Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Saingan Baru



Saingan Baru

0"Ibu tinggal di rumahnya sendiri, di taman. Bukankah ayah dan ibu juga pernah ke sana? Ia menyukai rumah yang seperti villa itu, di tengah taman-taman dan kebun miliknya, sehingga rumah yang Aiden beli itu sekarang kosong," Anya memegang tangan ibunya dengan lembut. "Rumah itu seolah sudah ditakdirkan untukmu. Ibu, apakah ibu tidak ingin pindah ke dekat rumahku?"     

"Ayah, ibu, tidak ada yang pernah tinggal di rumah itu dan rumah itu selalu dibersihkan. Sebelum pergi ke sana, aku juga bisa meminta seseorang untuk mendekornya ulang sesuai dengan keinginan kalian. Kalian bisa tinggal di sana untuk menghindari keramaian juga," kata Aiden, membantu Anya untuk membujuk orang tuanya. Dengan berita kematian Keara, beberapa wartawan juga pasti akan datang untuk menemui Galih dan Indah.     

Galih memandang ke arah istrinya dan putrinya. Mereka sudah berpisah selama lebih dari 20 tahun, sebelum akhirnya mereka bisa kembali bersatu. Mungkin mereka harus lebih sering bertemu satu sama lain untuk menebus waktu yang terlewat.     

Keara sudah tidak ada. Berada di rumah yang besar ini hanya akan membuat Galih dan Indah semakin sedih.     

Pada akhirnya, Galih meminta bantuan dari pelayannya untuk mengemasi baju-bajunya dan istrinya. Aiden langsung menelepon Hana bahwa Galih dan Indah akan datang ke rumah mereka dan makan bersama. Setelah itu, Galih dan Indah akan tinggal di area yang sama dengan Anya dan Aiden.     

Sebelum tahun baru, Aiden mengurus semua masalah Keara dengan cara yang sangat sederhana.     

Semua hal-hal yang tidak menyenangkan akan mereka tinggalkan di tahun yang lalu dan semua orang akan menyambut tahun yang baru bersama-sama.     

Anya pergi ke Iris setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Hari-hari lainnya ia habiskan untuk mendekam di ruang parfumnya.     

Saat ia lelah, ia akan bermain-main dengan anaknya atau mengunjungi ibunya.     

Setiap hari, Indah akan memasakkan makanan untuk Anya. Saat Anya datang mengunjunginya, mereka akan makan bersama-sama.     

Anya berusaha untuk selalu menemani ibunya, hanya sekedar makan atau mengobrol bersama dengannya.     

Setelah masalah Keara berlalu, dengan adanya Anya di samping mereka, Galih melihat bahwa suasana hati istrinya sudah membaik dan ia bisa kembali bekerja.     

Awal tahun cukup sibuk bagi Galih dan juga Aiden sehingga mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.     

Sampai akhirnya, Anya dan Aiden memutuskan untuk merayakan satu bulanan Arka dan Aksa yang belum sempat mereka rayakan sebelumnya.     

Indah memberikan saham dari perusahaan Pratama sebesar 20% pada Anya, membuat Galih merasa sedikit kesal.     

Sebenarnya Galih juga ingin memberikan sahamnya pada Anya, tetapi Indah sudah mendahuluinya. Kalau Galih ingin memberikannya lagi, Anya tidak akan mau menerimanya.     

Anya tidak akan mau menjadi pemegang saham terbesar dari perusahaan Pratama. Ia tidak mau dipaksa menjadi CEO dari Pratama Group hanya karena ia memegang terlalu banyak saham.     

Pesta perayaan satu bulanan Arka dan Aksa diadakan di Hotel milik Atmajaya Group.     

Bima merasa sangat bahagia bisa mendapatkan dua cucu laki-laki sekaligus sehingga ia langsung mengundang orang sebanyak mungkin yang ia bisa.     

