Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Foto Lama Kembali Muncul



Foto Lama Kembali Muncul

0"Anya, bagaimana bisa ibu Raka menyukai Della, tetapi sama sekali tidak menyukaimu?" tanya Tara.     

"Apakah kamu tidak bisa menebaknya? Raka pasti sudah memberitahu ibunya bahwa Della adalah anak dari Salim," kata Anya dengan acuh tak acuh.     

Tara langsung paham. "Tidak heran sikap Irena pada Della langsung berubah 180 derajat. Ternyata semuanya demi kepentingan keluarganya!" Tara menggelengkan kepalanya.     

"Halim memiliki kondisi keterbelakangan mental. Harris tidak mau kembali ke Keluarga Mawardi. Tidak ada keturunan yang bisa meneruskan perusahaan perhiasan dari Keluarga Mawardi. Secara kebetulan, Della mempelajari desain perhiasan. Irena merasa bahwa ini adalah kesempatan yang besar untuk Della kembali ke keluarganya dan mengambil alih perusahaannya. Pernikahan Raka dengan Della adalah pernikahan yang sangat menguntungkan untuk Keluarga Mahendra," kata Nadine dengan serius.     

"Yang paling penting adalah Della mencintai Raka dengan sepenuh hati. Bagaimana mungkin Irena tidak bahagia?" Tara dan Nadine mengobrol sambil minum, terlihat sangat senang bergosip mengenai orang lain.     

"Apakah kalian tidak ada yang lihat saat Dewi Mawardi pulang lebih awal?" Nico langsung menghampiri dan ikut bergosip dengan para wanita.     

Tara langsung memandangnya dengan kesal. "Mengapa kamu tidak membantu keluargamu untuk mengurus acara?"     

Anya baru sadar bahwa Dewi Mawardi sudah tidak ada di sana. "Mengapa Dewi pergi?"     

"Bibi tidak tahu betapa hebatnya ibu Raka. Ia menggandeng Della ke sana kemari, menyapa semua tamu, termasuk Salim dan Dewi. Dewi terlihat sangat marah. Ia memotong pembicaraan mereka dan mengatakan bahwa ia tidak enak badan sebelum ia pergi," Nico memandang ke arah kejauhan. "Lihat saja, ayah Raka dan Salim Mawardi sedang mengobrol dengan sangat akrab. Sepertinya, akan ada pernikahan dalam waktu dekat."     

Anya mengerutkan keningnya saat mendengar hal itu.     

Sepertinya ia harus menyiapkan banyak hadiah.     

Sebentar lagi, Nico dan Tara akan menikah. Nadine dan Harris juga akan menikah. Sekarang, Raka dan Della juga mengantri dalam barisan.     

Saat mereka sedang berbincang-bincang, Jessica kembali ke acara dengan mengenakan gaun baru. Ia memandang ke arah Anya dengan dingin dan kemudian menghampiri orangtuanya.     

Sekitar jam 10 malam saat makan malam sudah akan berakhir, sebuah layar besar yang digunakan untuk menampilkan foto Arka dan Aksa tiba-tiba saja berubah.     

Itu bukan foto Arka dan Aksa, melainkan foto Anya!     

"Apa itu?" akhirnya seseorang menyadari bahwa ada yang aneh dengan layar besar tersebut.     

Foto itu adalah foto ranjang dan pemeran utamanya adalah Anya. Wajah pria di foto itu tidak terlihat dengan jelas, tetapi siapa pun yang mengenal Raka pasti langsung mengenalinya.     

Della melihat foto itu dan langsung menoleh ke arah Raka. Mata tajam Raka memandang ke arah adiknya dengan tatapan yang dingin dan menusuk.     

Raisa juga terperangah melihat foto itu. Ia merasa sangat ketakutan saat melihat pandangan menusuk dari kakaknya. Bukan ia yang melakukan hal ini, tetapi ia juga turut bersalah karena ia lah yang menyebabkan foto itu ada.     

"Bukan aku yang melakukannya, Kak. Kakak harus percaya padaku!" Raisa berusaha untuk menjelaskannya.     

"Raka, apa maksudnya ini?" Salin terlihat tidak senang saat melihat foto itu.     

Ia berniat untuk menikahkan putrinya pada Raka. Tetapi melihat Raka dan Anya memiliki hubungan, Salim berniat untuk membatalkannya.     

Begitu foto itu terpampang, keributan kembali terjadi.     

"Wah, luar biasa! Bukankah wanita di foto itu adalah Anya? Aku sudah mendengar rumor hubungannya dengan Raka sebelumnya. Tetapi aku tidak menyangka aku akan melihat foto ranjang!"     

