Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Orang yang Ada di Dekatmu



Orang yang Ada di Dekatmu

0Ketika mendengar hal ini, Anya menatap ke arah Nadine dengan curiga. Apa benar pria yang Nadine sukai adalah Raka?     

"Apa kalian dengar barusan? Nadine memanggil Anya dengan sebutan bibi. Itu artinya Keluarga Atmajaya sudah menerima Anya."     

"Nadine menyukai Raka Mahendra?"     

"Ini berita yang luar biasa. Nadine menyukai Raka, Raka menyukai Anya, Anya menyukai Aiden dan Aiden menyukai Keara."     

"Bukan begitu! Keara yang menyukai Aiden, sementara Aiden menyukai Anya.     

"Benar! Aiden dan Anya saling mencintai. Dunia hanya milik mereka berdua, yang lain mengontrak!"     

Nadine menjadi marah karena semua orang di sekelilingnya menjadi ribut. "Raisa, tutup mulutmu!"     

Raisa tahu ia telah melakukan kesalahan, tetapi ia tidak mau mengakuinya dan berkata dengan suara pelan, "Aku tidak mengatakan hal yang salah."     

"Raisa, apa yang kamu lakukan di sini?" Raka akhirnya tiba di sana.     

"Kakak, mengapa kamu datang ke sini?" wajah Raisa menjadi pucat saat melihat kedatangan kakaknya dan kemudian ia melotot ke arah Anya. Ia menebak bahwa Anya lah yang memanggil kakaknya kemari.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Raka sekali lagi. wajahnya terlihat menyeramkan.     

"Aku … Aku datang untuk menemui Nadine. Aku dengar ia bekerja di sini. Sudah beberapa tahun aku tidak bertemu dengannya," Raisa langsung melangkah maju dan menggandeng tangan Nadine.     

Nadine tidak membongkar kebohongan Raisa, tetapi berusaha untuk mengusirnya dengan halus. "Aku masih bekerja. Lain kali kita bisa bertemu saat aku sedang senggang. Kak Raka lebih baik mengajak Raisa pulang. Kalau tidak, toko kami akan terganggu."     

Raka memandang ke arah Anya dengan tatapan minta maaf. "Maaf Raisa sudah mengganggumu. Aku akan membawanya pulang."     

"Aku tidak mau pulang. Aku masih ingin di sini!" Raisa tidak mau pergi, tetapi Raka mengabaikan teriakannya dan memaksanya untuk pergi dari sana.     

Nadine langsung menatap ke arah Anya dengan kahwatir.     

"Tidak apa-apa, kamu kembali tepat waktu," Anya hanya tertawa.     

"Raisa tidak berniat buruk. Ia hanya bodoh. Tidak usah takut kepadanya," kata Nadine, berusaha utnuk menenangkan Anya.     

"Aku sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya. Kalian semua kembalilah bekerja, aku akan naik ke lantai atas lagi," Anya berbalik dan pergi.     

Nadine memikirkan mengenai apa yang Raisa katakan barusan dan merasa bahwa ia harus menjelaskannya.     

"Bibi, ada yang harus aku bicarakan padamu," kata Nadine, sebelum Anya bisa naik ke lantai atas.     

Begitu masuk ke ruangan kantor di lantai dua, Anya langsung menuangkan secangkir teh untuk Nadine, "Duduklah."     

Nadine tersenyum dan duduk di sofa.     

"Kamu ingin memberitahuku mengenai Raka?" tadi Raisa telah mengatakan bahwa Nadine menyukai Raka di hadapan semua orang. Sekarang, tiba-tiba saja Nadine ingin berbicara dengannya. Mana mungkin Anya tidak tahu apa yang mau dibicarakannya.     

Nadine mengangguk. "Memang dulu aku menyukai Raka. Tetapi setelah tahu bahwa ia menyukai orang lain, aku menyerah."     

"Apakah sekarang kamu masih menyukainya?" tanya Anya.     

Nadine menggelengkan kepalanya. Raka adalah pria yang tidak akan pernah bisa ia dapatkan karena Raka tidak menyukainya. Lima tahun lalu, Nadine sudah mengetahui hal itu.     

"Aku ingin menikah dengan pria yang mencintaiku. Raka adalah pria baik, tetapi ia tidak menyukaiku. Tidak ada gunanya tetap menyukainya," kata Nadine dengan santai.     

"Coba sekali-sekali jangan melihat terlalu jauh. Hargailah orang-orang yang ada di dekatmu," kata Anya sambil tersenyum.     

Anya tahu mengenai perasaan Harris dan melihat bagaimana Harris sangat melindungi Nadine. Dan Anya memiliki firasat bahwa perasaan Harris itu tidak bertepuk sebelah tangan.     

"Bibi, apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti," wajah Nadine merona. Ia berpura-pura tidak memahami apa yang Anya katakan.     

