Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Telepon Polisi



Telepon Polisi

0"Ini saatnya mereka membayar semua perbuatan mereka. Ini saatnya aku menyelesaikan semuanya. Aku akan segera kembali."     

Anya tidak pernah melihat Indah marah seperti ini. Di mata Anya, Indah adalah sosok yang penyabar dan lemah lembut.     

Memang benar apa kata orang. Orang yang jarang marah akan terlihat berpuluh-puluh kali lipat lebih menyeramkan dibandingkan orang biasa saat sedang murka.     

Tetapi saat ini, Anya tidak bisa menghibur dan menenangkan ibunya karena ia sendiri juga kesulitan untuk menahan emosinya.     

Ia masih bersandar di pelukan suaminya. Tangan Aiden terus mengelus punggungnya dengan lembut, berusaha untuk menenangkannya.     

"Aku berhutang banyak pada Diana, karena telah menyelamatkan putriku. Tetapi keluargaku sendiri malah mencelakainya," kata Indah dengan suara tercekat. "Jangan khawatir, Anya. Ibu tidak akan membiarkan semua ini begitu saja."     

Anya mengangguk. Ia bisa melihat ketulusan di wajah Indah. Ia yakin ibunya tidak akan membiarkan siapa pun yang hendak menyakitinya pergi.     

Meskipun mereka baru bertemu setelah sekian lama, meskipun Anya tidak tahu seberapa penting arti dirinya di dalam hidup ibunya, satu yang ia tahu, seorang ibu tidak akan pernah membiarkan anaknya terluka.     

Indah pergi dari rumah sakit, diiringi dengan suara sepatu hak tingginya yang terasa bergema dengan keras di telinga Anya.     

Ibunya yang penyabar itu sangat murka!     

Sebelum menikah dengan Galih, Indah memiliki kekasih. Ia sangat mencintai kekasihnya itu dan berharap suatu hari nanti, ia bisa menikah dan memiliki keluarga bersama dengan pria yang dicintainya.     

Tetapi, demi keluarganya, ia rela untuk melepaskan kebahagiaannya, melepaskan pria yang dicintainya. Ia mengorbankan cintanya dan dipaksa untuk menikahi kakak iparnya sendiri, untuk mengurus keponakannya yang masih kecil.     

Dari awal hingga akhir, keberadaan Indah di Keluarga Srijaya tidak berarti.     

Hanya Lina, ibu kandung Keara, saja yang diakui sebagai putri dari Keluarga Srijaya. Indah memang dikenal sebagai anak perempuan kedua Keluarga Srijaya, tetapi ia bukanlah siapa-siapa.     

Ia hanya sebuah alat yang bisa digunakan sesuka hati oleh Keluarga Srijaya.     

…     

Di rumah Keluarga Srijaya, Fany sedang duduk di sofa sambil menangis. Lisa memandang ke arah ibunya dengan tidak sabar. "Ibu, seharusnya kita mencari kakak sekarang!"     

"Aku tidak mau bertemu dengan anak sialan itu. Ia bahkan tidak mau menyelamatkan ayahnya sendiri. Lisa, kamu harus bantu ibu. Ibu tidak tahu apakah Diana selamat atau tidak. Aiden mencurigai ibu. Tidak lama lagi, ia pasti akan segera bertindak. Bagaimana kalau kamu mencarikan ibu tiket pesawat ke luar negeri. Ibu akan bersembunyi dan kembali ke Indonesia setelah semuanya lebih tenang," kata Fany dengan gugup.     

Lisa merasa kepalanya mulai berdenyut. Ia tidak menyangka ibunya akan melakukan hal se-ekstrem itu. Karena ingin mengeluarkan suaminya dari penjara, ia bahkan sampai menyuruh seseorang untuk menculik Diana.     

Diana adalah ibu yang membesarkan Anya. Demi putrinya yang tidak berhubungan darah itu, ia bahkan rela bekerja keras banting tulang sendirian untuk membesarkannya. Bagi Diana, Anya jauh lebih berharga dari dirinya sendiri.     

Cinta di antara mereka sangatlah dalam. Bagaimana mungkin Anya akan memaafkan orang yang melukai ibunya?     

Mana mungkin Aiden membiarkan orang yang membuat Anya sedih bisa hidup dengan tenang?     

Menyerang orang yang berharga bagi Anya dan membuat Anya sedih sama saja artinya mencari masalah dengan Aiden.     

Dan Aiden akan membalasnya beribu-ribu kali lipat lebih sadis.     

"Sekarang kita hanya bisa berharap Bibi Diana selamat. Kalau tidak …"     

"Kalau tidak apa? Kamu akan membiarkan Aiden membunuh ibu?" teriak Fany dengan marah.     

"Kamu harus membayar atas perbuatanmu," Indah muncul di rumah Keluarga Srijaya bersama dengan Jonathan, tepat saat ia mendengarkan pembicaraan Fany dan Lisa.     

Fany merasa sangat marah saat melihat Indah datang bersama Jonathan. Mengapa dua orang ini bisa memiliki hubungan yang baik?     

"Bibi, kamu datang …" Lisa langsung bangkit berdiri dan menyapanya.     

Indah menatap ke arah keponakannya dengan dingin. Sebelumnya, ia lah yang membantu Lisa untuk bisa menikah dengan pria yang dicintainya. Ia sudah melakukan apa pun untuk men "Apakah kamu tahu apa yang ibumu lakukan?"     

"Indah, apa maksudmu? Apakah kamu lupa terhadap keluargamu sendiri?" Fany mendengus saat melihat Indah. Sikapnya pada adik iparnya sendiri itu sangat buruk.     

