Mendengar kata-kata Anya, ditambah dengan suaranya yang dingin, air mata yang mengalir di wajah Maria semakin deras, "Aku bersalah! Aku sudah berdosa!"     

"Ibu, jangan begitu!" Nico berjongkok dan memegangi tubuh ibunya. Hatinya merasa sakit saat melihat ibunya berubah begitu drastis selama dua tahun terakhir ini.     

"Perutku terasa sangat sakit. aku bisa merasakan anak itu pergi dariku, tetapi aku tidak bisa melakukan apa pun. Kamu tidak akan pernah bisa membayangkan perasaan putus asa dan tidak berdaya yang aku rasakan pada saat itu. Dua tahun terakhir ini, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Di tengah malam, aku selalu terbangun karena rasa sakit di perutku dan aku selalu mendengar tangisan bayi di telingaku," tanpa sadar, air mata mengalir di pipi Anya. "Bukankah seharusnya kamu senang berhasil melakukannya? Mengapa kamu membuat dirimu menjadi seperti ini?"     

"Anya, aku tahu aku berdosa. Meski aku mati seratus kali pun, aku tidak bisa menebus kejahatan yang telah aku lakukan kepadamu. Aku akan memberitahumu semuanya," Maria mengatakannya sambil memegangi dadanya yang terasa sakit.     

Selama ini, Anya membenci Aiden, Maria dan semua Keluarga Atmajaya.     

Tetapi begitu melihat Maria lagi, ia merasa hatinya meluluh. Sama seperti saat ia melihat Aiden …     

Nico membantu ibunya berdiri dan menuntunnya ke arah sofa. "Bibi, selama dua tahun terakhir ini, ibuku mengurung diri di dalam rumah dan berdoa untukmu. Tidak hanya untukmu saja, tetapi ia juga berdoa untuk anakmu. Ia merasa begitu bersalah hingga tidak menjaga kesehatannya. Penglihatannya pun juga semakin memburuk karena stres yang ia rasakan," kata Nico sambil duduk di samping ibunya. "Aku tidak memintamu untuk memaafkan apa yang ibuku lakukan. Aku hanya ingin bilang bahwa ibuku menyadari kesalahannya dan berusaha menebusnya selama dua tahun ini."     

"Apa gunanya menyadari kesalahan yang sudah berlalu? Anakku tidak akan bisa kembali. Ia bahkan belum sempat melihat dunia ini …" gumam Anya dengan suara pelan.     

Maria semakin histeris dan memukuli dadanya sendiri. "Ambil saja nyawaku. Semua ini salahku!"     

"Ibu, lebih baik ibu memberitahu bibi yang sebenarnya," Nico memeluk tubuh ibunya dengan sedih.     

"Anya, aku tidak tahu apakah aku bisa menceritakannya. Apakah ibumu memberitahumu sesuatu?" Maria khawatir hingga saat ini Anya tidak tahu bahwa ia bukanlah putri Diana.     

"Apakah ini mengenai kehidupanku? Baru-baru ini, ibuku bilang padaku bahwa aku bukan putri kandungnya. Ia tidak memberitahuku karena takut akan mempengaruhi karirku. Tetapi sekarang aku sudah lulus dari Akademi Parfum. Ia memutuskan untuk memberitahuku yang sebenarnya dan memberiku kebebasan apakah aku ingin mencari orang tua kandungku atau tidak …"     

Ketika Anya mengatakan hal ini, ekspresi di wajahnya berubah dan ia bertanya, "Apakah kamu membunuh anakku karena latar belakangku itu?"     

Maria mengangguk, "Karena Diana sudah menceritakannya kepadamu, aku tidak akan menyembunyikan apa pun. Semuanya dimulai dua tahun lalu, beberapa hari sebelum hari ulang tahunmu. Keara memberitahuku bahwa ada sebuah organisasi yang menemukan putri kandungku."     

"Putri kandung?" Tara memandang Nico dengan tidak percaya.     

Nico pernah bilang akan memberitahu Tara yang sebenarnya setelah Anya pergi dari Indonesia. Tetapi setelah itu Nico mengingkari janjinya itu dan membuat Tara sangat marah.     

