Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sengaja Merusak Rumah Tangga



Sengaja Merusak Rumah Tangga

0"Aiden, apakah kamu menyembunyikan sesuatu dari aku?" tanya Anya dengan panik.     

"Pintar!" Aiden mengelus kepala Anya. "Aku menemukan petunjuk mengenai orang tuamu."     

Aiden mengalihkan pembicaraan dengan sangat mulus dan membuat Anya sama sekali tidak memikirkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Aiden.     

Anya langsung merasa sangat senang, "Benarkah? Apakah aku bisa bertemu dengan mereka?"     

Aiden mengangguk.     

Pagi ini, Aiden mendapatkan kabar bahwa Indah sudah berhasil melewati bahaya.     

Kalau kondisi Indah masih belum stabil, Aiden memutuskan untuk membawa Anya ke rumah sakit. Setidaknya, mereka harus dipertemukan sebelum ada hal buruk terjadi.     

Walaupun tidak ada bukti yang pasti bahwa Anya adalah anak Indah, Aiden tahu bahwa abu yang ditemukan oleh Indah bukanlah abu anak kandung mereka.     

Aiden mendapatkan informasi bahwa nenek Anya lah yang menyelamatkan seorang bayi yang dibawa oleh anjing liar. Kemungkinan besar, anak yang diadopsi oleh nenek Anya adalah anak yang ia dapatkan dari anjing liar tersebut.     

Sementara itu, abu yang ditemukan oleh Indah kemungkinan adalah anak dari Diana karena sampai saat ini, Diana sendiri tidak tahu di mana nenek Anya menguburkan putri kandungnya.     

Kedua anak itu tertukar ...     

"Aiden, terima kasih. Dengan adanya kamu, hidupku semakin indah," Anya mengangkat kepalanya dan memegang sisi wajah Aiden dengan lembut. "Kalau kita tua nanti, di saat aku tidak bisa melihat, kamu akan menjadi mataku. Di saat kamu tidak bisa melihat, aku akan menjadi matamu."     

Aiden mengelus kepala Anya dengan lembut.     

"Kapan kita akan menemui orang tuaku?" tanya Anya.     

Aiden memikirkan mengenai Toni Srijaya yang sedang berada di dalam penjara. "Aku harus mengunjungi Toni dulu nanti siang. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadanya."     

"Bisakah aku ikut?" tanya Anya. "Aku juga ingin tahu mengapa ia melakukan ini kepadaku."     

"Karena ia adalah paman Keara," Aiden tidak mau Anya ikut dengannya mengunjungi Toni. Ia takut Toni akan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati Anya.     

"Memang mereka adalah keluarganya. Paman dan keponakan sifatnya sama," kata Anya dengan tidak senang hati.     

Aiden memandang Anya yang marah dengan tatapan gemas dan mengelus kepalanya sekali lagi.     

Kalau Anya tahu bahwa Toni adalah pamannya, apakah ia akan mengatakan hal itu?     

"Aku lapar. Ayo kita pulang dan makan," kata Aiden.     

Setelah makan siang, Aiden pergi untuk mengunjungi Toni, tidak memperbolehkan Anya ikut dengannya dengan alasan tidak mau sesuatu terjadi pada Anya.     

Namun, tidak lama setelah Aiden pergi, Anya mendapatkan telepon dari Indah.     

"Anya, maaf aku mengganggu. Apakah kamu punya waktu? Aku ingin bertemu denganmu?" dari seberang telepon, Indah berkata dengan suara pelan.     

Anya sudah mendengar mengenai penyakit Indah. Karena Keara sedang hamil sekarang dan tidak mau mendonorkan livernya untuk ibunya, sekarang kesehatan Indah semakin dan semakin melemah.     

Anya tahu dari pengalaman ayahnya, tidak mudah untuk mencari donor yang tepat.     

Jonathan juga sudah diperiksa, tetapi ternyata livernya tidak cocok. Toni adalah pria yang suka minum-minum sehingga livernya sudah tidak sehat dan tidak bisa didonorkan. Sementara itu, setelah kawin lari, Lisa sudah tidak bisa dihubungi lagi.     

Satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya adalah Keara, tetapi Keara terus mengulur waktu. Sekarang, Keara hamil dan semakin mustahil baginya untuk mendonorkan livernya untuk Indah.     

Ketika Anya memikirkan hal ini, Anya merasa kasihan pada Indah.     

Anak kandungnya sendiri sudah meninggal dan anak tiri yang ia besarkan sejak kecil tidak bersedia untuk menyelamatkannya.     

"Bibi sedang di mana? Aku akan mengunjungimu," Anya memikirkan mengenai kesehatan Indah dan memutuskan untuk mendatanginya.     

"Ada sebuah kafe yang terletak di depan rumah sakit. Bagaimana kalau aku menunggumu di kafe itu?" tanya Indah.     

Anya tertegun sejenak. Mengapa Indah mengajaknya bertemu di kafe yang terletak di depan rumah sakit? Apakah Indah sedang berada di rumah sakit?     