"Apa benar kamu yang menyuruh seseorang untuk menculik Diana, membuatnya terluka parah?" Indah tidak datang ke sana untuk berbasa-basi. Ia datang ke sana untuk menghukum     

Ketika mengetahui bahwa Diana terluka, wajah Jonathan terlihat sedih.     

Ia pernah datang beberapa kali ke rumah Diana karena ia cukup dekat dengan Anya. Baginya, Diana adalah sosok yang sangat baik. Alisa pun menyukainya dan selalu memanggilnya dengan sebutan Nenek Diana.     

Fany telah melakukan kejahatan pada orang sebaik itu, membuatnya terluka parah dan tidak sadarkan diri.     

"Indah, kamu baru saja datang tetapi langsung menuduhku. Apakah kamu tidak ingat pada kakakmu? Kakakmu masih berada di dalam penjara, tetapi kamu sama sekali tidak berniat untuk membantunya. Di sana dingin dan kotor. Apakah kamu tega membiarkan kakakmu mendekam di sana, merayakan tahun baru sendirian?" Fany sama sekali tidak berniat mengakui kesalahannya dan malah memarahi Indah balik.     

Indah mencibir saat mendengarnya. "Kalau kamu sangat khawatir pada kakak, mungkin kamu lebih baik menemaninya."     

"Apa maksudmu? Seharusnya kamu mengeluarkannya dari sana, bukan malah …"     

"Bukan apa? Apakah kamu masih tidak sadar terhadap kesalahanmu?" sela Indah dengan marah. "Apakah di matamu, aku masih sama seperti Indah yang dulu? Kalian semua mencintai Keara, tetapi kalian berniat untuk membunuh putri kandungku. Apakah kamu pikir setelah aku tahu semuanya, aku tetap akan menganggapmu sebagai kakak iparku?"     

Fany terkejut saat mendengarnya. Ia tidak menyangka Indah akan mengetahui semuanya. Tetapi bukan berarti ia harus mengakuinya kan? Ia bisa berpura-pura bodoh!     

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan? Apakah kamu salah paham?"     

"Apakah kamu ingat panti asuhan yang kamu bakar? Apakah kamu ingat anak-anak tidak bersalah yang kamu bunuh? Kamu bilang bahwa kamu tidak bisa menemukan putriku di sana, tetapi sebenarnya kamu yang membunuh semua anak itu karena khawatir ada putriku di sana, kan?" kata Indah.     

Lisa terbelalak saat mendengarnya. Ia memandang ibunya dengan mulut menganga. "Apakah itu benar, ibu?"     

Sekarang, Lisa sendiri sudah menjadi seorang ibu. Ia tidak bisa membayangkan ada orang kejam yang bisa melukai anak-anak kecil yang tidak bersalah.     

Tetapi baru saja, ia mendengar bahwa ibunya telah membakar sebuah panti asuhan dan membunuh semua anak yang berada di sana.     

"Aku tidak tahu dari mana kamu mendengar berita palsu itu. Aku memang pergi ke panti asuhan itu untuk membantumu mencari anakmu, tetapi aku tidak bisa menemukannya sehingga aku kembali. Aku tidak tahu mengapa panti asuhan itu terbakar. Hanya karena aku pernah mengunjungi panti asuhan itu, kamu langsung menuduh bahwa aku yang melakukannya?" Fany menolak untuk mengakuinya.     

Ia yakin betul tidak ada orang yang melihatnya membakar tempat itu. Ia sudah sangat berhati-hati!     

"Apakah kamu pikir Tuhan tidak melihat perbuatanmu? Apakah kamu pikir, dengan menyangkalnya, tidak akan ada orang yang tahu? Kamu dan kakak yang membuat keluarga ini semakin hancur. Dulu, saat ayah masih hidup, keluarga ini bisa hidup dengan rukun dan damai. Kalau aku tidak membantumu, Keluarga Srijaya pasti sudah akan bangkrut. Kalau aku tidak membantumu, kamu tidak akan bisa menikmati semua kemewahan ini. Apakah ini caramu membalasku?" Indah berteriak sekeras mungkin, menyuarakan semua kemarahannya selama ini.     

Ketika melihat Indah memarahinya, Fany merasa tidak terima. "Indah! Mengapa kamu tidak berkaca? Kamu tidak bisa mengandung anak, tetapi Galih tidak menceraikanmu. Itu karena ada Keluarga Srijaya di belakangmu. Apakah benar kamu yang membantu keluarga ini? Kamu hanya mengincar posisi sebagai Nyonya Pratama. Kamu mengurus Keara karena kamu tidak bisa menemukan putrimu. Kamu yang membutuhkan Keara, bukan sebaliknya. Jangan pikir kamu hebat!"     

Lisa langsung menarik tangan ibunya. "Ibu, bagaimana bisa kamu bilang begitu pada bibi? Selama ini, bibi selalu membantu keluarga kita. Bagaimana mungkin kamu membalasnya dengan cara seperti ini."     

Indah tertawa dengan keras. Ia terlihat seperti telah ditampar dengan keras, ditampar dengan fakta bahwa selama ini ia tidak berarti bagi Keluarga Srijaya.     

Tidak peduli apa pun yang ia lakukan untuk keluarga ini, tidak peduli apa pun yang ia korbankan untuk keluarga ini, semuanya tidak berarti apa-apa.     

"Oh, apakah itu yang kamu pikirkan selama ini? Tidak heran kamu berbuat kejam dan berniat untuk melukai putriku. Aku sudah tahu apa yang kakak dan kamu lakukan. Aku sudah tahu semuanya. Tidak usah berpura-pura lagi di hadapanmu. Karena kamu khawatir pada kakak, aku akan mengirimmu untuk menemaninya di dalam penjara. Jonathan, cepat telepon polisi sekarang juga!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.