Orang-orang yang mendapatkan undangan tidak butuh waktu untuk berpikir apakah mereka mau datang atau tidak. Tentu saja mereka akan datang!     

Keluarga Atmajaya jarang sekali mengadakan sebuah acara besar seperti ini dan semua orang tidak akan melewatkan kesempatan untuk datang ke pesta besar tersebut.     

Saat Anya keluar dari mobilnya, Aiden sudah menunggunya di depan pintu dan mengulurkan tangan untuk membantu Anya dengan cara yang sangat sopan.     

Ia menggenggam tangan Anya dan menggandeng tangannya, menunjukkan bahwa wanita di sampingnya ini adalah seseorang yang paling berharga di dunia ini.     

Kedatangan Aiden dan Anya langsung menarik perhatian semua orang, termasuk para wartawan yang sudah menanti di depan pintu hotel.     

"Aiden, Aiden …" panggil mereka.     

"Aiden, aku dengar kamu dan Anya sudah menikah dua tahun lalu. Apakah itu benar?"     

"Ada desas-desus mengatakan bahwa Anya hamil dua tahun lalu agar bisa menikah denganmu, menggunakan anak di dalam kandungannya. Tetapi setelah gagal, ia memutuskan untuk pergi ke luar negeri. Kali ini, mengapa kamu membiarkannya untuk melahirkan?"     

"Dari media mana kamu? Tolong jaga ucapanmu. Aku dan Anya saling mencintai satu sama lain dan sudah menikah dua tahun lalu. Tidak ada paksaan di antara hubungan kami. Aku yang mengejarnya dan memintanya untuk menjadi istriku," kata Aiden, menekankan setiap kalimatnya dengan tegas.     

Semua orang yang hadir langsung tertegun mendengarnya.     

Jadi, selama ini Aiden lah yang mengejar-ngejar Anya untuk mendapatkan cintanya? Aiden yang luar biasa itu mengejar-ngejar seorang wanita, bukan sebaliknya?     

Seorang wartawan langsung menyambung pertanyaan dengan cepat. "Apakah kamu dan Anya akan mengadakan pesta?"     

"Aiden, siapa nama kedua anak laki-lakimu dan Anya?"     

Aiden tidak mau menjawab. Semua pertanyaan dari wartawan itu membuatnya merasa semakin tidak senang.     

Tetapi Anya tidak keberatan untuk menungkapkan nama panggilan kedua putranya di hadapan media. Ia mengelus tangan Aiden dengan lembut agar Aiden tidak kesal dan mengambil alih untuk menjawab pertanyaan tersebut.     

"Nama panggilan putra pertama kami adalah Arka dan nama panggilan putra kedua kami adalah Aksa. Kami berterima kasih atas kedatangan kalian semua untuk merayakan kelahiran putra-putra kami. Aku akan memberikan voucher Iris untuk kalian semua dan kalian juga bisa mengikuti undian untuk mendapatkan parfum edisi terbatas dari Iris," Anya tersenyum saat mengatakannya.     

Semua orang tahu bahwa parfum edisi terbatas untuk hari Valentine yang dijual oleh Iris sangatlah langka. Mendapatkan nomor antrian itu bukan hal yang mudah. Mereka harus saling berebut untuk mendapatkannya.     

Walaupun para wartawan ini tidak bisa mendapatkan nomor antrian tersebut, kesempatan untuk mengikuti undian ini juga sangat berharga.     

"Terima kasih, Anya. Aku sangat mengagumi parfum buatanmu."     

"Anya, kamu tampak cantik hari ini. kamu terlihat sangat serasi dengan Aiden."     

Wajah Aiden terlihat sedikit lebih baik saat mendengarnya. Bahkan ia terlihat sedikit berseri-seri. "Anya dan aku akan mengadakan pesta pernikahan kami yang tertunda. Dan kalian semua akan diundang."     

"Selamat untuk kalian berdua!"     

