Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Dikepung



Dikepung

0"Bukan mantan, tetapi hubungan mereka cukup dekat. dua tahun terakhir ini, Jessica mengambil alih perusahaan ayahnya dan sering sekali bekerja sama dengan Atmajaya Group. Bibi harus berhati-hati. Meski kalian sudah menikah, semua wanita tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan pamanku. Apakah bibi mengerti?" Nadine sudah tidak bisa menghentikan mulutnya lagi.     

Semakin banyak kata-kata yang keluar dari mulut Nadine, wajah Anya terlihat semakin mendung.     

"Aku paham. Aku tahu suamiku adalah Aiden Atmajaya sehingga aku ditakdirkan untuk memiliki banyak musuh. Tetapi kalau ada yang berani merebut suamiku di pesta ulang tahun anakku, aku tidak akan mengampuni mereka," senyum Anya terlihat anggun dan tenang. Ia sama sekali tidak terganggu dengan adanya Jessica.     

Aiden sangat mencintainya. Ia adalah ibu dari kedua anak Aiden. Tidak peduli meski Hermawan Group bekerja sama dengan Aiden sekali pun, kalau Jessica berani merebut suaminya, ia akan melawannya di depan semua orang.     

Anya dan Aiden membawa kedua anak mereka ke panggung untuk meniup lilin dan memotong kue. Setelah itu, mereka berfoto bersama dan kemudian ia mengembalikan Arka dan Aksa ke kamar untuk beristirahat.     

Aiden sangat menjaga kedua putranya. Ia tidak membiarkan satu orang pun menyentuh Arka dan Aksa. Para tamu hanya bisa melihat mereka dari sebuah layar besar atau dari foto saja.     

Aiden berdiri dengan tegap. Wajah tampannya memandang Anya dengan sangat lembut. Ia berdiri sedikit di belakang Anya sambil memeluk pinggangnya. Tangannya yang lain memegang tangan Anya, bersama-sama memotong kue di panggung.     

Anya tersenyum, sesekali memandang ke arah Aiden. "Aiden, nanti malam aku ingin minum anggur kesukaanmu."     

"Mengapa kamu tiba-tiba ingin minum anggur?" tanya Aiden.     

"Hari ini adalah harinya Arka dan Aksa. Aku ingin minum anggur untuk merayakan. Apa tidak boleh?" tanya Anya dengan tenang.     

Aiden mengecup pipi Anya dengan lembut. "Aku ingin membuka anggur itu saat Hari Valentine nanti denganmu. Tetapi kalau kamu menginginkannya sekarang, kita bisa membukanya nanti malam."     

Anya mengangguk dengan puas.     

Aiden terlihat sangat luar biasa. Meski ia tidak berbicara sekali pun dan hanya berdiri di atas panggung, auranya terpancar, bak seorang raja di atas tahtanya.     

Saat ia dan Anya berdiri berdampingan, semua orang memahami mengapa Aiden begitu mencintai wanita di sampingnya.     

Anya juga memiliki aura yang sama seperti Aiden, aura yang luar biasa. Tetapi bedanya, aura Anya terlihat bak malaikat yang turun dari langit, sangat cantik dan murni.     

Mereka berdua adalah pasangan yang sangat sempurna. Ditambah lagi, keluarga kecil mereka dilengkapi dengan anak kembar. Semua orang merasa iri dengan hidup mereka yang luar biasa.     

Jessica berdiri di antara kerumunan, melihat dua orang yang sedang memotong kue bersama-sama. Hatinya penuh dengan kecemburuan saat melihat Aiden memperlakukan Anya dengan sangat lembut.     

Anya bisa merasakan tatapan tajam dari arah kerumunan. Ia mengangkat kepalanya dan memandang ke depan, menemukan Jessica tepat di hadapannya.     

Jessica langsung mengangguk ke arah Anya dengan senyum di wajahnya. Anya membalas senyuman itu dan memalingkan pandangannya.     

Anya yang dulu mungkin akan merasa cemburu saat melihat wanita yang dekat dengan Aiden. Tetapi sekarang Anya tidak merasakan apa pun.     

Ia sangat mempercayai Aiden dan ia tahu Aiden tidak peduli dengan wanita mana pun selain istrinya sendiri.     

Setelah memotong kue, Anya pergi ke kamar anak-anaknya. Arka dan Aksa baru saja selesai makan dan mereka mengantuk.     

"Anya, bagaimana kalau aku pulang bersama dengan Arka dan Aksa dulu?" kata Hana.     

Arka dan Aksa sudah kenyang. Popok mereka juga sudah diganti. Sekarang mereka bisa tidur dengan nyenyak.     

Anya memandang dua putranya dengan penuh sayang. "Baiklah kalau begitu. Biar mereka bisa istirahat lebih awal. Hati-hati di jalan, Bu Hana."     

