Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Perlu Ijin



Tidak Perlu Ijin

0"Bibi, ini Nico. Sesuatu telah terjadi pada Nadine. Seseorang sengaja memancing Nadine menuju ke hotel Jonathan dan Jonathan berada di bawah pengaruh obat …"     

Air mata Anya langsung mengalir ketika mendengar berita itu. Bagaimana semua ini bisa terjadi?     

"Bagaimana keadaan Nadine sekarang?" tanya Anya dengan suara tercekat.     

"Sekarang Nadine sedang diperiksa. Kalau Jonathan benar-benar …"     

"Nona Nadine hanya pingsan. Tidak ada yang terjadi padanya. sebentar lagi ia akan bangun," tiba-tiba saja, seorang dokter datang menghampiri Nico dan melaporkan hasil pemeriksaannya.     

"Apa yang kamu katakan?" Nico tertegun sejenak.     

Anya bisa mendengar kata-kata dokter tersebut dari seberang telepon, tetapi air matanya mengalir semakin deras. Ia menangis karena sangat lega tidak ada yang terjadi pada Nadine.     

Ia pikir seseorang sengaja menjebak mereka berdua agar Nadine dan Jonathan menikah. Tetapi untung saja semuanya tidak terjadi.     

Sudah dua tahun Anya mengenal Jonathan. Menurut pendapatnya, Jonathan adalah pria yang baik hati dan selalu memperlakukan semua orang dengan sopan. Ia tidak percaya orang seperti Jonathan bisa memanfaatkan orang lain.     

"Bibi, jangan khawatir. Kata dokter Nadine baik-baik saja," lapor Nico dengan cepat.     

"Aku mendengarnya. Jaga Nadine baik-baik. Ia pasti sangat ketakutan," kata Anya.     

"Baiklah. Aku akan menghubungi Harris," Nico menutup telepon dan langsung menelepon Harris.     

Tahu bahwa Nadine baik-baik saja, Harris merasa bersalah saat menatap Jonathan. Karena begitu marah dan gelap mata, ia telah menghajar Jonathan habis-habisan.     

Tetapi ternyata Jonathan tidak melakukan apa pun pada Nadine dan Nadine baik-baik saja.     

Harris langsung bergegas membawa Jonathan pergi ke rumah sakit.     

Begitu terbangun di rumah sakit, Jonathan merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit. Bahkan luka sayatan di pergelangan tangannya tidak seberapa dibandingkan seluruh tubuhnya.     

"Jangan banyak bergerak. Kamu mengalami banyak luka memar dan juga patah tulang rusuk. Beristirahatlah untuk beberapa hari," kata dokter sambil menahan pundak Jonathan saat ia ingin bangun.     

"Bagaimana aku bisa …" saat ingin menanyakannya pada dokter, Jonathan baru menyadari bahwa di ruangan itu mereka tidak sendirian, ada Nico dan juga Harris. Melihat kedua orang tersebut, Jonathan langsung memahami apa yang terjadi.     

Setelah dokter pergi, Jonathan menatap dua pria yang berdiri di samping pintu seperti penjaga pintu. "Kalian berdua di sini, menjaga ruangan ini agar tidak ada satu orang pun yang mengunjungiku. Apa yang kalian sembunyikan? Siapa yang memukulku?"     

"Jangan salahkan kamu. Ketika melihat kami, kamu tiba-tiba meminta maaf. Kami pikir kamu telah …" Nico berjalan menuju ke pinggir tempat tidur dan mengupas sebuah apel untuk Jonathan. "Setelah memakan apel ini, bagaimana kalau kita berbaikan?"     

"Agar tidak menyakiti Nadine, aku membuatnya pingsan. Dan agar aku tetap sadar, aku menyayat pergelangan tanganku, membuat diriku berdarah. Tetapi kalian menghajarku, sampai mematahkan tulang rusukku. Sekarang kalian ingin berbaikan hanya dengan sebuah apel?" Jonathan merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya dan terlalu malas untuk menerima apel yang diberikan oleh Nico.     

Nico memberikan apel itu ke tangan Jonathan dengan tulus. "Kami benar-benar minta maaf."     

"Tuan Jonathan, saya juga minta maaf. Kami terlalu terbawa emosi sebelum mengetahui kejadiannya dengan jelas," Harris langsung membungkuk dengan hormat di depan tempat tidur Jonathan.     

"Nico memukulku karena Nadine adalah adiknya. Lalu mengapa kamu memukulku?" Jonathan menatap ke arah Harris. "Aiden bilang bahwa Nadine menyukai seseorang. apakah itu kamu?"     

"Nadine menyukai Harris? Bagaimana bisa aku tidak mengetahui hal sebesar ini?" Nico langsung menatap Harris dengan tatapan menilai.     

"Saya … Saya tidak tahu … Saya juga baru tahu kalau Nona Nadine menyukai saya," Harris tidak bisa menyembunyikan kesenangan dan kegugupannya.     