"Apakah kalian bisa memberitahu kami kapan tanggal pernikahannya?"     

Aiden memandang ke sekitarnya dan berkata, "Hari ini adalah pesta untuk kedua putraku. Kalian datang untuk merayakannya.     

Kata-kata Aiden menandakan bahwa ia meminta semua wartawan untuk tidak membahas mengenai sesuatu yang tidak berhubungan dengan ulang tahun anaknya.     

Setelah itu, ia mengabaikan para wartawan dan menggandeng tangan Anya ke dalam ruang pesta hotelnya tersebut.     

Di sana, para tamu sudah hadir. Pesta tersebut dihadiri oleh para tamu yang sangat terhormat. Dari pejabat, pengusaha, bahkan ada beberapa dari mereka yang merupakan selebritis.     

Terakhir kali Anya melihat Bima mengadakan pesta yang besar seperti ini adalah saat ulang tahunnya. Setelah ulang tahunnya, Bima jarang keluar rumah atau menghadiri acara.     

"Bima, lama tidak bertemu. Terakhir kali aku pergi ke Atmajaya Group, aku tidak melihatmu," kata seorang pria tua dengan perut yang buncit.     

"Paman Eka, kamu sudah datang," kata Aiden, menyapanya.     

"Aku datang bersama dengan Jessica. Kebetulan aku juga sedang mencarimu. Ini …" pandangan Eka teralih dari Aiden dan tertuju pada Anya.     

"Ini adalah istriku, Anya," Aiden berbalik dan menatap istrinya. "Anya, ada yang harus aku bicarakan dengan Paman Eka. Kamu cari Kak Maria dulu."     

Anya mengangguk dan kemudian berpamitan pada Eka, "Senang bertemu denganmu, Paman. Aku pergi dulu. Kalian mengobrol-lah."     

Setelah Anya pergi, Eka menepuk pundak Aiden, "Jessica akan sangat sedih."     

"Aku dan Jessica adalah teman baik. Ia akan ikut senang kalau aku senang," kata Aiden dengan tenang.     

Dari kejauhan, Nadine melihat pamannya dan Eka sedang berbicara. Ia teringat akan peringatan Harris kepadanya dan merasa semakin cemas. Ia langsung melihat ke sekitarnya dan menemukan Jessica.     

"Nadine, apa yang kamu lihat?" tanya Anya sambil menghampirinya.     

Nadine merasa sedikit bimbang. Ia mendengar dari Aiden bahwa depresi yang Anya alami sudah semakin membaik sejak kematian Keara.     

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia memutuskan untuk angkat bicara.     

"Bibi, apakah kamu lihat wanita dengan gaun berwarna krem itu?" tanya Nadine.     

Anya mengikuti arah pandang Nadine dan melihat seorang wanita bertubuh tinggi yang sangat elegan dan menawan. Dari cara berpakaiannya, cara membawa diri, caranya memegang gelas anggur, caranya memandang ke sekitarnya, ia terlihat sangat anggun.     

"Cantik sekali. Apakah dia artis?" tanya Anya dengan polos.     

"Itu sainganmu. Namanya Jessica, anak dari pemilik Hermawan Group, Eka Hermawan. Dia adalah teman sekelas kakakku saat kuliah. Anggur yang disukai oleh paman adalah pemberiannya," suara Nadine semakin lama semakin pelan.     

"Mantan pacar Aiden?" tanya Anya.     

"Bukan mantan, tetapi hubungan mereka cukup dekat. dua tahun terakhir ini, Jessica mengambil alih perusahaan ayahnya dan sering sekali bekerja sama dengan Atmajaya Group. Bibi harus berhati-hati. Meski kalian sudah menikah, semua wanita tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan pamanku. Apakah bibi mengerti?" Nadine sudah tidak bisa menghentikan mulutnya lagi. Semakin banyak kata-kata yang keluar dari mulut Nadine, wajah Anya terlihat semakin mendung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.