Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengetahui Semuanya



Mengetahui Semuanya

0"Aku dan Aiden sudah menikah dua tahun lalu. Keara juga sudah mengetahuinya dan Keluarga Atmajaya tidak menyembunyikan pernikahan kami darinya. Tetapi sekarang ia hamil anak Aiden. Apakah ia sengaja ingin aku menceraikan Aiden dan memberikan posisiku kepadanya? Apakah Keara sengaja ingin menghancurkan rumah tanggaku?" kata Anya tanpa ampun.     

"Apa?" Indah terdiam di tempatnya, kesulitan untuk menjawab. "Kamu … Kamu sudah menikah?"     

"Karena aku sudah memberitahu semuanya kepadamu, aku ingin menanyakan sesuatu. Dua tahun lalu, bibi dan kak Maria menjalani tes DNA, kan? Pada saat itu, seorang informan mengatakan bahwa ia menemukan anak perempuan yang mungkin adalah anak salah satu dari kalian. Apakah bibi tahu hasilnya?" tanya Anya.     

"Aku dengar bahwa Maria menemukan putrinya. Aku benar-benar berharap pada saat itu, tetapi ternyata anak itu bukanlah anakku sehingga aku sakit lagi," kata Indah.     

"Apakah Keara memberitahumu siapa anak itu?" tanya Anya lagi.     

"Aku tidak tahu. Katanya Keluarga Atmajaya menyembunyikannya dan tidak mengumumkannya di depan umum."     

Anya menarik napas dalam-dalam dan berkata. "Anak itu adalah aku."     

"Bagaimana mungkin?" Indah langsung menyangkal. "Kamu kan …"     

"Ada apa denganku?"     

Indah tidak melanjutkannya. Ia yakin betul bahwa Anya adalah anak Galih karena ia benar-benar mirip dengan Keara.     

Ia selalu membayangkan suaminya memiliki anak dengan Diana, yaitu Anya.     

Dan anaknya saat ini, Keara, bukanlah anak kandung yang berasal dari rahimnya, tetapi merupakan anak kakaknya.     

Sementara itu, anaknya sendiri sudah meninggal. Hidupnya benar-benar menyedihkan.     

Indah tidak mau memberitahu Anya yang sebenarnya karena ia tidak mau Anya merebutkan warisan Keluarga Pratama dengan Keara.     

Meskipun Keara bukan anak kandungnya, Keara adalah anak kakaknya yang sudah ia besarkan sejak kecil. Indah lebih memilih Keara lah yang mendapatkan semua warisan Galih.     

"Kamu kan punya orang tua sendiri. Bagaimana mungkin kamu adalah anak Maria?" Indah langsung mengubah kata-katanya.     

"Ibuku memang punya anak perempuan, tetapi anaknya itu meninggal begitu lahir. Nenekku yang mengadopsi aku. Dua tahun lalu, Keara tahu bahwa aku dan Aiden sudah menikah. Untuk memisahkan aku dan Aiden, ia dan Toni Srijaya bekerja sama untuk memanipulasi hasil tes DNA itu dan membuatku menjadi anak Keluarga Atmajaya," kata Anya dengan tenang sambil memperhatikan ekspresi di wajah Indah.     

Ia juga khawatir kalau Indah tidak bisa menerima semua berita ini dan sakit lagi.     

Bagaimana kalau tiba-tiba Indah pingsan? Ia tidak mau bertanggung jawab!     

Indah merasa jantungnya berdebar semakin kencang dan napasnya semakin cepat.     

"Kamu meninggalkan Aiden dua tahun lalu karena Keluarga Atmajaya salah mengira kamu sebagai anak Maria?" Indah memahami cerita Anya.     

"Iya. Saat itu, aku juga mengandung dan aku harus kehilangan anakku. Selama dua tahun terakhir, Kak Maria menyesali kejadian itu dan menyalahkan dirinya sendiri. Belum lama ini, ia menemukan anak kandungnya yang sebenarnya."     

Anya tidak bisa menahan senyum pahit di wajahnya. "Aku dan Aiden saling mencintai, tetapi kami harus berpisah selama dua tahun karena perbuatan seseorang. Anak yang ada di dalam kandunganku juga tidak bersalah. Bibi, aku hanya ingin bilang padamu bahwa kamu tidak akan pernah menyelamatkan Toni atau pun Keara. Aku tidak akan pernah memberikan Aiden pada Keara. Aku yakin, Aiden juga tidak akan membiarkan pembunuh anak kami membiarkan dirinya hamil dengan anaknya. Mengenai dari mana Keara bisa mendapatkan anak itu, lebih baik bibi tanyakan sendiri padanya."     

Indah memikirkan kembali mengenai sikap Keluarga Atmajaya terhadap Keara. Ditambah lagi Bima menyuruh orang untuk menangkap Toni. Sepertinya, semua yang Anya katakan itu benar.     

Bagaimana mungkin Keluarga Atmajaya tidak membenci Keara setelah mengetahui hasil tes DNA itu? Hasil tes DNA itu lah yang membuat Anya dan Aiden harus berpisah dan kehilangan anak mereka. Itu artinya Keluarga Atmajaya juga kehilangan keturunan mereka.     

Sekarang Toni telah tertangkap. Sepertinya, nasib Keara juga akan sama sebentar lagi.     

