Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Biro Jodoh



Biro Jodoh

0Tara bisa melihat bahwa Della sangat menyukai Raka. Kalau memang Raka ingin melakukan sesuatu padanya, gadis itu tidak akan menolak.     

Ia mengusir Nico pergi dari sana dan mengobrol sebentar bersama dengan Della, menceritakan mengenai cerita masa lalu Anya dan Raka.     

"Dulu Anya dan Raka sempat berkencan. Saat itu, ibu Anya sedang sakit dan ia membutuhkan uang. Ibu Raka meminta Anya untuk menjauhi anaknya dan memberikan uang yang tidak bisa Anya tolak untuk keselamatan ibunya. Pada akhirnya, mereka harus berpisah. Kejadian itu telah menjadi duri di hati Raka. Ia menyesal karena tidak tahu keadaan Anya yang sebenarnya, menyesal karena tidak bisa membantunya. Sekarang, ia bisa membantumu. Mungkin dengan ini, duri-duri di hatinya perlahan bisa menghilang."     

Setelah mengatakannya, Tara menepuk pundak Della dengan lembut. "Jaga dia baik-baik. Raka adalah pria yang baik. Orang-orang di internet menyebutnya sebagai mantan terindah di Indonesia. Jangan pedulikan mengenai masa lalunya dengan Anya. Lihatlah dirinya sekarang. Tidak ada yang perlu diragukan lagi dari Raka."     

"Aku tahu Raka adalah orang yang baik," Della mengangguk dan tersenyum.     

"Kalau begitu beristirahatlah. Selamat malam," Tara keluar dari kamar tersebut.     

Setelah kembali ke kamarnya, ia melihat Nico berbaring di tempat tidur. Nico mengusap matanya dengan tangannya. "Aku pusing."     

"Hanya untuk membuat Raka mabuk, kamu juga sampai mabuk seperti ini. Katakan padaku, apakah kamu sengaja membiarkan Della satu kamar dengan Raka?"     

"Aku hanya membantu temanku. Akan lebih baik kalau hubungan mereka bisa berlanjut ke jenjang selanjutnya," Nico tidak mengelak.     

"Apakah kamu tidak takut apa yang akan terjadi pada Raka. Ia harus bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Bukankah ia juga pernah merasakan hal ini saat bersama dengan Natali?" Tara terlihat khawatir.     

"Situasinya berbeda. Ia ditipu Natali, padahal ia sama sekali tidak menyukai Natali. Tetapi aku tahu Raka menyukai Della. Semua orang mengira bahwa Raka masih mencintai bibi. Padahal, sebenarnya Raka hanya merasa bersalah dan menyesal karena tidak bisa menjadi sosok kekasih yang baik untuk bibi. Sekarang, ia sudah melupakan mengenai bibi dan mendapatkan kesempatan untuk menyembuhkan luka di hatinya," kata Nico.     

Malam itu, terus mengguyur membasahi tanah seolah ingin memendam masa lalu yang buruk dan menyakitkan hingga meresap ke dalam bumi. Dan setelah itu, tunas-tunas baru akan tumbuh, memberi harapan yang baru bagi mereka yang telah pupus.     

…     

Saat terbangun keesokan harinya, Raka melihat seorang gadis di pelukannya. Kemarin malam ia mabuk berat sehingga tidak bisa mengingat apa pun yang ia lakukan.     

Kepingan-kepingan ingatannya mengenai semalam seolah kembali satu persatu, seperti puzzle yang ditata setiap kepingnya hingga sempurna.     

Perlahan ia membuka selimut yang melingkupi tubuhnya dan merasakan napasnya tercekat. Tidak hanya tubuhnya saja yang berada di balik selimut itu, tetapi juga tubuh Della yang tanpa busana sama sekali.     

Kulit Della sangat putih, sehingga bekas ciuman dari Raka yang berwarna kemerahan terlihat sangat menonjol di kulitnya itu. Bekas ciuman yang berwarna merah seperti stroberi itu memenuhi sekujur tubuh indah Della.     

Saat mengingat kembali apa yang ia lakukan semalam, Raka langsung menyalahkan dirinya sendiri.     

Della masih sangat muda, baru berusia 20 tahun!     

Tetapi melihat bekas di tubuh Della, sepertinya ia telah bercinta dengan gadis ini lebih dari satu kali. Raka bahkan tidak bisa ingat berapa kali ia bercinta dengan Della semalam.     

Della masih tertidur dengan lelap di sampingnya, tidak tahu bahwa saat ini Raka sedang kebingungan setengah mati.     

"Raka, apakah kamu sudah bangun?" teriak Nico dari depan pintu kamarnya.     

"Jangan masuk!" Raka menggeram dari dalam.     

Nico tertawa mendengarnya. "Ini adalah rumahku. Mengapa aku tidak boleh masuk ke kamar di rumahku sendiri."     

"Nico, diamlah kalau kamu tidak mau mati! Jangan berani-berani masuk ke dalam!" Raka marah setengah mati, tetapi Nico malah memain-mainkan gagang pintu kamar tersebut dan berniat membukanya.     

