Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tertangkap



Tertangkap

0Anya menatap ke arah Nadine dan melihat Nadine merasa sangat malu serta marah, hingga tidak bisa berkata-kata.     

"Jonathan, kita sudah saling mengenal selama dua tahun. Aku tahu bagaimana sifatmu dan aku sangat menghormatimu. Tetapi meski kamu bisa memaafkan ayahmu sekalipun, kami tidak bisa melakukan hal yang sama," kata Anya dengan serius. Ia menekankan setiap katanya dengan tegas, melangkah maju untuk membela Nadine.     

"Ayahku hanya terlalu menyukai Nadine dan ingin Nadine menjadi menantunya. Ia tidak punya niat jahat …"     

"Apakah itu tidak jahat saat menipuku untuk datang ke hotel, memberi obat padamu dan memberi ruangan itu obat perangsang? Kalau sampai ada sesuatu yang terjadi pada kita, apakah itu tidak jahat?" kata Nadine dengan marah.     

"Nadine, bukan itu maksudku …" Jonathan bergegas menjelaskan.     

"Jonathan, apakah kamu tahu seberapa penting keperawanan seorang wanita? Nadine memiliki seseorang yang dicintainya. Kalau sampai ada sesuatu yang terjadi di antara kalian, bagaimana ia harus menghadapi orang yang dicintainya itu? Sikap ayahmu tidak bisa dimaafkan. Tidak perlu memohon maaf untuknya dan Keluarga Atmajaya tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja," kata Anya.     

"Aku …" Jonathan hendak mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Itu adalah pesan yang dikirimkan oleh asistennya.     

Asisten : Tuan, ayah Anda ditangkap.     

Wajah Jonathan langsung berubah ketika melihat pesan itu. Kalau sesuatu terjadi di antara mereka, Keluarga Atmajaya mungkin akan menyetujui pernikahan mereka untuk menjaga nama baik Nadine.     

Tetapi tidak ada yang terjadi di antara mereka.     

Tidak hanya hotel itu ditutup, tetapi Toni Srijya apun ditangkap.     

Sepertinya, masalah ini telah membuat Keluarga Atmajaya benar-benar murka.     

Saat melihat ekspresi di wajah Jonathan, Anya merasa kata-katanya mungkin terlalu kejam. "Apakah kamu baik-baik saja? Aku tidak bermaksud apa pun. Aku hanya ingin menyarankan agar kamu tidak terlibat dalam masalah ini. Lebih baik kamu melindungimu dirimu sendiri," kata Anya dengan tulus.     

"Ayahku tertangkap," gumam Jonathan.     

"Sepertinya ayahmu akan menanggung semua perbuatan Keara seorang diri. Dua tahun lalu, ia dan Keara bekerja sama untuk memisahkan aku dan Aiden dan membunuh anak di dalam kandunganku. Sekarang, Nadine tiba-tiba saja ditangkap di hotel milik Keluarga Pratama. Kamu tahu sendiri kan, seperti apa Keara? Kalau suatu hati nanti kamu dan Keara memutuskan untuk bekerja sama, saat itu pula aku memutuskan hubungan pertemanan kita," Anya memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Jonathan, bahkan mengenai kematian anaknya.     

Jonathan terkejut mendengar cerita itu, "Ayahku dan Keara membunuh anakmu?"     

"Kalau kamu tahu apa yang ayahmu dan Keara lakukan, kamu tidak akan pernah meminta maaf untuk mereka. Aku dan seluruh Keluarga Atmajaya tidak akan pernah memaafkan atas apa yang mereka lakukan kepadaku," kata Anya dengan dingin.     

"Jonathan, beristirahatlah. Kami sarankan agar kamu tidak terlibat dengan Keara atau kamu akan menjadi musuh Keluarga Atmajaya," kata Nadine. Nadine memikirkan mengenai Alisa.     

Ia menyukai anak itu. Tetapi kalau sampai Jonathan memilih untuk berpihak pada ayahnya dan Keara, mungkin Alisa juga akan terlibat.     

"Terima kasih sudah datang mengunjungiku dan memberitahuku semua ini. Kalau tidak, selamanya aku tidak akan tahu apa pun. Anya, aku benar-benar minta maaf atas perbuatan ayahku," Jonathan mengungkapkan permintaan maafnya dengan tulus.     

"Ini bukan salahmu. Tidak peduli apa pun yang keluargamu lakukan, kita masih teman. Setelah kehilangan anakku, aku pergi ke luar negeri. Aku sendirian di negeri orang, tetapi Alisa lah yang memberi kehangatan untukku. Kalau kamu sibuk, kamu bisa menitipkan Alisa lagi pada ibuku," kata Anya dengan sopan.     

Sekarang Toni telah tertangkap dan Jonathan terluka. Ia tidak akan bisa menjaga Alisa.     