"Tidak ada gunanya kamu senang. Aku tidak setuju dengan hubungan kalian," kata Nico, seolah ingin melemparkan air dingin dan memadamkan api kebahagiaan Harris.     

Namun, sepertinya api kebahagiaan Harris tahan air.     

"Saya tidak perlu ijin dari Anda, Tuan Nico," kata Harris.     

Nico langsung berdiri dan menunjuk ke arah Jonathan. "Harris, aku minta kamu menarik kembali kata-katamu. Kalau tidak aku akan menyuruh Nadine untuk menikahi Jonathan besok!"     

"Seorang pria yang sopan tidak akan merebut kekasih orang lain," kata Jonathan.     

"Tuan Jonathan, sekali lagi saya meminta maaf. Saya akan pergi melihat keadaan Nona Nadine sekarang. Besok saya akan mengunjungi Anda lagi," Harris memandang Nico dengan dingin, seolah sedang melihat anak majikannya yang masih bodoh.     

Kalau Harris ingin bersama dengan Nadine, ia tidak membutuhkan ijin dari Nico. Ia hanya membutuhkan persetujuan Aiden.     

Ditinggalkan seperti itu oleh Harris, membuat Nico merasa malu dan kesal.     

"Aku membenci ayahmu, tetapi aku berterima kasih kepadamu. Kami bersalah karena telah menyakitimu, padahal kamu telah melindungi adikku. Kamu juga mengenal bibiku. Lain kali, kalau kamu membutuhkan, kamu bisa menggunakan namaku," kata Nico sambil menepuk dadanya.     

Jonathan tersenyum. Berita mengenai Nico di luar sana tidak terlalu bagus, tetapi setelah berkenalan dan berbicara dengan orangnya langsung, Jonathan berpikir bahwa Nico tidak buruk.     

"Baiklah kalau begitu, aku terima permintaan maafmu. Aku pasti akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di hotel itu dan memberitahumu," kata Jonathan.     

"Tidak perlu menyelidikinya. Katakan saja pada ayahmu untuk menyiapkan liang kuburnya," cibir Nico.     

"Nico …"     

"Kalau ia berani mencari masalah dengan Keluarga Atmajaya, ia seharusnya tahu konsekuensinya. Kamu beristirahatlah saja, aku yang akan mengurusnya sendiri," setelah itu, Nico pergi dari rumah sakit.     

Tepat saat ia baru keluar dari pintu rumah sakit, sekelompok wartawan langsung mengepungnya. Untung saja Harris membawa beberapa pengawal Aiden sehingga mereka bisa membantu Nico untuk melarikan diri.     

Pengawal tersebut langsung mengantar Nico menuju ke tempat parkir.     

"Nico, kami dengar kamu dan Raisa membuka kamar hotel dan ditangkap oleh Raka. Apakah besar?"     

"Sejak kapan kamu dan Raisa berhubungan?"     

"Apakah kalian berencana untuk menikah?"     

"Dua tahun lalu, kamu membatalkan pertunanganmu dengan Lisa dan bertunangan dengan Tara. Sekarang kamu berhubungan dengan Raisa. Apakah pertunanganmu dengan Tara sudah berakhir?"     

Nico ingin balas membentak para wartawan itu dan mengatakan bahwa mereka hanya dijebak.     

Ia ingin mengatakan pada para wartawan itu bahwa seharusnya hotel tempat mereka berada itu ditutup atau dihancurkan saja sekalian!     

Malam ini, ia dan Raisa terperangkap di kamar hotel. Mungkin itu adalah perbuatan Keluarga Mahendra.     

Yang membuat Nico semakin kecewa, Raka mengetahui semuanya. Dan dengan liciknya, ia yang datang untuk menangkap mereka.     

Nadine dan Jonathan juga terperangkap di hotel yang sama. Pasti Toni lah yang melakukan semua ini.     

Toni ingin memilih istri untuk Jonathan. Saat mencari wanita di seluruh kota, menurutnya Nadine dari Keluarga Atmajaya lah yang paling cocok untuk putranya. Tidak hanya memiliki latar belakang keluarga yang bagus, Nadine memiliki sifat yang lembut dan baik hati. Ia adalah wanita yang paling cocok untuk menjadi menantu Keluarga Srijaya.     

Tetapi Jonathan sudah memiliki anak dan kemungkinan besar Nadine yang masih melajang tidak akan mau menikahinya. Itu sebabnya, mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Nadine.     

Selain Keluarga Srijaya, Keluarga Mahendra juga sama memalukannya. Nico tidak bisa memahami mengapa Raka melakukan semua ini kepadanya …     

Nico baru saja kembali ke mobilnya ketika Raka meneleponnya, "Nico, apakah kamu sudah melihat berita di internet?"     

"Memangnya kenapa? Apa urusannya aku melihatnya atau tidak? Keluarga kalian telah menjebakku dan memaksaku untuk menikahinya. Apa lagi yang kalian inginkan dariku?" tanya Nico dengan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.