Arka dan Aksa di bawa pulang dengan perlindungan dari para pengawal Aiden. Mobilnya dikawal dari depan dan belakang secara bersamaan, demi menjaga keamanan mereka berdua.     

Tara menemani Anya untuk mengantar kedua putranya hingga mobil itu menghilang dari pandangan. Setelah itu, mereka berjalan-jalan sebentar di taman hotel, di lantai satu.     

"Anya, sebelumnya kami tidak mau memberitahumu karena takut kamu khawatir. Apakah kamu sudah tahu bahwa Jessica adalah sainganmu?" tanya Tara.     

"Nadine sudah memberitahuku. Apakah kamu khawatir? kamu mengkhawatirkan Aku atau Aiden?" tanya Anya sambil tersenyum.     

"Tentu saja aku mengkhawatirkan kamu. Aku tahu kamu tidak suka acara sosial seperti ini, tetapi Aiden membutuhkan pendampingnya saat bertemu dengan orang lain. Meski kamu tidak suka, setidaknya kamu bisa berdiri di sampingnya dan tersenyum. Lihat semua pebisnis yang datang. Mereka semua memiliki pendamping mereka masing-masing. Hanya Aiden saja yang sendiri," Tara tidak menyembunyikan apa pun dari sahabatnya. Ia hanya menginginkan yang terbaik untuk Anya.     

Anya melihat ke arah hall pesta yang ada di belakangnya. Seperti kata Tara, semua pebisnis yang hadir akan membawa pasangannya, entah itu istrinya, kekasihnya, calon kekasihnya atau pun sekretarisnya.     

Mereka semua dikelilingi oleh wanita yang cantik dan muda, tidak peduli berapa usia sang pria.     

"Apakah kamu menyuruhku untuk mendampingi Aiden agar semua orang tahu bahwa Aiden adalah milikku? Lalu mengapa kamu tidak berada di samping Nico? Lihat ia sedang mengobrol dengan wanita-wanita cantik itu," Anya melihat ke arah Nico yang tidak jauh dari mereka.     

Tidak tahu apa yang Nico katakan pada para wanita itu, tetapi semua orang di sekitarnya tertawa.     

"Nico!" Tara langsung merasa marah. "Aku lengah sedikit saja, ia langsung dikelilingi oleh banyak wanita. Aku akan mengusir semua wanita itu. Pikirkan baik-baik apa yang aku katakan!"     

Anya tertawa saat melihat Tara menghentakkan kakinya menuju ke dalam ruangan.     

Meski Nico dikelilingi banyak wanita cantik, satu-satunya wanita yang ada di dalam hati Nico hanyalah Tara.     

Begitu Tara pergi, seseorang daatng menghampiri Anya.     

Dua tahun yang lalu, Aiden tidak pernah mengajaknya ke acara-acara sosial seperti pesta, jadi Anya tidak banyak mengenal orang.     

Setelah kembali ke Indonesia, ia sibuk mempersiapkan kompetisi parfum dan Iris. Setelah itu, ia menghabiskan semua waktunya di rumah untuk menjaga kehamilannya sehingga Anya tidak mengenal siapa pun.     

"Anya, selamat atas kelahiran anak-anakmu. Mereka sangat lucu."     

"Terima kasih," jawab Anya dengan sopan.     

"Kamu sangat beruntung. Kamu tidak hanya mendapatkan Aiden, tetapi juga bisa melahirkan anak kembar."     

"Aku dengar sainganmu sudah mati. Bagaimana cara kamu melakukannya?" pada saat itu, tiba-tiba saja suara yang familier terdengar.     

Anya menoleh dan memandang sumber suara tersebut. Bukankah itu Yura?     

Yura adalah sahabat baik Natali. Di hari pertunangan Natali, Yura membantu sahabatnya itu untuk menculik Anya dan menyuruh orang untuk memperkosanya. Untung saja Aiden datang tepat waktu dan menyelamatkannya.     

Bukankah Yura seharusnya berada di dalam penjara? Apakah masa tahanannya sudah berakhir?     

Anya merasakan firasat yang buruk. Walaupun taman ini tidak jauh dari ruang acara, Anya merasa situasinya tidak menguntungkan untuknya. Yura membawa beberapa orang bersamanya, sementara ia sendirian. Ia harus segera kembali ke dalam kalau tidak mau terjadi sesuatu pada dirinya.     

Ia berbalik dan hendak pergi, tetapi Yura langsung menginjak gaunnya dan menghentikannya.     

Beberapa dari mereka langsung mengepung Anya sambil membawa gelas anggur. Dilihat dari kejauhan, semua orang pasti berpikir para wanita ini sedang memberi ucapan selamat pada Anya.     

Tidak ada yang terlihat aneh di mata mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.