Apakah ini kebenaran yang mereka semua sembunyikan?     

"Aku … Apakah aku putri kandungmu?" ekspresi di wajah Anya terlihat runtuh dan ia hampir saja terjatuh.     

Tara langsung membantunya. Begitu mendengar pertanyaan Anya, Maria menangis dengan pahit.     

"Tidak mungkin …" Anya menggelengkan kepalanya berulang kali. "Ini tidak mungkin."     

Maria hanya menangis seperti anak kecil, tidak bisa mengatakan apa pun."     

"Bibi Indah juga kehilangan putrinya sehingga Keluarga Pratama sedang mencari keberadaan putri mereka. Pada saat mereka menemukan informan, Keara juga memberitahu ibuku. Hasilnya, Bibi Indah tidak menemukan putrinya, tetapi ibuku menemukannya. Dan kemudian, ia menemukan bahwa kamu lah putri ibuku," kata Nico dengan perlahan.     

"Mustahil! Apakah tes DNA nya tidak salah?" tanya Tara dengan gugup.     

"Bibi Indah jatuh sakit karena tidak bisa menemukan putrinya. Sementara itu, ibuku yang menemukan putrinya pun tidak bisa berbahagia. Tidak hanya ibuku saja yang menderita, kakek juga sedih dan hati paman juga hancur. Keara memanfaatkan berita ini untuk mengakhiri pertunangannya dengan paman Ivan," Nico mengumpulkan keberanian untuk menceritakan semuanya saat melihat ibunya tidak sanggup berkata-kata. "Dokter Tirta juga mengetahui hasil tes DNA ini karena tes itu dilakukan di Rumah Sakit Dartha."     

"Walaupun kakekku tahu, ia hanyalah pemimpin rumah sakit. Bukan berarti ia sendiri yang melaksanakan tes tersebut. Bukankah masih ada kemungkinan bahwa hasil tes itu salah?" tanya Tara dengan bingung.     

"Harris pergi ke Hong Kong selama empat hari. Apakah saat itu, ia dikirim untuk melaksanakan tes DNA itu?" gumam Anya.     

Pada saat itu, Anya ingat Aiden mulai berubah. Ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, tetapi tidak mau menceritakan apa pun kepadanya.     

"Dan hasilnya?" tanya Tara.     

"Hasilnya sama," Nico menghela napas panjang. "Karena hasil yang kedua itu akhirnya kakekku menyuruh seseorang untuk mengirim bibi ke ruang operasi dan berniat menggugurkan kandungannya."     

"Jadi, aku benar-benar putrimu? Apakah Aiden adalah pamanku?" Anya masih tidak bisa memahami semuanya.     

Apakah ini benar-benar nyata?     

"Anya, kalau saja saat itu ada cara lain, aku tidak akan pernah melakukannya. Aku minta maaf, aku benar-benar terpaksa …" kata Maria.     

"Anya …" Tara memeluk tubuh Anya erat-erat. Ia tidak menyangka rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Keluarga Atmajaya ternyata segelap ini.     

"Bibi, jangan salahkan Paman. Paman juga tidak ingin berpisah darimu. Untuk bisa tetap bersama denganmu dan menjamin keselamatanmu, paman bahkan menyuruh anak buahnya untuk mengurung kakek dan ibuku di rumah Keluarga Atmajaya, sehingga mereka tidak bisa pulang dan pergi seenaknya. Kakek dan ibu memutuskan bahwa mereka harus membunuh anak di dalam kandunganmu setelah tes DNA ketika menunjukkan hasil yang sama," lanjut Nico.     

"Kalian melakukan tes DNA tiga kali?" Tara sangat terkejut mendengarnya.     

"Setiap hasil tes itu seperti tusukan di hati semua orang. Ibu, kakek dan pamanku tahu. Tetapi untuk melindungiku dan melindungi bibi, mereka tidak menceritakannya," Nico memandang ke arah Anya. "Apa yang akan kukatakan setelah ini sangatlah kejam, tetapi aku harus melakukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.