Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengetahui Semuanya



Mengetahui Semuanya

0Tara langsung menendang kaki Nico dengan kesal. "Nico, serius lah sedikit."     

Nico langsung menegakkan tubuhnya dan wajahnya terlihat lebih serius. Ia bukan orang bodoh seperti yang dipikirkan oleh semua orang. Sebenarnya ia sendiri juga tahu semuanya, hanya saja ia malas menjelaskannya.     

"Hotel itu adalah milik dari Keluarga Pratama dan Keara ikut terlibat dalam manajemen hotel tersebut. Kita tahu bahwa Toni Srijaya menyukai Nadine dan ingin agar Nadine menjadi istri Jonathan sehingga ia menghalalkan segala cara. Itu artinya, Keara ikut terlibat dalam masalah ini."     

"Lalu? Bagaimana kamu bisa terlibat juga?" tanya Anya.     

"Keara ada hubungannya dengan Imel. Setelah ia tidak menjadi tunangan Paman Ivan lagi, ia merasa tidak enak pada Imel. Akhirnya, ia menjebakku dan juga Raisa. Mereka tahu bahwa aku dan Raisa tidak cocok dan kami sama-sama tidak suka satu sama lain sehingga Keluarga Atmajaya harus mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Begitu Raisa kembali ke Indonesia, ibunya dan Imel bertemu. Tujuannya sangat jelas. Aku dipergunakan untuk memastikan bahwa Paman Ivan akan menikahi Raisa dan membereskan semua masalah ini untukku," kata Nico dengan tenang.     

Anya tertawa melihat Nico yang serius.     

Ternyata Nico juga bisa serius seperti ini.     

"Kalau kamu sudah tahu, kamu dan Harris bisa membahasnya sendiri. Aku rasa aku tidak perlu ikut campur," kata Anya, hendak pergi.     

"Paman tidak ada di sini, bibi harus menggantikannya. Jangan pergi. Kami akan mendengar keputusanmu," kata Nico, menahan Anya agar tidak pergi.     

"Kalian semua lebih tua dariku, kalian lebih memahami semuanya dari pada aku. Harris sendiri saja sudah mampu untuk menangani semuanya. Nadine dan Tara juga sangat cerdas. Rasanya, satu-satunya yang paling tidak berguna adalah aku. Aku tidak bisa membantu apa pun," kata Anya sambil tersenyum canggung.     

"Tidak. Kami percaya pada saran dan keputusanmu," Nico mengedipkan matanya ke arah Harris dan memintanya untuk melanjutkan.     

Begitu Anya kembali duduk, Tara langsung memeluk lengannya dan tidak berniat melepaskannya lagi.     

"Sekarang, sudah pasti bahwa Nona Nadine dan Jonathan dijebak oleh Keara dan Toni Srijaya. Jonathan sudah mengetahui apa yang terjadi. Sementara apa yang terjadi pada Tuan Nico dan Raisa adalah perbuatan Keara dan Imel."     

Anya mengangguk, "Aku rasa Keluarga Mahendra tidak akan mengorbankan reputasi anaknya sendiri hanya untuk menikahkan Raisa dengan Keluarga Atmajaya. Kalau ini bukan perbuatan Keluarga Mahendra atau pun Keluarga Atmajaya, dari segi keuntungan, Imel adalah tersangka utamanya."     

"Masalahnya, meski Raisa dan Imel ingin menjebak kami, bagaimana ia bisa tahu aku dan Raisa ada di sana?" kata Nico dengan bingung.     

"Iya. Bagaimana kalau saat itu Nico sedang ada urusan dan Harris yang datang?" tanya Tara.     

"Tujuan utama mereka adalah Nadine. Tetapi ketika Nico dan Raisa berada di sana bersama-sama, Keara langsung memanfaatkan kesempatan untuk menjebak mereka," tebak Anya dengan berani.     

Jadi, tujuan utama Keara sebenarnya hanyalah Nadine.     

Ia tidak tahu Nico akan datang. Ia juga tidak tahu Raisa akan terlibat.     

Tetapi entah mengapa tiba-tiba saja Nico dan Raisa terlihat bersama di sana. Hal itu membuat Keara menyadari bahwa ada kesempatan besar yang bisa ia manfaatkan.     

"Gila! Pikirannya sungguh mendalam. Ia bahkan tidak mau melewatkan kesempatan untuk menjebak orang," kata Nadine dengan dingin.     

Dulu ia menganggap Keara adalah orang yang baik. Mereka sangat dekat dan Nadine sudah menganggap Keara sebagai kakaknya sendiri.     

Tetapi setelah mengetahui semua ini. Ia merasa sangat bodoh.     

"Apa yang Imel janjikan pada Keara sehingga Keara mau melakukan ini untuknya?" tanya Anya.     

"Apa yang Keara inginkan?" tanya Nico dengan sengaja.     

"Ia ingin menjadi istri Paman. Katanya anak di dalam kandungannya saat ini adalah anak Paman," kata Nadine.     

