Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Miliknya



Miliknya

"Aku … Aku melakukan kesalahan. Tetapi aku tidak bisa menceritakannya padamu," kata Nadine dengan perasaan bersalah.     

Anya tidak peduli apa kesalahan yang dilakukan oleh Nadine. Toh, itu tidak ada hubungannya dengannya. Itu adalah urusan Aiden dan Keluarga Atmajaya.     

Dari halte bus, Anya dan Nadine mengambil sepeda mereka di toko bunga Lanny dan kemudian menuntunnya pulang. Untung saja jaraknya tidak terlalu jauh.     

Diana menyambut Nadine dengan sangat hangat dan makan malam yang disajikan begitu beragam. Setelah makan malam, Nadine langsung menawarkan diri untuk membantu mencuci piring.     

Setelah semuanya beres, Anya membantu Nadine, memanggil tukang untuk membetulkan ban sepedanya dan kemudian Nadine pulang.     

Di sofa ruang tamu, Diana memegang tangan putrinya dan berkata, "Asistenmu sangat baik. Ia ceria dan juga cerdas. Ia bahkan menawarkan diri untuk membantuku mencuci piring setelah makan malam. Sepertinya ia gadis yang baik."     

"Nadine adalah keponakan Aiden. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sepertinya ia sedang dihukum. Aiden hanya memberikannya uang 20 ribu sehari. Ia kesulitan untuk makan. Kasihan sekali," kata Anya.     

"Gadis itu adalah putri haram Keluarga Atmajaya?" Diana langsung menyadarinya.     

"Ibu sungguh cerdas," Anya mengangkat jempolnya ke arah Diana.     

"Sekarang, Maria sudah menemukan putri kandungnya. Ditambah lagi, Nadine sudah menghilang selama bertahun-tahun dan tidak kembali juga. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Tetapi ini bukan urusan kita. Kita hanya bisa membantunya kalau ia tidak punya makan malam," kata Diana.     

"Hmm …" Anya mengangguk.     

Ia juga tidak ingin terlibat dengan Keluarga Atmajaya. Tetapi ia merasa tidak tega …     

Di malam hari, Anya berbaring di tempat tidurnya dan menyalakan ponselnya. Masih belum ada kabar dari Raka.     

Nico memperingatinya untuk tidak menghubungi Raka sementara ini. Walaupun Anya tahu bahwa Raka telah kembali ke keluarganya, Anya masih merasa khawatir.     

Bagaimana pun juga, selama ini Raka selalu membantunya.     

Saat ini, satu-satunya hal yang bisa Anya lakukan untuk membantu Raka adalah dengan tidak menghubunginya.     

…     

Dalam sekejap mata, hari perempuan internasional pun tiba. Mall Atmajaya Group sedang mengadakan acara sehingga banyak pengunjung yang datang.     

Anya menelepon Aiden untuk memberitahu bahwa ia tidak bisa makan siang dengannya. "Hari ini Iris sangat sibuk. Aku tidak bisa makan denganmu."     

"Kalau kamu berani melanggar janji, persetujuan kita batal," kata Aiden.     

Anya merasa kesal dengan jawaban Aiden. Bisakah Aiden sedikit pengertian? "Aku sedang bekerja dan mencari uang untukmu!"     

"Aku tidak butuh uang," jawab Aiden singkat.     

Anya tidak mampu berkata-kata. Apa yang bisa ia katakan untuk membantah Aiden?     

Aiden adalah CEO Atmajaya Group dan Iris hanyalah seperti butiran pasir untuknya …     

Hari ini Abdi yang mengantar Anya ke kantor Aiden. Ia menurunkan Anya di pintu masuk gedung Atmajaya Group sehingga Anya harus naik sendiri.     

Anya berdiri di depan pintu kantor Aiden dan mengetuknya, tetapi tidak ada jawaban.     

"Aiden, aku masuk."     

Di dalam, Anya tidak melihat Aiden, tetapi ia melihat buket bunga mawar dan sebuah kotak perhiasan di atas meja.     

Pada saat yang bersamaan, Aiden keluar dari kamarnya. Saat melihat Anya, matanya berbinar dengan gembira.     

"Lihatlah. Ini hadiah untukmu. Apakah kamu menyukainya?" tanya Aiden sambil tersenyum.     

"Aku datang ke sini untuk makan. Mengapa aku harus menerima hadiah ini?" Anya hanya melihat bunga dan kotak perhiasan itu sekilas, kemudian berjalan menuju ke meja makan.     

Aiden berhenti melangkah. Ia merasakan pandangannya kabur sehingga ia menutup matanya. Tubuhnya terasa berat.     

Melihat Aiden diam saja, Anya merasa Aiden tersinggung dengan penolakannya.     

'Anya, kalian sudah bercerai. Jangan terlibat lagi dengannya,' batin Anya.     

Kalau bukan karena kontrak itu, Anya tidak akan mau makan siang bersama dengan Aiden.     