Della yang mendengar suara yang keras langsung terbangun dari tidurnya. Ia begitu panik dan langsung menguburkan tubuhnya ke dalam selimut.     

Ia tidak boleh membiarkan Nico dan Tara melihatnya seperti ini. Tetapi ia juga tidak bisa keluar dari selimut. Kalau keluar, mereka akan jauh lebih malu. Saat ini, mereka berdua sama-sama sedang telanjang.     

"Nico, jangan mengganggu tamu!" dari luar pintu, terdengar suara Tara yang diikuti dengan teriakan Nico. "Aduh, aduh … Telingaku sakit. Nanti telingaku copot!"     

"Siapa suruh kamu mengganggu tamu pagi-pagi seperti ini? Mengapa kamu tidak sopan sekali?" kata Tara. Ia pusing menghadapi kenakalan tunangannya ini.     

"Kalau begitu, ayo kita sarapan," Nico berdiri di depan pintu dan berteriak dengan keras. "Raka, aku akan sarapan dengan Tara di rumah paman. Nanti aku akan membawakan makanan untukmu!"     

Setelah mendengar suara langkah kaki yang menjauh, Della baru bisa keluar dari selimut. Ia menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Raka.     

"Pakai bajumu. Kita akan pulang," kata Raka dengan tenang.     

"Kemarin malam …"     

"Aku akan pergi ke rumah keluargamu dan menghadap pada ayahmu untuk melamarmu secara resmi," sela Raka.     

Della hanya memandang Raka dengan tatapan tidak percaya. "Kamu akan menikahiku?"     

"Kamu tidak mau?" alis Raka terangkat saat melihatnya.     

"Aku mau …" kata Della dengan cepat. "Aku sangat menyukaimu. Aku sudah pernah melihatmu beberapa kali di pesta sebelumnya, tetapi mungkin kamu tidak mengenaliku. Beberapa bulan ini, saat tinggal bersamamu, perasaanku padamu semakin dalam. Tetapi aku berharap kamu mau menikahiku karena kamu ingin bersamaku dan karena kamu menyukaiku. Bukan karena apa yang terjadi kemarin malam. Aku tidak akan memintamu untuk bertanggung jawab."     

"Aku menyukai kehidupanku yang tenang sekarang. Aku terbiasa melihatmu duduk di sofa ruang keluarga saat aku pulang kerja. Aku tidak tahu apakah perasaan ini bisa dibilang suka, tetapi setelah ada kamu di hidupku, rasanya hidupku tidak seburuk itu. Aku tidak tahu apakah kamu bisa puas dengan jawaban ini," jawab Raka dengan serius.     

"Kamu tidak mencintaiku, tetapi kamu terbiasa dengan kehadiranku di hidupmu. Bukankah itu artinya kamu suka padaku?" Della memandangnya dengan penuh harap.     

"Hmm … Kamu bisa menganggapnya begitu," Raka tidak membantah.     

Della tertawa dan langsung memeluk Raka dengan senang. "Suatu hari nanti, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku!"     

Raka langsung menegang karena sentuhan itu. Sepertinya gadis ini lupa bahwa mereka tidak mengenakan apa pun sekarang.     

Ia sedikit …     

"Della, Nico dan Tara akan segera kembali. mungkin lebih baik kita segera memakai baju," Raka berdeham pelan untuk mengingatkan Della.     

Ketika mendengar apa yang Raka katakan, Della baru menyadari situasinya sekarang. Wajahnya langsung merona dan ia segera berbalik menjauhi Raka.     

Mungkin, ia tidak bisa memiliki cinta Raka sekarang. Tetapi setidaknya, ia memiliki kesempatan untuk mendampingi Raka.     

Ia akan berusaha untuk membuat Raka mencintainya, sama seperti ia mencintai Raka …     

…     

Di rumah Aiden, keempat orang yang selalu menumpang sarapan sudah hadir.     

Begitu tiba, Harris dan Nadine langsung membantu ibunya di dapur. Hana merasa sangat senang bisa memiliki menantu yang baik hati seperti Nadine.     

Sementara itu, Tara langsung menarik Anya untuk menggosipkan mengenai Raka dan Della.     

"Paman, ayo kita bertaruh. Aku bertaruh bahwa Raka dan Della bercinta kemarin malam," kata Nico dengan penuh semangat.     

"Nico, strategi baru Atmajaya Group sudah ditentukan. Kita akan membuat biro jodoh dan kamu akan menjadi pemimpinnya," kata Aiden, menyindir keponakannya itu.     

Nico sangat malas dalam bekerja, tetapi kalau masalah yang menyenangkan seperti ini, ia bergerak paling cepat!     

Nico tidak sadar bahwa Aiden sedang menyindirnya, "Paman, sejak kapan Atmajaya Group berniat untuk membuka biro jodoh?"     

"Sejak saat ini," jawab Aiden.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.