"Kamu tidak mengerti?" Anya tertawa dan sengaja bertanya untuk memancing Nadine, "Ngomong-ngomong, Shania pernah meminta nomor telepon Harris sebelumnya. Apakah aku boleh memberikan nomor telepon Harris kepadanya?"     

"Mengapa Shania meminta nomor telepon Harris?" Nadine langsung terlihat panik.     

"Harris kan tampan. Ia juga baik hati, bertanggung jawab dan bisa diandalkan. Kebanyakan wanita menyukai pria seperti itu. Hari ini Shania sudah membantuku. Mungkin aku harus memberikan nomor telepon Harris sebagai tanda terima kasih," kata Anya.     

"Tidak, tidak. Shania terlalu ceria. Harris tidak suka wanita yang cerewet," kata Nadine dengan cepat.     

"Tidak heran akhir-akhir ini kamu jadi pendiam," Anya tertawa saat mengatakannya.     

"Aku tidak mau menceritakan apa pun kepadamu!" Nadine langsung melarikan diri dari kantor dengan malu.     

Walaupun Nadine bererapa tahun lebih tua dari Anya, ia masih sangat polos. Ia terlihat sangat malu saat digoda oleh Anya.     

…     

Sorenya, Anya pergi bersama dengan Esther untuk melihat rempah-rempah.     

Nadine bisa pulang lebih awal karena Anya tidak berada di kantor. Sementara itu, Aiden juga tidak sedang berada di Indonesia, sehingga Harris tidak perlu lembur.     

Ia mengambil inisiatif untuk mengajak Nadine makan malam dan menonton bioskop. Tentu saja Nadine langsung menyetujuinya!     

Siapa yang tahu tepat saat mereka baru selesai makan malam, Harris mendapatkan panggilan dari Bima, memintanya untuk kembali ke rumah Keluarga Atmajaya.     

"Nadine, kakekmu memintaku untuk kembali ke rumah Keluarga Atmajaya. Apakah kamu mau ikut denganku?" tanya Harris.     

Nadine langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berani kembali. Aku lah yang telah menyebabkan paman dan bibi bercerai. Pergilah. Aku akan pulang sendiri nanti setelah menonton bioskop."     

"Setelah kamu menonton bioskop, telepon aku. Aku akan menjemputmu dan pulang bersama denganmu," kata Harris.     

"Aku akan menunggumu," Nadine melihat Harris meninggalkan bioskop.     

Filmnya masih belum dimulai, tetapi sudah banyak orang yang menunggu di sana.     

Nadine mengambil foto poster film tersebut dan mengirimkannya pada Anya.     

Nadine : Bibi, aku menonton film ini sendirian.     

Ketika melihat tiket dan poster film tersebut, Anya langsung terkejut.     

Anya : Itu kan film romantis. Seharusnya kamu menontonnya bersama dengan Harris.     

Wajah Nadine terlihat pahit saat membaca pesan Anya.     

Nadine : Seharusnya aku memang menonton bersama dengan Harris, tetapi kakek memanggilnya.     

Setelah mengirimkan pesan itu, ponsel Nadine menerima sebuah pesan dari Jonathan. Mereka sempat berkenalan saat Jonathan menjemput Alisa di rumah Anya sehingga Nadine tidak terlalu terkejut saat mendapatkan pesan yang mendadak dari pria itu.     

Jonathan : Nadine, aku sedang ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Aku meninggalkan Alisa, tertidur di kamar hotel. Apa bisa aku meminta tolong padamu untuk menjaganya? Mintalah kunci kamarnya dari resepsionis. Kalau Alisa terbangun, ajak dia untuk makan malam di restoran hotel. Aku akan menjemputnya nanti setelah pekerjaanku selesai. Aku tidak bisa meminta tolong pada siapa pun. Maaf mengganggumu dan terima kasih.     

Nadine tidak ingin menonton film romantis sendirian. Ia juga sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Alisa sehingga ia merindukan gadis kecil itu.     

Akhirnya, Nadine memutuskan untuk menyimpan tiket film tersebut di dalam tasnya dan pergi.     

Berdasarkan pesan dari Jonathan, Nadine bisa menemukan hotel tempat Alisa berada dengan cepat dan langsung meminta kuncinya pada resepsionis. Petugas resepsionis itu langsung memberikan sebuah kunci kamar tersebut padanya.     

Saat memasuki lift, Nadine mengirimkan pesan pada Anya.     

Nadine : Bibi, aku pergi mengunjungi Alisa. Aku akan mengirimkan fotonya kepadamu nanti.     

Saat itu, Raisa sedang makan malam di restoran yang berada di lantai satu. Ia keluar dari restoran tersebut, berniat mencari tempat sepi untuk menelepon.     

Tidak sengaja, ia melihat sosok yang familier memasuki lobi hotel dari kejauhan.     

Karena sosok itu familier untuknya, ia memutuskan untuk mengikutinya dan menemukan bahwa benar, Nadine lah yang memasuki lift!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.