"Aku akan berangkat sekarang. Aku akan tiba di sana kira-kira jam setengah tiga," kata Anya.     

"Baiklah, kita akan bertemu jam setengah tiga," kata Indah, menyetujuinya.     

Setelah menutup telepon, Anya berpikir sejenak. Kemarin malam ia dan Aiden bercinta semalaman dan tadi pagi ia memetik stroberi sehingga seluruh energinya sudah terkuras habis. Ia tidak kuat kalau harus pergi dengan naik bus sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Hana.     

"Bu Hana, bisakah kamu mengirimkan seseorang untuk mengantarku pergi?" tanya Anya.     

"Anya, kamu mau ke mana? Aku akan menyuruh seseorang untuk menjemputmu sekarang," kata Hana.     

"Bibi Indah mengajakku bertemu di kafe seberang rumah sakit," kata Anya.     

"Sekarang kamu di rumah, kan? Tunggu sebentar ya."     

"Terima kasih, Bu," kata Anya.     

Pukul 2 lebih 20 menit, Anya sudah tiba di kafe, 10 menit lebih awal dari jam janjian mereka.     

Begitu melewati pintu masuk, ia melihat Indah sudah duduk di salah satu meja dekat jendela. Ia mengenakan pakaian rumah sakit, ditutupi dengan jaket dan juga syal.     

Wajahnya terlihat sangat pucat, meski sudah berusaha ditutupi dengan menggunakan bedak dan lipstik.     

Anya memberikan sebuah buket bunga padanya dan berkata sambil tersenyum. "Kebetulan bunga-bunga di taman rumahku sedang mekar. Aku membuat buket ini untuk bibi, semoga bibi lekas sembuh."     

Indah menerima buket itu dan memandang bunga-bunga lili yang sangat indah. "Terima kasih, bunganya sangat indah," katanya sambil tersenyum tipis.     

Anya duduk di hadapan Indah dan meletakkan tasnya di kursi sampingnya.     

Indah masih memandang bunga yang ia pegang. Ia benar-benar menyukai bunga itu. Tetapi hari ini, ia datang bukan untuk berteman dengan Anya. "Kemarin malam, Keara bertengkar dengan ayahnya. Ayahnya merasa bahwa ia mempermalukan keluarga karena sudah hamil sebelum menikah dan memintanya untuk menggugurkan kandungan. Setelah itu, Keara melarikan diri dari rumah."     

"Apakah bibi memanggilku agar aku meninggalkan Aiden?" tanya Anya.     

Indah merasa sedikit malu karena Anya langsung mengatakannya dengan terang-terangan. Ia tahu bahwa putrinya juga berada di posisi yang salah, tetapi ia tidak mau melihat Keara menderita. "Aku minta maaf padamu. Aku dengar kamu dan Aiden memiliki hubungan yang sangat baik. Tetapi sekarang Keara sedang mengandung anak Aiden dan anak itu tidak bersalah."     

"Aku tidak akan meninggalkan Aiden karena Keara tidak pantas mendapatkannya," Anya langsung menolak dengan tegas.     

Ketika mendengar jawaban Anya, Indah tertegun sejenak. "Aku ini adalah salah Keara karena ia hamil dengan anak Aiden saat Aiden sedang berhubungan denganmu. Tetapi Keara benar-benar mencintai Aiden dan mereka memiliki anak. Bisakah kamu …"     

"Bibi, kalau ada seorang wanita yang datang dan bilang bahwa ia mengandung anak Paman Galih, apakah kamu bersedia membantunya? Apakah kamu akan meninggalkan Paman Galih kalau wanita itu mengatakan bahwa ia hamil dan mencintai Paman Galih?" sela Anya.     

"Tetapi kamu dan Aiden belum menikah. Keara dan Aiden sudah saling mengenal terlebih dahulu. Situasinya berbeda," kata Indah.     

Anya merasa Keara adalah wanita yang sangat beruntung memiliki ibu sebaik Indah. Ketika Keara melakukan kesalahan, ibunya akan langsung maju, memasang badan, dan menyelesaikannya untuknya.     

Untuk kebahagiaan Keara, Indah bahkan mau menemui Anya dan memintanya untuk meninggalkan Aiden.     

Anya menarik napas dalam-dalam. Awalnya, ia tidak berniat untuk memberitahu hal ini karena Indah sedang sakit. Tetapi kalau ia tidak mengatakan yang sebenarnya, Indah tidak akan menyerah dan tetap menyuruh Anya untuk meninggalkan Aiden.     

"Aku dan Aiden sudah menikah dua tahun lalu. Keara juga sudah mengetahuinya dan Keluarga Atmajaya tidak menyembunyikan pernikahan kami darinya. Tetapi sekarang ia hamil anak Aiden. Apakah ia sengaja ingin aku menceraikan Aiden dan memberikan posisiku kepadanya? Apakah Keara sengaja ingin menghancurkan rumah tanggaku?" kata Anya tanpa ampun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.