"Sabtu pagi ia akan pulang dan kembali ke sekolah minggu siang. Kalau tidak merepotkan …"     

"Sabtu, aku dan Nadine akan menjemputnya dari sekolah. Jangan khawatir," kata Anya dengan cepat.     

"Baiklah kalau begitu, aku minta tolong padamu." Jonathan tahu ia tidak bisa mengurus Alisa dalam keadaan seperti ini dan Alisa tidak bisa kembali ke rumah keluarganya. Menitipkan Alisa pada Anya adalah keputusan terbaik.     

"Sama-sama. Aku juga ibu Alisa," Anya tersenyum. "Sekarang kami istirahatlah. Kamu akan pergi."     

Setelah meninggalkan rumah sakit dan kembali ke mobil, Nadine langsung berkata pada Anya. "Bibi, pamanku tidak menyukai Alisa."     

"Ia tidak menyukai Alisa atau tidak menyukai saat Alisa berada di rumahku?" tanya Anya dengan sengaja.     

"Ia tidak suka Alisa ada di rumahmu," kata Nadine sambil tersenyum. "Pamanku adalah orang yang paling egois. Kalau ada Alisa, Alisa akan merebutmu darinya. Sementara ia merasa bahwa kamu adalah miliknya seorang."     

"Mengapa ia cemburu pada anak kecil? Selain itu, ibuku yang mengurusnya, bukan aku." Setiap hari Anya harus bekerja dan tidak punya waktu untuk menemani ibunya.     

Ia bisa melihat ibunya semakin menyayangi Alisa dan senang karena ada Alisa menemaninya. Mungkin karena usianya yang semakin tua, ia juga semakin kesepian. Dengan adanya Alisa, rasa kesepiannya itu sedikit terobati.     

"Paman sudah pulang. Apakah kamu mau aku memberitahunya bahwa Alisa akan pergi ke rumahmu sabtu nanti?" tanya Nadine.     

"Biar aku yang memberitahunya. Kalau kamu yang memberitahunya, nanti ia marah padamu lagi," kata Anya dengan suara pelan. Ia tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.     

"Apa yang kamu pikirkan, Bibi?" tanya Nadine sambil memandang Anya.     

"Aku belum menemukan orang tuaku dan aku tidak bisa membalaskan dendam anakku. Kamu dan Nico tiba-tiba saja mengalami hal buruk, tetapi Keara tidak tertangkap juga. Kalau Toni bersikeras bahwa ia melakukan semua ini seorang diri, apakah tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menjatuhkan Keara?"     

Nadine berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Meski Toni menanggung semua perbuatan ini sendirian, kita semua sudah tahu bahwa Keara bukanlah orang baik. Meski ia hamil sekalipun, ia tidak akan pernah bisa masuk ke rumah Keluarga Atmajaya."     

"Sekarang semua orang sudah tahu bahwa Keara sedang hamil anak pamanmu. Tetapi pamanmu sama sekali tidak berbuat apa pun. Apakah kamu tahu apa rencana Aiden sebenarnya?" tanya Anya.     

"Pamanku tidak akan pernah menikahi wanita yang berani menipunya seperti ini. Keara telah melakukan kesalahan besar," kata Nadine dengan yakin.     

"Aku harap Aiden punya solusi yang bagus. Kalau tidak, anakku meninggal, tetapi Keara bisa melahirkan anak Aiden. Aku mungkin akan semakin membencinya," kata Anya dengan suara pelan.     

"Apakah kamu tidak percaya pada pamanku? Tenang saja. Pamanku bisa menangani semuanya," Nadine berusaha menghibur Anya sambil tersenyum.     

Anya hanya bisa bersandar di jendela mobil dalam diam.     

…     

Di rumah Keluarga Mahendra, Irena sangat terkejut ketika mendengar Toni tertangkap.     

"Rian, apakah kamu tahu apa yang terjadi pada Toni? Mengapa ia tiba-tiba ditangkap?" tanya Irena.     

"Kalau kamu punya waktu luang, lebih baik kamu pergi ke dapur dan lihat apakah makanannya sudah siap," jawab Rian dengan wajah yang dingin.     

"Ayah, apakah ini mengenai masalah hotel? Aku dengar hotel itu sudah ditutup," kata Raisa dengan penasaran.     

"Dasar ibu dan anak ini. Mengapa kalian begitu suka bergosip?" Rian meletakkan koran yang dipegangnya dan berkata dengan suara rendah. "Aku dengar bahwa Bima sendiri yang menangani masalah Toni. Hotel itu adalah milik Keluarga Pratama dan bekerja sama dengan Toni. Nadine dan Nico mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di hotel itu pada saat bersamaan. Mana mungkin Keluarga Atmajaya akan membiarkannya begitu saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.