Setelah menata pikirannya untuk sejenak, akhirnya Indah bisa mengendalikan perasaan shocknya. Ia bangkit berdiri dan membungkuk pada Anya. "Anya, aku benar-benar minta maaf atas semua kata-kataku barusan. Aku minta maaf. Keara lah yang telah melakukan kesalahan besar dan telah menyebabkan banyak hal terjadi pada Keluarga Atmajaya dan keluargamu. Aku benar-benar minta maaf."     

Anya langsung bangkit berdiri dan membantu Indah untuk duduk kembali. "Bibi, aku selalu menghormatimu. Aku bahkan berharap saat tua nanti aku bisa menjadi wanita yang elegan dan bersahaja sepertimu. Jangan salahkan dirimu atas pilihan Keara. Bibi harus menjaga kesehatan."     

"Aku harap kamu bisa menemukan orang tuamu," Indah menepuk pundak Anya. Ia mengambil buket bunga yang indah itu dan pergi dari kafe itu bersama dengan asistennya.     

…     

Sekitar jam 4 sore, Keara membawa buket bunga dan pergi untuk mengunjungi ibunya di rumah sakit. Tetapi asisten Indah langsung menghentikannya.     

"Nyonya tidak ingin bertemu dengan Anda sekarang. Silahkan pergi," Asisten tersebut berbicara dengan sikap yang sangat formal.     

"Beraninya kamu menghentikanku? Menyingkir lah!" Keara berniat untuk masuk, tidak peduli apa pun yang terjadi.     

Galih benar-benar marah padanya karena masalah kehamilannya. Ia sudah tidak lagi percaya pada Keara dan sangat kecewa padanya.     

Sekarang, hanya ibunya satu-satunya orang yang masih membelanya. Ia harus bisa mengambil hati ibunya.     

"Nona, Nyonya bertemu dengan Nona Anya siang tadi dan ia sudah tahu semuanya," kata asisten tersebut.     

"Apa?" Keara terkejut. "Ibu, mengapa kamu bertemu dengan Anya?"     

"Nyonya sangat mencintai Anda dan anak di dalam kandungan Anda. Ia bertemu dengan Nona Anya dan meminta agar Nona Anya meninggalkan Tuan Aiden untuk kebahagiaan Anda. Tetapi ia tidak menyangka kalau ternyata Anda lah yang merusak rumah tangga orang lain. Dan Nyonya juga sudah tahu bahwa Anda tidak mengandung anak ini bersama dengan Aiden, tetapi melalui inseminasi buatan. Nyonya sangat sedih sekarang dan tidak mau bertemu dengan Anda. Lebih baik Anda pulang saja," kata asisten tersebut.     

Di dalam kamar, Indah menghapus air matanya dengan sedih. Ia mengingat kembali Keara pada saat masih kecil, begitu polos dan baik hati.     

Ia telah bekerja keras untuk membesarkan Keara agar menjadi wanita yang baik.     

Tetapi ternyata baginya keselamatan ibunya tidak lebih berharga dibandingkan cinta seorang pria.     

Keara tahu bahwa Anya dan Aiden sudah menikah, tetapi ia tetap memilih untuk menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga mereka dan mengandung anak Aiden.     

Dan yang membuat Indah lebih sakit hati lagi, ternyata anak di dalam kandungan Keara ternyata adalah hasil inseminasi buatan. Itu artinya, Keara sengaja ingin menghindari menyelamatkan ibunya dengan menggunakan kehamilan ini.     

Indah menganggap Keara sebagai putrinya sendiri, putrinya yang baik hati dan lemah lembut. Bagaimana bisa putrinya melakukan hal sekejam ini?     

Lihat saja apa yang telah ia lakukan? Ia telah mengubah hasil tes DNA dan membuat Aiden dan Anya bercerai dan kehilangan anaknya.     

Aiden dan Anya harus berpisah selama dua tahun. Selama dua tahun itu pun, Keara masih tidak bisa mendapatkan hati Aiden, tetapi ia masih ingin hamil anak Aiden dengan cara yang salah.     

Apa yang Anya katakan benar. Bagaimana mungkin Aiden membiarkan pembunuh anaknya mengandung anaknya sendiri?     

Aiden tidak pernah menyentuh Keara sama sekali, tetapi Keara hamil. Keara melakukan hal ini hanya untuk mendapatkan hati seorang pria. Apakah ia tidak pernah memikirkan mengenai perasaan keluarganya?     

Indah merasa sangat malu dengan perbuatan anaknya.     

"Ibu, jangan percaya pada kata-kata Anya. Ia berbohong padamu, Bu …" Keara tidak mau pergi dan terus berteriak dari pintu depan.     

Indah merasa sangat marah dan akhirnya memutuskan untuk menelepon suaminya, menyuruh Galih untuk mengusir Keara dari kamarnya.     

"Indah, jangan terlalu emosi. Kamu harus menjaga kesehatanmu," kata Galih.     

"Aku telah gagal mendidik Keara. Anak itu telah menyakiti Anya dan Keluarga Atmajaya. Galih, tidak perlu mengurus masalah kakakku. Ia bertanggung jawab atas perbuatannya dan biarkan ia merasakan ganjarannya. Dan mengenai Keara, ia memang bukan anakku, jadi aku tidak menyalahkannya kalau ia tidak mau mendonorkan livernya padaku," kata Indah dengan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.