"Ada apa denganmu?" Anya sudah menata semua makanannya, tetapi Aiden masih berdiri di tempatnya. Pada saat itu lah, Anya menyadari ada sesuatu yang salah.     

"Tidak apa-apa," Aiden merasa tubuhnya oleng dan ia berjalan menuju ke arah sofa perlahan.     

Anya langsung membantunya untuk berjalan. "Aiden, kamu kenapa?" Anya berusaha untuk membantunya ke arah sofa, tetapi kakinya malah tersandung meja.     

Aiden berusaha untuk melindunginya dengan memeluknya, dan mereka berdua jatuh di atas sofa bersama-sama.     

Tubuh mungil Anya bersandar di dada Aiden, sementara bibirnya tidak sengaja bertemu dengan bibir Aiden.     

Anya langsung terkejut setengah mati.     

Aiden juga terkejut. Ia ragu untuk sejenak dan kemudian memanfaatkan kesempatan saat Anya tidak bisa bereaksi dengan memegang wajahnya dan kembali menciumnya dalam-dalam.     

Mata Anya terbelalak. Ciuman Aiden membuat kepalanya berdengung. Ia tidak bisa berpikir dan tidak bisa bereaksi.     

Aiden terus mencumbu bibirnya dan tangannya memeluk Anya dengan semakin erat.     

Beberapa saat kemudian, Anya tersadar dan mencoba untuk melepaskan dirinya. Tetapi Aiden langsung berbalik dan menahan tubuh Anya di sofa, membuatnya tidak bisa bergerak.     

Kenangan-kenangan mereka seolah kembali terulang di benaknya. Mereka sungguh bahagia, kenangannya bersama dengan Anya penuh dengan rasa manis.     

Aiden tidak akan pernah bisa melupakannya hingga mati sekali pun.     

Aiden tahu betul tidak seharusnya ia melakukan hal ini hingga identitas Anya jelas. Tetapi ia tidak bisa mengendalikan dirinya.     

Anya bisa melihat dengan jelas kerinduan di mata Aiden.     

Dulu, saat Aiden masih mencintainya, Aiden selalu menatapnya seperti ini.     

Penuh kerinduan, penuh cinta, penuh gairah.     

Setelah itu, Aiden akan menahannya agar tidak bisa keluar dari tempat tidur dan menyapunya hingga bersih.     

Mengingat hal ini, Anya langsung panik dan mendorong dada Aiden dengan keras.     

Tetapi Aiden sama sekali tidak tergoyahkan. Tangan Aiden menggenggam tangan Anya dengan sangat erat di dadanya, sehingga Anya bisa mendengar detak jantung Aiden yang sangat cepat dengan jelas.     

"Aiden, apakah kau sudah gila? Lepaskan aku!" teriak Anya.     

Aiden seperti tersadar dan langsung mengambil alih kendali dirinya, melepaskan tubuh Anya.     

Begitu terbebas, Anya langsung mundur cukup jauh dari Aiden seolah berusaha untuk melindungi dirinya sendiri.     

Ia menatap wajah tampan Aiden dengan marah, seperti kucing yang ingin mencakar.     

"Maaf. Aku tidak bisa menahan diri," kata Aiden dengan suara dalam.     

"Aiden, kamu sendiri yang ingin cerai dariku. Kamu yang tidak menginginkan aku. Apa yang kamu lakukan barusan?" teriak Anya dengan keras.     

"Aku tidak … Aku hanya …"     

"Hanya apa?" tanya Anya.     

Bibir Aiden terus bergerak, tetapi ia tidak mengatakan apa pun seolah kehilangan kata-kata.     

"Apakah kamu pikir dengan menyembunyikan kebenarannya kamu bisa melindungiku? Apakah kamu tahu arti pernikahan? Tidak peduli apa pun yang terjadi di dalam pernikahan, sepasang suami istri harus saling percaya satu sama lain dan berjuang menghadapi masalah bersama-sama. Apakah kamu menganggapku sebagai istrimu dulu?"     

Anya menatap ke arah Aiden dengan marah. "Aku tidak akan datang besok. Aku akan kembali ke Perancis setelah kompetisinya berakhir. Persetan dengan kontrak itu. Kamu bisa penjarakan aku saja!"     

Aiden mendengar suara langkah kaki Anya meninggalkannya dan hatinya dipenuhi dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia tidak tahu mengapa ia melakukan hal yang konyol itu barusan.     

Ia hanya ingin mencium Anya. Ia ingin mencium Anya dan mengatakan padanya bahwa ia masih mencintainya. Ia benar-benar mencintainya hingga ingin mati rasanya!     

Keinginan itu terpendam kuat di dalam hatinya sehingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya hari ini.     

Meski Anya sudah menandatangani surat cerai mereka, bagi Aiden, Anya masih miliknya.     

Aiden ingin melindunginya, ingin menyembunyikannya dari kejahatan dunia dan ingin memilikinya kembali.     

Anya adalah miliknya dan hanya boleh menjadi miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.