"Mana mungkin Imel berjanji untuk membantu Keara menikah dengan Aiden dan menjadi anggota Keluarga Atmajaya. Sampai saat ini saja ia masih belum bisa menikah dengan kakekmu," kata Tara.     

Nico tertawa mendengar pertanyaan-pertanyaan itu. "Imel memiliki sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengendalikan Keara. Apakah itu masuk akal?"     

Wajah Harris langsung memucat mendengarnya. "Keara bisa hamil karena melakukan program inseminasi buatan. Mungkin Imel juga mengetahuinya."     

"Keara hamil dengan cara seperti itu, tetapi ia benar-benar berpikir bahwa anak itu adalah anak paman? Apakah paman benar-benar harus menikahinya?" kata Nadine dengan jijik.     

Ia tidak menyangka Keara akan melakukan hal seekstrem itu untuk mendapatkan pamannya.     

"Kalau anak itu benar milik Aiden, aku rasa akan sulit menjelaskannya pada saat anak itu lahir," kata Tara dengan cemas.     

"Pamanku tidak terburu-buru. Katanya lebih baik menunggu hingga anak di dalam kandungannya lahir," kata Nico. Ia tidak tahu apa yang Aiden pikirkan, tetapi ia berharap bahwa anak itu bukan anak Aiden.     

Atau setidaknya, Aiden harus punya cara lain untuk menghindari pernikahan tersebut.     

"Nico, apakah kamu tahu sesuatu?" melihat wajah Nico yang tenang, Anya merasa mungkin Aiden memberitahu sesuatu pada Nico.     

"Aku tidak tahu apa-apa. Paman hanya mengatakan bahwa saat anak itu lahir, harapan Keara akan pupus. Aku percaya pada Paman," kata Nico sambil tersenyum.     

"Ada berita lain lagi mengenai Keluarga Pratama. Saat ini, kesehatan ibu Keara kurang baik karena penyakitnya. Selama dua tahun terakhir, ia jarang keluar dan sudah berusaha untuk berobat, tetapi hasilnya tidak bagus. Aku dengar, dokter menyarankan untuk transplantasi liver dan Keara bisa menjadi pendonornya. Tetapi ia terus menolak dan sekarang ia hamil. Aku tidak yakin ibunya bisa bertahan hingga Keara melahirkan," kata Tara.     

"Bibi Indah sangat menyedihkan. Ia membesarkan Keara seperti anaknya sendiri. Meskipun ia bukan ibu kandungnya, tetapi tetap saja itu adalah bibinya. Mengapa Keara berbuat sekejam itu? Sekarang ia menggunakan alasan kehamilan untuk menghindari operasi tersebut. Ia tidak ingin menyelamatkan ibunya sendiri dan ia masih ingin menjebak pamanku," Nadine merasa semakin dan semakin marah. "Aku benar-benar ingin menampar diriku sendiri karena berulang kali menganggapnya sebagai orang baik."     

"Bagaimana kalau aku membantumu? Dari dulu aku sudah ingin menamparmu karena terus mengikutinya seperti anak ayam," kata Nico sambil bangkit berdiri.     

Harris menatap ke arah Nico dengan tajam sambil melindungi Nadine di balik tubuhnya. Kalau Nico berani memukul Nadine, Harris tidak akan tinggal diam.     

"Bisakah kamu berhenti?" Tara langsung menarik Nico ke sofa.     

Begitu Nico kembali duduk, ia langsung memeluk pinggang Tara dan menyandarkan kepalanya denan manja. Tara memukul tangan Nico dengan kesal hingga punggung tangannya itu memerah.     

"Tara …"     

"Diamlah," karena pelototan Tara, Nico langsung menutup mulutnya.     

Keara benar-benar egois.     

Karena ia tidak ingin mendonorkan livernya, ia sengaja hamil di saat seperti ini. Dan ia memanfaatkan kesempatan ini untuk hamil anak Aiden melalui inseminasi buatan.     

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui …     

"Jadi, Keara sengaja menjebak Nico dan Nadine pada saat yang bersamaan. Ia gagal mendapatkan Nadine karena Jonathan tidak mau menurutinya, tetapi ia berhasil mendapatkan Nico. Sekarang, Imel berhasil menjodohkan Kak Ivan dengan Keluarga Mahendra," kata Anya.     

Nico memain-mainkan rambut Tara, menggulung-gulungnya di jari telunjuknya. "Saat aku sedang bermain catur dengan kakek, apa yang kalian bicarakan dengan Paman Ivan?"     

"Tidak ada. Tetapi ia tahu bahwa aku tidak hamil dan ia tidak membongkar kebohonganmu di hadapan kakekmu," kata Tara.     

"Ia bilang kakekmu ingin kedamaian dan keharmonisan di keluarganya, sama halnya dengan dia. Ia bilang kalau ia ingin bersaing dengan Aiden, mungkin Aiden tidak akan bisa menghentikannya. Apakah ada arti di balik kata-katanya itu?" Anya terlihat bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.