"Benar-benar memalukan. Ia terlihat sangat polos, tetapi ternyata hatinya seperti ular."     

"Ia pantas diperlakukan seperti ini."     

Anya mendengar keributan itu dan menghampiri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Aiden langsung menghentikannya.     

"Nadine, bawa bibimu untuk mengganti pakaiannya. Kita akan segera pulang," kata Aiden.     

"Apakah kita tidak perlu menunggu hingga semua tamu pulang?" tanya Anya.     

"Kak Maria dan Kak Ivan yang akan tinggal hingga acara selesai. Kita bisa pulang dulu," Aiden tidak membiarkan Anya masuk. Ia tidak akan membiarkan Anya melihat foto itu dan terpancing emosi.     

Depresi Anya baru saja membaik. Aiden tidak mau kalau kondisi Anya kembali memburuk.     

"Anya, apakah wanita di foto itu benar-benar kamu?" tanya Bima.     

Anya merasa kebingungan dengan pertanyaan Bima dan memandang ke arah ibunya. "Ibu, apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Ayah, tidak usah dipedulikan. Aku sudah tahu semuanya dan aku bisa mengurusnya," Aiden menghentikan ayahnya agar tidak kembali bertanya.     

"Foto ranjangmu dan Raka muncul di layar besar. Ada banyak orang yang melihatnya. Kalau ini adalah kesalahpahaman, cepat jelaskan pada semua orang," kata Bima dengan marah.     

Aiden tidak bisa menyembunyikan ini lagi dan berusaha untuk menenangkan Anya. "Seseorang sengaja memasang foto itu di layar besar."     

Anya terdiam mendengarnya. Matanya terlihat membara dengan amarah. "Siapa yang melakukannya? Yura? Raisa?"     

"Seharusnya bukan Raisa. Yura juga sudah dibawa oleh polisi. Sebelumnya, apa yang terjadi di rumah sakit semuanya berhubungan dengannya. Aku rasa, Natali memberikan foto itu pada ibunya. Setelah Yura keluar dari penjara, ia menemui Mona dan foto itu pada akhirnya sampai ke tangan Yura," kata Aiden.     

"Aku tidak percaya Yura memiliki kemampuan seperti ini untuk mengendalikan orang-orang di rumah sakit itu dan mengganti foto putraku dengan foto ranjang itu. Aiden, masalah ini menyangkut reputasiku. Kamu harus menemukan siapa yang melakukannya," geram Anya.     

Pada saat yang bersamaan, foto yang ada di layar besar itu berubah menjadi video.     

Video itu diambil sejak Anya memasuk kamar rumah sakit Raka. Seseorang datang dan membuatnya pingsan, sebelum menyeretnya ke ranjang Raka.     

Sebenarnya, di bawah selimut itu, Anya mengenakan gaunnya. Tetapi karena hanya sedikit pundak Anya saja yang terekspos, foto itu terlihat semakin ambigu.     

Tidak lama kemudian, Aiden masuk ke dalam ruangan dan membangunkan Anya. Setelah itu, video tersebut berakhir.     

Aiden menggandeng tangan Anya menuju ke arah layar besar dan berkata dengan suara keras. "Seseorang sengaja menjebak kami dan sengaja ingin menyebarkan foto itu. Video itu adalah kebenarannya. Seseorang sengaja menjebak Anya dan aku sudah mengetahui semuanya."     

Ditemani oleh Raka, Raisa juga berjalan menuju ke arah layar besar itu dan langsung mengakui kesalahannya. "Semua ini adalah salahku. Bukan suatu rahasia kalau dulu aku pernah menyukai Aiden. Awalnya, aku ingin memisahkan Aiden dan Anya dengan melakukan segala cara yang bisa aku lakukan. Bahkan aku menggunakan kakakku untuk memisahkan mereka."     

Raisa menarik napas dalam-dalam. Wajahnya terlihat penuh penyesalan. "Aku tidak menyangka foto ini akan muncul di acara ini. Aku benar-benar minta maaf pada Anya dan Aiden. Aku tahu aku salah dan aku sudah mendapatkan hukuman atas semuanya. Aku benar-benar minta maaf!"     

Raisa meteskan air matanya dan melanjutkan. "Untuk semua gadis yang mencintai seseorang, aku harap kalian menggunakan cara yang benar untuk mendapatkan cinta orang tersebut. Jangan melakukan hal yang salah seperti aku. Jangan menyakiti orang lain untuk mendapatkan kebahagiaanmu. Aku sudah menyesali semuanya dan berharap Aiden dan Anya hidup bahagia selamanya. Aku harap kalian semua tidak menyakiti mereka berdua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.